Menulis bagi saya merupakan nafas kehidupan. Saya menyukai kegiatan menulis sejak duduk di bangku sekolah dasar. Saya masih ingat ketika tugas mengarang, saya menulis tanpa beban. Semua mengalir lancar melalui rangkaian kata yang saya tulis. Kegemaran saya menulis kemudian berlanjut hingga duduk di bangku SMA hingga salah satu guru bahasa Indonesia menyarankan saya untuk menekuni dunia tulis menulis. “Kenapa nggak fokus menulis karena kamu punya kemampuan dan kegemaran untuk menulis ? ,” kata Bu Nova, guru Bahasa Indonesia saya.
Tapi waktu itu saya tak punya gambaran masa depan untuk menjadi penulis buku. Kegemaran saya menulis membuat saya memutuskan untuk menjadi mahasiswa jurusan jurnalistik di sebuah kampus di Surabaya, Jawa Timur.
Menjadi mahasiswa jurnalistik membuat saya memiliki peluang untuk mengembangkan kegemaran menulis saya dan membuat saya menjadi salah satu kontributor majalah nasional, GATRA di Surabaya. Lulus kuliah, saya diangkat sebagai karyawan tetap majalah GATRA dan pindah di Jakarta. Di sela-sela kesibukan saya sebagai jurnalis, saya awalnya menulis juga di blog sejak tahun 2007. Tapi lama kelamaan tak terisi lagi blog saya karena kerjaan sebagai jurnalis menguras waktu. Blog saya pun terbengkalai.
Tahun 2013 saya pindah sebagai jurnalis televisi. Kepindahan ini membuat saya tak menulis sama sekali karena tugas saya lebih pada koordinasi dan supervisi materi tim lapangan. Tahun-tahun awal saya merasakan ada yang berbeda. Tapi saya tak tahu apa yang kurang hingga kemudian suami saya menyarankan saya untuk kembali menulis. “Sayang kalau ummi yang terbiasa menulis jadi malah nggak nulis sama sekali. Padahal potensi menulis ada,” kata suami saya kala itu.
Kalimat suami itulah yang kemudian memotivasi saya lagi untuk kembali menulis. Dan saya menulis semuanya di blog saya. Berkat menulis di blog, saya bertemu dengan berbagai blogger dari seluruh Indonesia, bekerjasama dengan berbagai brand nasional serta internasional, bahkan kesempatan jalan-jalan di dalam dan luar negeri.
Satu yang juga yang membuat saya masih menulis karena saya berharap tulisan saya juga membawa berkah bagi saya dan pembaca saya. Cukup banyak pembaca saya yang menghubungi saya nanya tentang tulisan saya dan juga cerita tentang apa yang mereka alami. Saya percaya dengan menulis, keberkahan ini akan terus mengalir tanpa jeda.
Kang Maman Suherman Menginspirasi Melalui Tulisan
Salah satu yang menjadi penyemangat menulis adalah membaca karya tulisan Maman Suherman. Kang Maman, nama bekennya. Saya sudah membaca karya tulisnya sebelum bertatap muka pertama kali. Dan pertama kali saya bertatap muka saat kami sama-sama menjadi dewan juri karya jurnalistik Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Award. Kami sebagai dewan juri untuk katergori berbeda dan awal berkenalan saat malam pengumuman pemenang.
Buku Bahagia Bersama karya Kang Maman |
Dari pertemuan itu, kemudian berlanjut di media sosial. Kang Maman ini boleh dikatakan sososk pria serba bisa yang selalu menyebarkan kecintaannya kepada dunia tulis menulis dimanapund dia berada. Tercatat sudah lebih dari 30 buku yang ditulisnya. Buku-buku yang ditulisnya selalu penuh makna, penuh petuah kalimat bijak tapi tak berkesan menggurui. Produktif menulis membuat karya tulisannya selalu membekas di hati pembaca. Ijinkan saya membaca salah satu kalimat dalam bukunya yang berjudul “Hijaber Jika Itulah Jalanmu”.
Sembunyikan
Kebaikan
Sebagaimana kau inginkan
Keburukan
Yang kau lakukan
Disembunyikan
Buku terbarunya berjudul ‘Bahagia Bersama’ menularkan kebahagiaan melalui semangat berbagi, memberi dan menyantuni. Beberapa kisah dalam buku ini ditulis dan menurut saya mampu menularkan kebaikan bagi pembacanya. Kisah-kisah yang ditulis bukan sekedar sebuah kisah fiktif tapi kisah nyata yang hadir dalam proses perjalalanan JNE.
