“Pekan depan kita harus mengadakan walimatus safar. Waktunya sudah mepet,” kata suami.
“Tapi kita belum dapat tanggal pasti keberangkatan,” kata saya.
“Pemberangkatan awal itu tanggal 3 Juni. Kalau kita kebagian berangkat tanggal 3 Juni, gimana?,” kata suami balik bertanya.
Benar juga, pikir saya kala itu. Saya cek jadwal, libur kerja saya kala weekend itu tanggal 22 Mei 2022. Hanya ada sisa waktu sepekan untuk menyiapkan kegiatan walimatus safar. Kami berdua kemudian diskusi intensif untuk kegiatan walimatus safar.
Jika biasanya walimatus safar dilaksanakan di rumah, suami mengusulkan walimatus safar kami dilaksanakan di masjid dekat rumah. Kebetulan suami pengurus masjid, sering menghabiskan waktu di masjid dan juga imam di masjid itu. Saya setuju. Suami juga konsultasi dengan Ketua pengurus masjid terkait ini dan alhamdulillah disetujui.
Kami juga melibatkan Ketua pengurus masjid dan pihak yayasan untuk pelaksanaan walimatus safar. Untuk pembacaan ayat suci al quran dan ustad walimatus safar kami serahkan ke pihak Yayasan yang mengurus keberangkatan haji kami. Suami yang hubungi langsung ke pihak yayasan dan pak ustad. Alhamdulillah Allah mudahkan.
Ada tambahan souvenir untuk para tamu. Kami membelikan Al Quran kecil dan juga buku terkaait haji untuk dibagikan kepada para tamu. Al Quran bersampul warna emas ini dibungkus rapi oleh suami dengan kertas polos. Cakep sekali tampilannya.
Jalan di rumah kami tak cukup untuk parkir kendaraan. Begitupula di masjid. Syukurlah ada tetangga baik hati disamping rumah yang membukakan pintu pagarnya untuk bisa dijadikan tempat parkir keluarga dan tamu.
Pelaksanaan Acara Walimatus Safar
Ahad, 22 Mei 2022 pukul 09.30 WIB, keluarga besar sudah datang ke rumah. Para tetangga juga membawakan beberapa makanan. Begitu juga keluarga. Sahabat almarhum mama saya datang dengan membawa kue-kue yang sengaja buat disajikan untuk tamu di rumah. Makanan yang ada kami bawakan ke masjid. Nasi bakar langsung dibawa ke masjid, begitupula soto.
Pukul 10.00 WIB, acara pun dimulai. Tamu yang di undang alhamdulillah datang. Dua anka gadis kami serta keponakan membantu membagikan souvenir bagi tamu yang datang. Senangnya bukan main. Alhamdulillah. Posisi duduk di dalam masjid diatur. Bagian depan para pria, belakangnya perempuan. Sama seperti saat shalat. Semua kegiatan berlangsung khidmat.
Kata Pak Ustad, walimatus safar ini merupakan acara syukuran sekaligus berpamitan, memohon doa dan permintaan maaf sebelum berangkat haji. “Kegiatan ini mohon agar jamaah haji didoakan menjadi haji yang mabrur,” kata Pak Ustad.
Tapi bagian yang paling mengharukan adalah saat suami menyampaikan sepatah dua patah kata. Kenapa mengharukan? Karena walaupun sudah ditulis apa yang ingin dibacakan, suami menangis. Baca dikit, menangis. Mencoba tenang sebentar, tapi pas mau ngomong lagi, nangis lagi.
Ini jarang terjadi karena suami termasuk amat sangat jarang menangis. Bahkan sampai segitu terharunya. Saya menahan haru walaupun beberapa tamu pun tak kuasa menahan air mata mendengarkan suami membacakan kalimat demi kalimat terkait rencana keberangkatan haji kami.
Acara kemudian dilanjutkan dengan saling bermaaaf-maafan sambil melatunkan talbiyah. Harunya bukan main. Banyak yang mendoakan kami, ini keberkahan bagi kami. Alhamdulillah atas segala nikmat Allah.
Akhir acara kemudian dilanjutkan dengan makan-makan. Alhamdulillah semua suka dengan apa yang kami sajikan saat kegiatan walimatus safar itu. Keluarga dan sahabat setelah acara selesai, kumpul di rumah
Posting Komentar