Pernah mendengar istilah destiny reading ? Destiny reading boleh dikatakan sebagai ilmu pengetahuan sekaligus seni dan merupakan konsep yang sangat lekat dengan budaya masyarakat China. Sebagai sebuah filosofi hidup pada masyarakat China, destiny reading ini digunakan sebagai bagian pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Mengapa ini dilakukan? Menurut buku ini, masyarakat China melakukannya karena untuk mengamati rentang waktu yang akan datang, mengambil keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan diri. Bahkan, destiny reading ini bisa menjadi peta kehidupan yang membuat seseorang lebih maksimal dalam pengambilan keputusan dan pencapaian tujuannya.
Buku ini ditulis Andrie YK, fengsui dan destiny analyst berdasarkan 20 tahun ia mempraktekkan chinese metaphysic, khususnya destiny reading. Harapannya, buku ini bisa memberikan sudut panjdang tentang mengeksplorasi ide dan kreativitas agar mampu memberikan petunjuk yang lebih tepat bagi masyarakat luas.
Pertanyaannya, bagaimana konsep destiny reading dalam kehidupan sehari-hari ? Di halaman 21 buku berjudul Pasang Studi Arus Kehidupan : Destiny Reading Metode BaZi ini diungkap bahwa praktek ini telah ada dalam budaya dan kehidupan masyarakat China yang diwariskan dari generasi ke generasi. Satu tujuan dalam penerapan ini adalah agar membawa kebaikan dan perbaikan bagi kehidupan manusia. BaZ adalah seni metafisik China kuno yang tergolong pada kategori pembahasan rahasia langit yang dapat dilakukan dengan menggabungkan
Orang yang melakukan reading destiny (destiny reader) termasuk golongan kaum terpelajar atau cendekiawan karena dianggap mampu memberikan keteladanan. Destiny redading diharapkan mampu mencari sumber masalah dan memperbaiki sebelum masalah itu muncul.
Praktek Destiny Reading
Ada sebuah kalimat yang menjadi pedoman praktisi destiny yakni “Periode baik tak usah dicari karena akan datang sendiri. Periode buruklah yang harus diperhatikan”. Dalam destiny, hal yang dianggap paling sulit adalah menahan diri untuk tidak gegabah dan tak tergesa oleh nafsu keinginan.
Buku yang ditulis pada tahun 2020 ini juga mengulas bahwa destiny selalu dipelajari dan diteruskan turun-menurun sebagai ilmu pengetahuan. Namun, reading destiny menurut penulis buku ini, tidak boleh dipraktekkan secara kaku seperti perhitungan matematika.
Ia memberikan contoh pelukis yang menggoreskan warna demi warna pada sebuah kanvas. Maka seperti itupula harusnya seorang praktisi destiny. Mengapa ? Karena diharapkan mampu memiliki pengetahuan yang luas dan tak terkotak-kotak.
Sumber : pixabay.com |
Tak hanya itu saja, seorang praktisi destiny seringkali dianggap sebagai gunung tempat bersandardan bahkan dianggap bisa memberikan petunjuk jika ada yang mengalami kegalauan atau kegamanan dalam menjalani kehidupan.
Namun diakui di masa modern seperti sekarang, masih banyak juga yang tak percaya dengan adanya praktek destiny reading. Menurut penulis, ini bisa jadi karena pengalaman buruk, atau bahkan menganggap ramalan adalah sesuatu yang dibuat-buat. Apalagi, kata penulis, ini lebih banyak dialami oleh masyarakat barat yang cenderung lebih menyukai sesuatu yang bersifat nyatadan terpaham dengan logika manusia. Tentunya, ini berbeda dengan praktek destiny.
Bagi orang China, praktek reading destiny ini berlaku secara umum dalam kehidupan. Bahkan ada pembacaan destiny berdasarkan jam lahirnya. Dalam ulasan buku ini, penulis juga menceritakan pengalamannya mengadapi klien saat menjalankan reading destiny. Termasuk saat memiliki klien Dirut yang menurut penulis berasal dari kalangan orang Barat. Kliennya ini masih bujang di usianya yang ke 50 tahun. Walaupun sang klien mengaku tak mempercayai reading destiny, ia menanyakan satu hal yakni “Bagaimana jika anda lihat mengenai kehidupan percintaan saya? Dan bagaimana jodoh saya?”
Pertanyaan itu dijawab setelah menyusun tanggal dan jam lahir serta beberapa data. Dan dua kalimat untuk menjawab pertanyaan itu adalah “Ratusan pernikahan tanpa menyalakan lentera. Akhir tahun, burung yang terbang bebas akan terjerat dan mendarat”. Mengapa ia menjawab dengan kalimat penih isyarat itu ? Menurutnya, ia memang sengaja memakai bahasa isyarat karena ingin menggelitik rasa ingin tahu kliennya itu.
Jawaban itu, seperti di tulis dalam buku ini kemudian dijawab dengan tawa dan memberikan cerita lebih detail tentang kehidupan percintaannya itu. Sang klien mengaku hingga akhir tahun ia tak akan menikah. Tapi kemudian sang penulis buku ini berkata “Jika menyentuh 4 Februari anda belum menikah, maka saya akan terima menjadi bahan tertawaan anda”. Di akhir tahun, kliennya itu menelpon untuk mengatakan ia akan menikah pekan depan dengan perempuan yang telah menaklukkan hatinya.
Ingin tahu lebih banyak tentang destiny reading ? Buku yang berisi kumpulan studi analisis yang ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami ini bisa menjadi pilihan.
Buku : Pasang Surut Arus Kehidupan : Destiny
Reading Metode BaZi
Penulis : Andrie YK
Penerbit : Kepustakaan populer Gramedia
Tahun : 2021
Posting Komentar