Tips Tetap Produktif setelah Resign

Setelah memutuskan resign pada akhir Januari 2024 (resign resmi per 1 April 2024), saya pun mulai merancang kegiatan agar tetap produktif setelah resign. Kebiasaan bekerja di kantor yang kemudian hilang begitu saja tentunya harus diganti kegiatan lainnya yang tetap produktif sehingga bisa tetap bermanfaat bagi sesama. 

Ya, keinginan untuk tetap bermanfaat bagi sesama semoga bisa tetap dapat terlaksana dengan cara yang baik. Mungkin dulu ketika masih aktif bekerja bisa bermanfaat kepada sesama melalui kegiatan di kantor. 

Tapi bagaimana setelah resign?

 

Saya memutuskan benar-benar keluar dari seluruh grup kantor pada pertengahan bulan Maret 2024. Ketika persiapan melaksanakan puasa ramadhan dan persiapan saya akan melaksanakan umrah ramadhan selama 19 hari. Ini adalah waktu yang tepat karena saya masih memaksimalkan waktu kala ramadhan dengan berbagai kegiatan positif dan amalam-amalannya. Alhamdulillah. 

Satu sisi, saya bersyukur sudah ada media sosial dan saya aktif menulis di blog sehingga saya berharap karya saya masih bisa bermanfaat melalui media sosial yang saya miliki. Harapannya lagi, apa yang saya lakukan ini menambah ladang pahala bagi saya kelak. 

Jadi, apa yang harus saya lakukan agar tetap produktif setelah kerja? 

Siapkan Prasarana Pendukung di Rumah

Pertama-tama setelah memutuskan resign itu saya sampaikan kepada suami untuk akan tetap menulis. Ya terutama menulis di blog saya ini. Dan untuk memutuskan lebih aktif menulis di blog, saya menyampaikan ke suami untuk membeli meja belajar sederhana dengan budget tak lebih dari Rp 500 ribu. Kebetulan saya ingin meja belajar sederhana dan ukurannya pun tak begitu besar sehingga bisa diletakkan di sudut kamar. 

Sebetulnya ada meja kerja suami di lantai dua. Tapi saya malas kalau harus bolak balik lantai satu dan lantai dua untuk menulis. Kebetulan memang kegiatan saya lebih banyak di lantai satu. Buku-buku bacaan saya banyak di lantai dua tapi ada juga di lantai satu. Biasanya buku di lantai satu adalah buku yang sedang saya baca atau akan saya baca. Sedangkan buku-buku di lantai dua adalah buku yang sudah saya baca atau entah kapan akan saya baca. Begitulah. 

Sebelum membeli meja belajar, saya sudah mendatangi beberapa toko yang menjual meja belajar. Tapi ukuran dan harganya kurang sesuai dengan keinginan saya. Akhirnya saya beli melalui online seharga Rp 300 ribuan. Meja belajar dengan merk Pira yang saya beli dikirim dari Gresik, Jawa Timur. Tak sampai sepekan, meja belajarnya tiba. Meja belajar ini datang dalam keadaaan masih belum dirakit sehingga dirakit hingga tengah malam oleh suami. Alhamdulillah makasih, Cinta …

Rencanakan Kegiatan Positif  

Saya bersyukur keinginan saya untuk tetap belajar selalu ada. Saya senang belajar walaupun saya tahu belakangan kemampuan belajar saya agak menurun. Tapi saya senang belajar, membaca buku dan berdiskusi tentang apa saja. Nah selama ini kan seringkali saya hanya ke kajian ketika libur kerja. Tapi setelah memutuskan resign, saya bersyukur bisa datang kajian kapan saja karena setiap hari adalah libur kerja. Hahahaa. 

Nah kemudian saya tahu yayasan tempat saya berangkat haji memiliki kelas belajar pendidikan dakwah. “Ummi daftar disana saja buat belajar. Kan dulu ingin,” kata suami. Saya pikir iya benar juga. Setelah pulang haji sebetulnya saya ingin belajar tentang ilmu agama. Saya kemudian menghubungi Bu Rusmi, dari yayasan dan kemudian mendapat informasi bahwa kelas semester baru akan dimulai setelah lebaran, tepatnya akhir April 2024. Alhamdulillah waktu yang pas. Saya langsung mendaftar untuk memulai kelas belajar pendidikan dakwah sepekan dua kali di pagi hari. Alhamdulillah. Saya juga berniat untuk menghadiri kajian Ustadzah Halimah Alaydrus di Condet sebulan dua kali yakni pekan pertama dan pekan ketiga. Kemudian menghadiri secara rutin majelis taklim rajab di dekat rumah. 

Selain itu tentu saya saya merancang waktu agar lebih banyak menghabiskan waktu produktif dengan menulis di blog dan berbagi pengalaman saya di media sosial lainnya seperti di instagram dan youtube.

Saya berencana untuk lebih memaksimalkan waktu untuk travel umrah dan haji yang sahamnya kami miliki. Sekarang karena telah resign jadi mungkin bisa memaksimalkan kemampuan yang ada untuk ke sana. Walaupun sebetulnya managemen kantor telah ada dan berjalan dengan baik. 

Atur Waktu Sebaik Mungkin

Mengatur waktu ini penting sekali walaupun sudah resign. Maksudnya, jangan biarkan waktu hilang begitu saja. Saya memegang penuh kalimat untuk memaksimalkan waktu muda sebelum datang waktu tua.  Jadi saya melakukan kegiatan saat resign pun dengan kegiatan yang positif.

Misalnya setelah menyiapkan sarapan pagi, saya pun bersiap untuk mengantar anak ke sekolah. Sepulang mengantar anak, saya pun mengantar suami kerja (walau hanya di gerbang rumah saja). Setelah itu pun kegiatan saya lakukan. Mulai dari menyiapkan makan untuk sehari, berolahraga atau sekedar berkegiatan fisik agar badan masih tetap sehat, berkoordinasi dengan teman untuk urusan lainnya atau sekedar silaturahmi atau juga mengikuto kajian online atau offline. 

Saya ingin waktu tak terlewatkan begitu saja. 

Setelah resign, saran saya sih jangan minder. Hanya karena sekarang tak lagi memegang tittle sebagai ibu bekerja belum tentu semuanya berakhir. Tittle hanyalah sementara. Tapi menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama bisa melalui berbagai cara dan bermanfaat selamanya. 

Ada yang punya pengalaman mengatur kegiatan setelah resign ?