Tips Menulis Asyik ala Kang Maman
Lalu, apa yang membuat Kang Maman selalu produktif menulis dan selalu punya makna dalam untaian kata ? Saya mengikuti live instagram melalui akun @jnewsonline pada Jumat, 8 Oktober 2021 yang menghadirkan Kang Maman sebagai narasumber. Kang Maman berbagi tentang ‘Asiknya Menulis yang Asik Ke-2’
Bagi Kang Maman, menulis tak lagi sekedar 5W+1H (who, what, where,when, what+how). “Murid saya kelas 3 SD sudah melakukan 5W 1H dalam penulisannya,” kata Kang Maman. Tapi sebagai penulis harus bisa melakukan 5R yakni :
- Read (membaca)
- Research (riset)
- Reliable (terpercaya)
- Reflecting (refleksi)
- Right (benar)
Apa yang dimaksud dengan 5R ? R pertama yang dimaksud adalah Read. Menurut Kang Maman, penulis yang baik haruslah menjadi seorang pembaca yang baik tentang apa yang dilihat, apa yang dirasakan, apa yang dibaca. Riset berarti turunlah ke lapangan atau manfaatkan media cetak untuk memunculkan bahan tulisan yang menarik. “Kumpulkan pendapat juga bisa melalui media sosial untuk menulis,” katanya lagi.
Reliable modal penulis karena tak boleh ada satu pun yang salah. Kalau mau menulis, cek terlebih dahulu bagaimana penulisan nama dan lainnya. “Jangan sampai salah menulis nama ejaan orang,” kata Kang Maman. Reflecting menurut Kang Maman, merupakan refleksi atau bisa merupakan sudut pandang. “Jangan remehkan sudut pandang seseorang bagi seorang penulis,” katanya. Perspekstif bukan berarti salah benar tapi persoalan sudut pandang. Terakhir adalah Right bagi Kang Maman adalah menulislah yang benar. “Ini semua modal ringan dalam menulis bagi seorang penulis,” tambahnya lagi.
Kang Maman menyampaikan bahwa ia selalu berusaha menulis dengan perasaan bahagia. Dengan menulis dalam keadaan bahagia, ia seolah tanpa beban merangkai kata. “Kosongkan hati untuk mendengarkan bisikan dan tuangkan dalam tulisan,” katanya panjang. Dalam kehilangan yang ia alami sepeninggal ibunda tercinta, ia mengaku sangat terpukul. Namun ia kemudian berada dalam kondisi merelakan kepergian ibunda dan meyakini bahwa Allah sangat mencintai ibundanya.
Ia selalu berusaha mengumpulkan energi-energi positif kemanapun ia berada dan dalam kondisi apapun. Kang Maman menceritakan pengalaman perahu terbalik saat perjalanan mengirim buku-buku ke Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Selama 5 menit ia terperangkap dalam air dalam kondisi perahu terbalik. Kehilangan buku-buku yang ia bawa untuk didonasikan, kehilangan handphone serta kacamata dan berada dalam kondisi itu membuatnya tetap berpikir positif dan menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain yang ia temui. “Mau bersedih tapi tak ada gunanya juga,” ungkapnya.
Takkala kerinduannya pada ibunda muncul, ia menuangkannya melalui twitter. Kalimatnya sederhana tapi ngena. “Saya pernah nanya ke Ibu. Apa yang paling menyakitkan bagi seorang ibu?. Kata Ibu, dibentak oleh anak yang dilahirkan,” kata Kang Maman. Tulisan di twitter ini yang memunculkan beragam reaksi oleh para followernya. Ada yang mengaku terkenang sosok ibunda tapi ada juga yang bahkan meminta seorang ibu juga harus introspeksi diri. Beragam reaksi ini memunculkan perspektif yang berbeda dan bisa menjadi inspirasi menulis. “Mengumpulkan berbagai perspesktif terhadap seorang ibu bisa menjadi sumber inspirasi menulis,” tambahnya lagi.
Pengalaman kehidupan yang dia alami ini yang merupakan salah satu proses kreatif dalam menulis. “Saya menulis berdasarkan pengalaman dan membuat theather of mind,” kata Kang Maman. Dalam proses menulis ia juga membuat cerita imajinatif berdasarkan pengalamannya. Meninggalnya orang yang ia kenal memunculkan inspirasi tulisan bahwa seseorang akan tetap hidup dalam pikiran orang lain ketika melakukan sesuatu yang baik. Kehilangan adalah pengalaman yang perih namun dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. “Menulis adalah proses penyembuhan,” ungkapnya.
