“Awal bulan, divisi News and Network Regional
Kompas TV berencana akan trekking ke curug di Sentul,” kata pimpinan saya, Mas
Bimo Cahyo.
Bentar, bentar.
Saya tak salah dengar ? Trekking ke Sentul ?
Bekerja di bidang saya sebetulnya tak memungkinkan untuk kompak trekking atau bepergian semua karena memang kami harus ada yang standby di kantor. Tapi saat ada tawaran trekking ke Sentul, saya pun langsung mengiyakan. Saya suka dengan kegiatan alam jadi menyambut baik kegiatan ini. Apalagi, ini pertama kali kantor mengadakan trekking. Selama saya kerja sejak 2013, tak pernah ada kegiatan trekking.
“InsyaAllah, dek”
Sepekan sebelum trekking, grup whatsapp sudah heboh. Mulai dari menanyakan pakaian atau sepatu apa yang harus digunakan, menanyakan kondisi alam saat trekking hingga disarankan untuk olahraga minimal jalan kaki sebelum trekking. Nah sebetulnya tak ada salahnya mengingatkan untuk latihan jalan kaki sebelum trekking. Tapi entah kenapa malah bikin salah merasa akan lomba trekking. Hehehe
Satu sisi, saya pun tak sempat jalan kaki menjelang trekking karena jadwal kerja tak memungkinkan. Saya hanya perbanyak jalan kaki menuju kantor atau sebaliknya dan sesekali olahraga berbekal youtube. Minimal gerakin badan biar nggak kaku-kaku banget.
Sabtu, 5 Februari 2023. Hari yang ditunggu pun tiba. Saya janjian dengan Mba Muti di rest area Cibubur pukul 06.00 WIB. Dari rumah, saya diantar suami dan dua anak saya, Ayyas dan Mas Ghaffar.
Meeting point di depan Jungle Land, tempatnya kini tak terawat. Tak jauh dari Jungle Land, tampak ada tiga pria berdiri di pinggir jalan sambil membawa perlengkapan trekking. Mereka adalah tim trekking yang akan menjadi guide bagi kami. “Kita tunggu yang lain sebelum ke lokasi,” kata salah satu dari tiga itu.
Pukul 07.00 WIB, sarapan dibagikan. Semua orang pun berkumpul. Kami diminta untuk kembali ke kendaraan masing-masing untuk menuju ke titik terdekat trekking. “Mungkin hanya 15 menit atau setengah jam akan tiba di lokasi,” pikir saya.
Teryata saya keliru. Selama hampir satu jam, kami melewati jalan-jalan yang sempit dan rusak dengan kondisi jalan yang menanjak dan kemudian menurun. Belum lagi ada jalan yang hanya bisa diakses satu mobil namun sebagian jalannya sudah rapi, sebagiannya rusak. Sepanjang jalan, lantunan doa pun kami panjatkan agar bisa sehat dan selamat tiba di lokasi.
Bagaimana kalau ada mobil yang datang dari arah berlawanan ? Pemandu yang menggunakan motor biasanya melanju paling depan dan kemudian bertugas mengatur kendaraan mana yang jalan dulu sehingga kendaraan dari arah berlawanan bisa berhenti.
Walau agak sedikit menegangkan, akhirnya kami pun tiba di parkiran menuju lokasi trekking. Pas saya lihat tulisan “Curug Leuwi Hejo”, saya kaget. “Loh, kan saya sudah pernah kesini?” Hahaha. Iya, tahun 2018 saya pernah ke curug Leuwi Hejo bersama keluarga. Tapi sepanjang perjalanan saya malah nggak ngeh kalau akses yang saya lewati sama dengan perjalanan ke Leuwi Hejo bersama keluarga. Hehhee …
Trekking Melewati Persawahan, Jalanan Berlumpur hingga Mendaki Bukit
Sebelum melakukan trekking, kami diminta berkumpul dengan posisi melingkar. Satu pemandu di tengah. Kemudian dilakukanlah pemanasan dan sedikit permainan yang seru. Sepanjang kegiatan, kami tertawa. Seru lucu kocak. Nggak ada serius-seriusnya sama sekali.
