Pengalaman Berkunjung ke Kota Thaif di Mekkah

Datanglah ke Kota Thaif di Mekkah. Anda akan merasakan udaranya yang dingin dan buah-buahan yang menggoda selera

Pengalaman Berkunjung ke Kota Thaif di Mekkah

Alhamdulillah senang sekali saat mengetahui kalau paket umrah akhir ramadhan 2024 ada kunjungan ke kota Thaif, Mekkah. Kota Thaif adalah salah satu kota yang terletak sekitar 67 kilometer dari Mekkah, Arab Saudi. Kawasan ini terkenal dengan suasananya yang berhawa sejuk dan memiliki perkebunan yang subur. 

Saya dan suami berkunjung ke kota Thaif pada tanggal 4 April 2024. Kami diminta berkumpul di lobi hotel pada pukul 07.00 WAS (Waktu Arab Saudi). Ada beberapa tempat yang menjadi tujuan kami saat ke kota Thaif yakni ke Masjid Abdullah bin Abbas, Masjid Addas, Masjid Qu, penyulingan minyak parfum dan pengambilan miqot untuk umrah ketiga di Kornul Manazil. 



Di kota Thaif ini juga bisa untuk jamaah yang ingin naik kereta gantung dengan membayar 100 riyal per orang. Saya dan suami tidak mendaftar untuk naik kereta gantung. Jadi hanya ke tempat-tempat yang disebutkan saja karena memang fokus untuk pengambilan miqot ketiga. Karena berniat untuk mengambil miqot, maka diminta untuk mempersiapkan diri untuk pengambilan miqot. Misalnya dengan membawa baju ihram untuk laki-laki. 




Sebelum pukul 07.00, bus yang akan membawa jamaah ke kota Thaif telah tiba di lobi hotel. Kami pun bergegas menaiki bus. Sepanjang perjalanan menuju ke kota Thaif, saya dan suami lebih banyak beristirahat. Sesekali terbangun dan melihat pemandangan kota Thaif. 



Saat memasuki kota Thaif, suasana kota tampak lebih sepi. Tak banyak bus yang lalu lalang seperti layaknya kota. 


Sejarah Kota Thaif 


Kota Thaif memiliki sejarah dalam perkembangan Islam di masa Nabi Muhammad SAW. Di kota Thaif yang dihuni oleh kaum Bani Tsaqif, Nabi Muhammad pernah mendapat penolakan dari penduduk Bani Tsafiq. Bahkan penolakan itu tak hanya dilakukan oleh orang dewasa melainkan anak-anak yang juga melempar Nabi Muhammad SAW dengan kerikil. 



Diriwayarkan bahwa peristiwa bersejarah di Thaif ini terjadi pada tahun kesepuluh masa kenabian. Kala itu, Nabi Muhammad ditinggal oleh Abu Thalib (sang paman) dan Siti Khadijah (sang istri tercinta), keduanya adalah orang-orang yang dicintai oleh Nabi Muhammad SAW. 


Nabi Muhammad yang datang menyebarkan Islam kepada penduduk Bani Tsafiq ditolak  dan bahkan mengusir Rasulullah dengan batu hingga Nabi Muhammad terluka. Nabi Muhammad ke Thaif bersama anak angkatnya Zaid ibn Haritsah. Zaid berusaha melindungi Nabi Muhammad dari serangan fisik kepada Nabi disertain hinaan, cacian hingga Nabi Muhammad terluka. 



Apa yang dialami Nabi tak membuat Nabi marah tapi dengan kesabarannya menerima penolakan itu. Malaikat Jibril marah saat melihat Nabi terluka dan memohon agar Nabi Muhammad berdoa kepada Allah untuk menghancurkan kota Thaif dengan mengangkat gunung-gunung yang ada di kota Thaif. 


Tawaran itu ditolak Nabi Muhammad. Bahkan saat kuncuran darah mengenai wajahnya, Nabi Muhammad mengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada Allah. “Sungguh Allah tidak mengutusku untuk menjadi orang yang merusak dan bukan (pula) orang yang melaknat. Akan tetapi Allah mengutusku untuk menjadi penyeru dan pembawa rahmat. Ya Allah, berilah hidayah untuk kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui” (HR. Al Baihaqi). 




MasyaAllah, betapa mulianya hati Rasulullah. Dan berkat doa Nabi Muhammad serta ijin Allah itulah, kini penduduk kota Thaif beriman kepada Allah dan kemudian menjadi salah satu kota yang membantu penyebaran agama Islam. Alhamdulillah. 


Tiba di Kota Thaif 


Saat pertama tiba di kota Thaif dan turun dari bus, udaranya dingin. Padahal matahari terang benderang. Kami langsung menuju Masjid Abdullah bin Abbas untuk menunaikan shalat tahiyatul masjid dan shalat dzuhur. Di Masjid itu juga terdapat perpustakaan yang bernama perpustakaan Abdullah bin Abbas. Perpustakaan ini merupakan salah satu perpustakaan wakaf tertua yang memuat informasi perkembangan Islam. 


Ada banyak sekali naskah-naskah tulisan tangan, berbagai literatur Islam serta buku-buku dan manuskrip sejak awal untuk percetakan bahasa Arab. Masjid dan perpustakaan ini dibangun antara tahun 1250-1270 hijriah dengan tujuan memperlancar proses pembelajaran bagi para pelajar, peneliti dan cendekiawan serta ulama. 




Pada tahun 1378 H, Raja Sawd bin Abdulazis Al Saud memerintahkan agar Masjid Abdullah bin Abbas ini dibangun secara menyeluruh dan kini menjadi tujuan pembelajaran untuk perkembangan Islam. 


Hanya saja ketika kami tiba disana, perpustakaan itu dalam keadaan tertutup. Mutthowif menjelaskan dengan detail tentang kisah Abdullan bin Abbas. Abdullah bin Abbas adalah sahabat Nabi Muhammad dan juga seorang perawi Hadis. Ia tercatat telah meriwayatkan lebih dari 1600 hadis. 



Abdullan bin Abbas adalah putra dari paman Nabi Muhammad yaitu Abbas bin Abdul Muttalib dan ibunya bernama Ummu Fadil Lubabah al Kubra binti Haris al-Hilaliyah. Jarak usia antara Nabi Muhammad dan Abdullah bin Abbas lebih dari setengah abad. 


Selepas berkunjung ke Masjid, kami sempat cuci mata melihat buah-buah yang menggoda hati untuk dibeli. Ada buah apel, buah tin hingga buah delima dan lain-lain. Harganya juga cukup terjangkau. 


Salah satu jamaah ada yang pesan untuk dibelikan buah tin untuk ibundanya. Suami sempat agak lama berjemur dibawah sinar matahari kota Thaif. Udaranya dingin tapi mataharinya tampak terang bersinar dan menyilaukan. 

 

Kami pun melaju hingga perkebunan mawar yang terkenal di kota Thaif. Apa saja yang ada di perkebunan mawar itu? 


Saya akan menulisnya di tulisan blog selanjutnya. 

கருத்துரையிடுக