Mengapa Kang Maman masih tetap menulis hingga kini ? Ia terinspirasi berkat Mun’im Idris, seorang ahli forensik Indonesia yang juga aktif menulis seputar ilmu forensik. “Jangan berhenti menulis karena menulis memberikan kesempatan untuk menulis yang tidak tersuarakan,” katanya menirukan kata Mun’im. Kala kuliah di Kriminologi FISIP UI, skripsi yang ditulis kemudian dijadikan novel berjudul Re dan peRempuan. Novel ini ditulis berdasarkan kisah nyata kala proses penulisan skrispnya itu.
Sumber foto : Grasindo |
Menulis juga bagi Kang Maman merupakan bentuk pengabdian. Baginya, tanpa tulisan tak ada yang abadi. Ini bisa terlihat dari beragam coretan di goa hingga bangunan bersejarah lainnya. “Menulis mengabadikan masa lalu, masa kini dan meramal masa depan,” ungkap pria kelahiran Makassar 10 November 1965.
Lalu, bagaimana mendapatkan ide menulis ? Kang Maman menyarankan untuk menulis sesuatu yang memiliki unsur kedekatan. Misalnya kisah tentang ibu yang merupakan sosok perempuan yang selama ini mendukung proses perjalanan hidup seorang manusia. “Walaupun ada yang tak dekat dengan ibunya, tapi tulisan tentang ibu tentunya menarik,” katanya.
Menulis juga tak perlu memikirkan sesuatu yang terlalu sulit dipahami. Tapi tulislah sesuatu yang sederhana tapi juga ngena dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari. “Libatkan hati nurani, iklas dan dengan dilakukan dengan sepenuh hati jika hendak menulis,” tambahnya. Menulis menggunakan hati nurani serta sepenuh hati, membuat rangkaian kata dalam tulisan menjadi menarik dibaca.
Dan agar tulisan menjadi lebih enak dibaca, tentukan terlebih dahulu tema yang ingin ditonjolkan. “Saya selalu percaya bahwa konten is the king. Dan konten harus menohok perhatian publik,” katanya lagi.
Selama lebih dari 1,5 jam saya mengikuti live instagram tentang “Asyiknya Nulis yag Asyik” memberikan saya wawasan lebih untuk selalu menulis sesuai dengan yang disampaikan Kang Maman. Menulis tak sekedar menulis, tapi ada banyak hal yang harus tetap dipelajari sampai kapanpun agar tulisan kita selalu menarik minat pembaca.
Kaya enak aja ye. Kang maman nulis, Ada aja idea dan jadinya bagus kata kata hingga makna
Reply DeleteHeheh iya mpok
Reply DeleteMenghadiri acara yang Kang Maman nara sumbernya, rasanya kenyang ya Mbak Alida karena yang dituturkan itu padat, sarat. Bikin jadi termotivasi juga.
Reply Deleteiya bener sekli mba
Reply Delete5R nya itu patut diterapkan ya. Kang Maman bisa banget cari istilahnya yang kena di hati.
Reply DeleteWah sayang sekali aku ketinggalan IG Livenya, padahal materinya bagus nih buat blogger ya maaaaak.. jadi penasaran juga nih sama buku bukunya Kang Maman..
Reply DeleteRead, Riset, Reliable, Reflecting, Right
Reply DeleteWell noted!
Siap utk praktikkan dalam aktivitas menulis nih.
Semogaaaa ilmu yg dibagikan Kang Maman berkaaahh
Kang Maman humble banget ya Mbak, mau sharing rahasia menulisnya ke kita semua.
Reply DeleteAlhamdulillah waktu itu ikutan live IG nya juga dan jadi banyak belajar darinya juga agar bisa menulis asyik seperti yang sudah Kang Maman bagikan :)
Aku sempat nonton sekilas ini IG live-nya mbaaa
Reply Deletetrus ada tamu apa gimana gitu
eh, alhamdulillah, mba Lid nulisnya lengkaaappp bgt!
keren sih ini dua2nya sukaanku. bukunya pasti kece banget!
Reply Deletebtw bener, kalau 5w 1 h pasti udah pada tahu ya.. tapi untuk 5R harus digalakkan lagi nih biar makin kece penulisan2 artikel maupun buku2
Waah Kang Maman emang legend, tulisanku pernah direview, seneng banget, hihiii. Nah 5R nya itu wajib dilakukan seorang blogger, karena membuat tulisan yang bagus itu banyak variabelnya. Seperti Reliable, jangan sampai salah menulis ejaan nama orang. Ini krusial banget, bikin malu kalo sampai salah ya mbak.