Tak lama, ada kali kecil yang harus dilewati. Sepatu olahraga yang saya gunakan, agak basah dikit. Tapi syukurlah masih aman perjalanan. Tapi tibalah kami harus menyebrangi sungai yang airnya mengalir deras diantara batu-batu berukuran besar. “Wah, nggak mungkin nih sepatu dan celana nggak basah,” kata saya. Udah kepalang perjalanan, saya pun memutuskan menyebrangi sungai yang airnya mengalir deras itu.
Setelah menyebrangi sungai, perjalanan kemudian dilanjutkan dengan melewati jalan setapak yang tanahnya masih basah. Jalan juga agak sedikit naik. Tapi masih wajarlah. Curug pertama yang kami temui adalah curug leuwi hejo. Airnya beneran bening sekali. Berasa banget ingin berenang di aliran air tapi memutuskan untuk sekedar memandang saja.
Kami juga berhenti buat berfoto ria beberapa poses. Tempat foto sesuai saran tour guide.
Petualangan semakin terasa pada perjalanan ke curug kedua dan curug ketiga. Akses jalan hanya setapak dan hanya bisa dilewati satu orang. Aksesnya juga cenderung naik. Beberapa teman sudah tampak ngos-ngosan
Akses jalan yang dilewati berliku-liku dan menanjak serta hanya bisa dilewati satu orang. Belum lagi, kondisi jalannya yang masih tanah dan berpotensi tergelincir karena licin. Kami semua berusaha berhati-hati melewati.
Sekitar pukul 10.00 WIB, kami tiba di sebuah warung untuk ngemil gorengan. Ada juga yang memutuskan berenang di curug yang memiliki kondisi air lebih dalam. Bahkan mereka juga loncat dari batu raksasa ke kolam air di curug.
Perjalanan pun selesai sekitar pukul 11.00 WIB dan kami pun berhenti makan siang di rumah makan sunda yang ada di sekitar curug. Tepatnya di dekat pintu masuk curug leuwi hejo. Rumah makannya besar dan ada beberapa tempat yang bisa dipilih untuk makan bersama.
Sambil menunggu makanan disajikan, kami ngobrol bersama dan bermain kuis sederhana yang memanciang tawa. Makanan yang disajikan enak. Ada ayam goreng, nasi liwet, sayur asam, aneka lalapan, gorengan dan sambal. Lengkap dengan kerupuk.
Sekitar pukul 13.00 WIB, kami pun pulang. Saya pulang bersama Mba Mutie melewati akses jalan yang berbeda dengan yang kami tempuh sebelumnya. Syukurlah, jalanan tak begitu macet. Perjalanan trekking bersama rekan kerja sangat menyenangkan.
Semoga bisa trekking lagi!
Wah seru ya emang kalo trekking itu, ga peduli betapa pun menyusahkan medannya tapi tetep aja begitu sampai di tempat, bahagiaaa liat yang ijo ijo, yang natural dan jelas, sehat!
Reply DeleteANyway penasaran sama gorengannya doooong... kenapa ga difoto
Wah, ini acara seruuu amat dan mengesankan ya! Trekking ke Curug Sentul bersama rekan dan atasan kantor mbak Al, kudu matang nih persiapannya. DIsarankan olahgara jalan kaki dulu sebelum hari H wkwkwkwkw :D IYa dong supaya kakinya ga kaget. Pemandangannya cantik ya, sungai2 dan bebatuan. Apalagi pemandangan makanannya ahahahaha pasti lezat. Udah capek trekking, makan deh.
Reply DeleteWaah ... seruuu!
Reply DeleteTrekking sama rombongan teman itu selain seru bisa berpetualang di alam, menghirup udara segar, bisa juga ketawa-ketiwi. Kebayang serunya, deh!
Apalagi abis kegiatan trekking lanjut makan ala sunda dengan pemandangan alam, kompliit serunya, yaa!
Baca postingan ini jadi bikin kangen bertualang ke alam lagi.
