Pengalaman ke Masjid Istiqlal saat Bulan Puasa

“Pengen banget pas bulan ke Masjid Istiqlal,” kata Mba Farah setahun lalu. Tapi tahun lalu, keinginan itu tak kunjung terwujud. Dan baru tahun ini alhamdulillah keinginan berkunjung ke Masjid Istiqlal baru terwujud.

Rencana berkunjung ke Masjid Istiqlal saat bulan puasa terjadi saat saya dan Mba Farah sama-sama libur kerja. Ahad, 26 Maret 2023 di pagi saya saya bilang ke suami. “Bap, ke Masjid Istiqlal hari ini yuk. Umi dan Mba Farah libur dan udah lama juga pengen ke sana saat bulan puasa,” kata saya panjang lebar ke suami.

Suami tak langsung menjawab tawaran saya tapi nanya ke Mba Farah dan Dek Ayyas tentang rencana ke Masjid Istiqlal. “Siapa yang sebetulnya ingin ke Masjid Istiqlal?,” kata bapak. Dan keduanya pun menjawab, “Ummi”. Saya yang mendengar nama saya disebut langsung aja nyeletuk, “Lah kok malah Ummi?”. Keduanya hanya senyum-senyum. Apalagi Ayyas yang bacain pesan saya di grup whatsapp yang sebutkan saya ingin ke Masjid Istiqlal.

Sekitar pukul 10.45 WIB mobil melaju dari rumah di kawasan Pasar Rebo menuju Masjid Istiqlal. Sepanjang perjalanan, tak ada kemacetan sama sekali. Mungkin karena hari Ahad sehingga lalu lintak tak padat. Apalagi di siang hari.

Kami tiba setelah shalat dzuhur selesai. Dari parkiran mobil di bassement, kami langsung menuju pintu masuk masjid. “Maaf, sepatu dan sandal taruh di tempat penitipan. Kecuali membawa tas kresek,” kata petugas. Mata kami langsung tertuju lagi ke arah tempat penitipan sepatu dan sandal. Kalau semua balik lagi kesana, panas. Akhirnya saya, Mba Farah dan Ayyas membawa seluruh sepatu ke tempat penitipan sandal. Sebetulnya saya bawa tas kresek dari rumah buat naruh sepatu. Tapi pas di perjalanan, tas kreseknya terpakai.

Pintu masuk jamaah perempuan dan jamaah pria berbeda. Kami bertiga langsung ke tempat pengambilan air wudhu. Tempatnya rapi dan bersih dan masih kosong. Selepas itu, kami menyusuri lorong menuju ke tempat shalat di Masjid Istiqlal.

Tentang Masjid Istiqlal

Pertama kali tiba di lantai utara Masjid Istiqlal, kami bertiga takjub dengan kemegahan Masjid Istiqlal. Masjid ini merupakan masjid terbesar se Asia Tenggara.  Masjid Istiqlal ini diresmikan pertama kali pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto.

Mengutip dari artikel Kompas.com, ada enam fakta Masjid Istiqlal. Apa saja fakta Masjid Istiqlal ?

• Masjid terbesar di Asia Tenggara
• Ide pembangunan Masjid Istiqlal oleh Menteri Agama RI pertama, KH. Wahud Hasyim
• Masjid Istiqlal simbol kerukunan umat beragama karena berada di seberang Gereja Katedral
• Arsitek Masjid Istiqlal adalah seorang non muslim
• Ada makna pada desain Masjid Istiqlal
• Proses pembangunan memakan waktu 17 tahun

Pembangunan Masjid Istiqlal ini memiliki simbol-simbol yang berkaitan dengan Islam dan kemerdekaan. Dengan diameter 45 meter, kubah masjid ini memiliki lambang tahun kemerdekaan Indonesia yakni 1945. Masjid Istiqlal ini ditopang 12 tiang yang sesuai dengan tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW yakni 12 Rabiul Awal.

Total lima lantai yakni empat lantai balkon dan satu lantai dasar melambangkan lima rukun Islam, salat wajib dalam sehari dan jumlah sila dalam Pancasila.

MasyaAllah ….

Kegiatan Selama di Masjid Istiqlal

Selama di Masjid Isqtilal saat bulan puasa,  banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan selama bulan puasa ini. Awal kedatangan di lantai utama Masjid, sebelum duduk, sebaiknya melakukan shalat tahiyatul masjid dua rakaat terlebih dahulu.

Kemudian ketika sudah masuk waktu shalat fardhu, lakukan shalat fardhu dan juga shalat rawatib. Perbanyak juga membaca doa-doa dan dzikir selama di Masjid Istiqlal.

Sambil menunggu waktu berbuka puasa, selama di Masjid Istiqlal perbanyak juga membaca Al Quran. Lebih baik juga jika sambil membaca terjemahan ayat-ayat suci Al Quran.

Apakah di Masjid Istiqlal ada kajian ? Alhamdulillah selama di Masjid Istiqlal, ada kajian yang bisa didengarkan seluruh jamaah. Kebetulan saat kami disana, ada kajian tentang maknah surah Al Fatihah.

Mba Farah dan Ayyas selain mengaji dan mendengar kajian, mereka memilih berkeliling ke lantai dua Masjid Istiqlal. Saya lebih memilih menetap di lantai utama Masjid Istiqlal. Kalau di bagian belakang, hembusan angin terasa. Jadi bukan dinginnya AC tapi karena hembusan angin.

Nah saat hendak menunaikan shalat ashar, shaf pun dirapatkan dan kami diminta maju ke bagian depan karena masih banyak lowong shafnya. Nah pas di depan ini terasa sekali dinginnya AC yang nyaman sekali.

 

Oh ya pas di Masjid Istiqlal, saya juga berjumpa dengan keponakan saya beserta keluarganya. Kebetulan Nisa, keponakan saya lihat status whatsapp saya tentang Masjid Istiqlal dan bilang akan ke sana juga. Saya bilang nanti jumpa, syukurlah kami pun jumpa untuk silaturahmi. Alhamdulillah

Setelah shalat ashar, kami pun langsung pulang menuju rumah. Rencananya setelah tiba di rumah langsung ke Masjid untuk mengikuti kajian sekaligus mengikuti buka puasa bersama. Tapi teryata tak terburu.

Alhamdulillah menyenangkan sekali bisa ke Masjid Istiqlal. Semoga berkesempatan lagi mengunjungi masjid-masjid yang lainnya. Aamiin