Reply Deletesetuju banget mbaa.. penulis itu harus cermat dalam membaca. membaca banyak hal yaa gak cuma buku, karena kdang inspirasi itu datang dari banyak sisi..
Reply DeleteKalau di acara tv yang dulu booming, kesimpulan Kang Maman selalu ditunggu, selalu ngena dan untaian katanya mudah dipahami. Ternyata rahasianya 5R. Siap, coba belajar juga.
Reply DeleteAkan saya camkan dan tanamkan dalam-dalam resep 5 R dari Kang Maman. Karena resep ini pasti manjur dengan dibuktikan 30 buku. Wah benar-benar produktif beliau ya. Ini saya update blog aja gak sebulan sekali, gimana mau mengikuti jejak beliau..Hahaha semoga niat saya dijabah oleh Allah . Amin
Reply DeleteSetuju banget saran Kang MAman, kalo menulis melalui unsur kedekatan yang ada di sekitar kita, hal2 yang simpel mudah dicerna dan dipahami akan lebih nendah dan nempel di hati eeaa.
Reply DeleteMakasih Kang MAman yang selalu menginspirasi.
masya allah.. menulis adalah pengabdian.. sebab tak ada yang abadi. menulislah dengan bahagia.. pengalaman Kang Aman dan mbak Alida sendiri jadi motivasi ya bagi saya yang masih saja mood mood-an dalam menulis.. padahal dengan menulis, kita bisa menyampaikan sesuatu yang sebelumnya belum ada yang menyampaikan.. maju terus mbak Alida.. semoga aku juga bisa ketularan semangat panjenengan berdua..aamiin
Reply DeleteTerima kasih banyaak :)
Reply Deletekang Maman ini salah satu penulis hebat, guru para copywriter dulu di kalangan anak-anak ahensi nih mba, memang rangkaian kata yang dibuat kang Maman tuh selalu nampol ya
Reply DeleteKang Maman tuh hebat banget ya, ada aja ide untuk menulisnya. Aku banyak belajar banget dari tulisan ini. Thank u ya mbak 😍
Reply DeleteKalau memang passionnya di menulis, pesan yang ingin disampaikan ke pembaca pun akan berbeda ya.. Dan sungguh mulia dengan profesi penulis ini. Beliau mampu menuliskan untuk kebaikan dan mengajak pembaca juga melakukannya.
Reply DeleteMashaAllah~
Keren Mba. Aku baru tau dirimu dulu pernah jadi jurnalis. Inspiratif sekali ilmu Kang Maman tentang menulis. Mudah diterapkan sebenarnya bagi anak muda.
Reply DeleteIya sampai skarang juga jadi jurnalis, mba :D
Reply DeleteSungkem sama mbak Alida yang udah malang melintang di dunia penulisan, harus banyak belajar nih aku sama mbak Alida.
Reply DeleteMEnulis asyik itu kadang aku mikir berat padahal apapun bisa dijadikan ide menulis ya mbak kata kang Maman. Ikuti 5Rnya deh nanti biar lebih maknyus
Benar sekali kak Lia..
Reply DeleteRasanya membaca tulisan para senior yang sudah menulis lebih lama tentu terasa sangat berbeda nas nya daripada blogger pemula.
Semoga bisa mengikuti langkah demi langkah pesan Kang Maman agar menulis dengan bahagia dari hati.