Reply DeleteSeru ya mba apalagi pergi bareng dengan rekan kerja jadi refresh sejenak dari rutinitas
Kawasan curug leuwi hejo memang banyak akses ke beberapa curug lainnya, nuansanya asri
Seru banget ini kak Alida, main air bersama-sama. Aku tuh sudah diajakin beberapa kali tapi belum mau juga, padahal jujur sih kepengen banget treking dan bisa main di curug juga. Kalau yang ini tuh aku juga pernah lihat dari teman yang kesana juga, terus pengen bawa anak dan suamiku juga kesini.
Reply DeleteSeru banget, Mak! Jadi pengin nyobain trekking di Jogja, nih! Auto salah fokus sama makanan yang disajikan, pasti nikmat banget rasanya habis ngos-ngosan melewati akses jalan yang berliku ~
Reply DeleteBagian makannya paling nikmat. Setelah capek trekking. Trus dikasih beraneka makanan seperti itu. Mantap!
Reply Deleteiya yaa sebelum trekking coba jalan kaki dulu, rutinkan supaya ga kaget apalagi medan ke arah curug leuwi hejo lumayan menanjak.
Reply Deletekalau peralatan trekking yang tongkat gitu bisa pinjam ke guide? eh setelah makan apa udah dekat dengan transport pulang? ga kudu balik trekking lagi kan?
Serunya.... Aku udah lama gak trekking, jadi kangen. Dan karen hujan beberapa waktu ini lebat, biasanya agak mikir sih kalau ke daerah kaya gini. Nunggu agak reda, gak mendung biar aman
Reply DeleteSeru banget bisa trekking. Apalagi sama temen2. Biarpun capek tapi bisa tetep hepi krn bisa sambil melihat alam dari dekat
Reply DeleteSerruu bangeeet..Medan yang menantang memang bikin deg2an ya Mbak. Bersyukur itu pemandunya sekaligus jadi pengatur lalin hehehe. Dan semua deg2an di perjalanan terbayar dengan pemandangan dan keseruan acara di Leuwi Hejo. Sesuai namanya, sejauh mata memandang serba hejo segar ya Mbaak... BTw, saya ga sangka SENTUL masih ada kawasan alamnya. Saya pikir sentul itu sudah kota semuanya. haha, emang beneran ga ngerti aja sih ini.
Reply Deleteya ampun fix sih ini seru banget mba, apalagi kalo trekkingnya bareng keluarga dan teman-teman yang sefrekuensi, wah sangat seru
Reply Deletewish list aku banget yang belom kesampaian adalah bisa trekking nih mba, semoga deh tahun ini terqobul hihi. Dan udah ada yg review, jadi udah tau apa aja yang harus disiapin dan tentu saja list tempat makannya
Reply DeleteSeruu banget treking di sentik
Reply DeleteKayaknya aku permah isi disini tapi ketika anake mengalami.kerusakan
Reply DeleteWaw, seru sekali bisa trekking ke Curug sama teman-teman kantor. Memang, ya, kalau udah kumpul sama teman meskipun temanya trekking, tetap aja bercandaan dan lawak mulu. Hihi. Tapi asyik, ya, Mbak. Walah jalannya setapak tapi bisa bikin fresh karena suasananya baru. Insya Allah besok balik ngantor dengan lebih semangat.
Reply Deletewah Sentul punya wisata alam bagus kayak gini ya ternyata. cocok nih kalau mau ngajak anak-anak hiking tipis-tipis
Reply DeleteButuh ekstra stamina untuk trekking begini ya, kak Alida..
Reply DeleteTapi jadi pengalaman selain refreshing karena hari-hari biasa uda cape banget kerja.
Kalau trekking begini bakalan bikin nagih gitu kali ya...
Wah, seru banget ya mbak bisa tracking bersama teman-teman
Reply Deletemeski medannya menantang, bisa tetap bahagia ya karena bareng teman
apalagi habis itu makan makanan yang enak gitu
hati senang perut kenyang
Seruuu... saya sudah lama sekali tidak trekking ke air terjun. Lebih milih ke atas bukit sih. Karena tenaganya yang masih full digunakan saat berangkat, pulangnya tinggal menuruni bukit saja. Kalau ke air terjun kebalikannya, tenaga sudah habis tapi masih harus melewati rute menanjak :(
Reply Deleteseru banget Ummi, pengen banget aku juga trekking lagi kalau di tempat dulu ada yang begiinian nih
Reply Delete