Serunya bisa menimba ilmu dari Kang Maman... ilmunya penting banget buat kita terapkan nih..biar tulisan2 kita juga nyaman dibaca..dan yang pasti bermanfaat juga
Reply Delete"Tulislah sesuatu yang sederhana tapi ngena dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari" noted banget nih, ternyata salah satu rahasianya itu ya nggak harus nulis sesuatu yang waaaw, yang sederhana juga bisa tapi intinya ngena ya dan kudu daily. Thanks ya Mbak udah mau berbagi Rahasia Menulis Asyik ala Kang Maman
Reply DeleteSuka pengen banget bisa menulis kayak Kang Maman. Rangkaian kata-katanya tuh mudah dipahami. Tetapi, maknanya seringkali jleb. Ternyata salah satu kuncinya memang harus melibatkan nurani, ya
Reply DeleteTipsnya keren ah, dan memang menulis merupakan proses kontemplasi diri dan hati juga ya, Mbak. Menulis juga perlu disertai kegiatan membaca, riset, dan menulis yang memang dekat serta dikuasai dengan baik supaya pesannya sampai
Reply Deletewah senangnya bisa membaca rahasia menulisnya kang Maman. Saya diam-diam juga ngefans sama beliau lho. Sudah saya catat itu 5% ala Kang Maman. Sebagai penulis memang kita tidak boleh jauh dari riset dan menulis dengan benar dan terpercaya. Menulis adalah menuangkan ide, maka jika ide itu isinya kebaikan, maka insyaAllah akan berkah dunia dan akhirat ya Ummi. Nuhun artikelnya inspiratif banget
Reply DeleteWah, ada tips menulis asyik dari Kang Maman nih. Aku cobain ah. Selama ini aku nulis masih asal-asalan aja. Btw, kepengen baca deh bukunya yang JNE itu. Inspiratif. Kepengen bisa juga berbagi kebahgiaan dengan orang banyak.
Reply DeleteKeren Mbak Alida baru tahu perjalanan karirnya. Sukses terus ya
Reply DeleteBtw, baca tulisan Kang Maman itu rasanya enggak bosan. Ngalir aja...masih belajar nulis ga cuma sekedar berdasar teori 5W1H yang anak kelas 3 SD pun bisa melakukannya. Senang dengan tips nulis asyik yang dibagikan
Saya kagum terutama sama tokoh yang selain fokus di profesi juga nulis di luar profesi. seperti dokter Mun'im Idris
wahh jadi rahasia menulis asyiknya kang Maman itu yang 5R ini ya mbak? mau aku atm ah
Reply Deletepraktikkan juga, biar tulisanku seasyik tulisan Kang Maman
Sesekali suka liat video kang maman di tiktok dengan pesan2 inspirasinya, nah kalo buku ini aku bleum baca, semoga sama bagusnya yah bahkan lebih deh, hehehe
Reply DeleteSejak pertama kali dengerin obrolan bareng kang Maman, aku mulai ngefans mbak ahahaha.. Kata katanya itu lho, puitis ya, terus lancar gitu kalo udah bikin kata kata. Makasih Kang Maman ilmunya...
Reply DeleteWow aku baru tahu tentang 5 R tadi mbak. Sungguh ilmu baru. Bener juga ya, menulis memberikan kesempatan untuk menulis yang tidak tersuarakan. Mantap sangat filosofis
Reply DeleteSetuju banget kalau mau menulis kudu banyak baca dulu soalnya membaca gak cuma memberikan informasi tapi juga membuat perbendaharaan kata2 bertambah, jd gak ada yg namanya susah nulis krn kehabisan kata2 #imho
Reply DeleteAku punya kenangan baik dengan kang maman juga di kampus, tulisan tulisan nya emang kece
Reply DeleteJangan berhenti menulis, karena dengan menulis kita punya kesempatan untuk menyampaikan yang tidak tersuarakan. Duuuh kena banget deh saran ini. Malah datangnya dari ahli forensik ya saran menulis ini, kereeenn...
Reply DeleteBuku Bahagia Bersama ini tuh adalah karya Kang Maman yang saya baca untuk pertama kalinya. Dulu-dulu sering dengar nama Kang Maman, tapi belum pernah baca bukunya. Eh ternyata bagus ya, jadi penasaran pengen baca karya-karya lainnya beliau.
Reply DeleteWah, berarti saya sedang berkunjung di rumahnya sang jurnalis nih. Tahu nggak mbak, cita-cita saya dulu waktu SD mau jadi wartawan atau jurnalis, tujuannya supaya saya bisa jalan-jalan gratis, hahaha.
Reply DeletePadahal jadi jurnalis bukan melulu soal jalan-jalan kan ya? Saya salfok deh sama perjalanan karier mba Alida.
Hm, kalau bicara soal karya Kang Maman, saya hanya bisa bilang, "Kang Maman seng ada lawaan." Beliau selalu memotivasi.
tips dari kang maman untuk para penulis harus melakukan 5R:
Reply DeleteRead (membaca)
Research (riset)
Reliable (terpercaya)
Reflecting (refleksi)
Right (benar)
Seru ya mba, bisa belajar dari ahlinya, aku ikut belajar dari sini ya. Semoga tulisan kita bisa membantu oembaca biar dpt amal tak terputus dari tulisan kita ya mba
Reply Delete