Alhamdulillah hari ini, Rabu tanggal 14 April, sudah puasa hari kedua di bulan ramadan. Suatu kenikmatan tiada tara yang Allah berikan sehingga saya sekeluarga bisa melaksanakan puasa ramadan dalam keadaan sehat dan penuh berkah walaupun wabag virus corona melanda.
Tahun ini, tahun kedua
berpuasa di masa pandemi. Tahun lalu, mau tak mau ada sedikit keterpaksaan dan
sedikit tak terima dengan keadaan berpuasa di saat pandemi. Tahun lalu berharap
bisa melaksanakan puasa tanpa ada wabah pandemi. Bisa lebih bebas beraktivitas
menjalin tali silaturahmi seperti sebelum pandemi. Tapi teryata tak terbukti.
Tahun lalu, tahun perdana melaksanakan puasa saat pandemi.
Sumber foto : pixabay.com |
Tahun ini seperti ada
kepasrahan. Pasrah bahwa segala sesuatu tentunya terjadi atas ijin Allah. Dan
tahun ini semakin memasrahkan diri, menerima keadaan berpuasa di masa pandemi.
Dan satu yang paling penting adalah menjaga kesehatan di bulan ramadan ini.
Apakah puasa di masa wabah virus corona ini membuat imun tubuh menurun ? Jawabannya tidak. WHO bahkan telah mengeluarkan panduan aman puasa di saat wabah virus corona. Pedoman utama yang dikeluarkan WHO yakni :
- Tetap jaga jarak
- Meniadakan pertemuan besar
Puasa memiliki banyak manfaat
yang berguna bagi kesehatan tubuh. Dikutip dari P2PTM Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, ada tiga manfaat utama puasa kepada tubuh yakni :
- Ketika seseorang menjalankan ibadah puasa sesungguhnya tubuh kita melakukan proses detoksifikasi (pembuangan zat-zat/racun yang tidak diperlukan tubuh) secara optimal
- Ketika menjalankan ibadah puasa, sel-sel dalam organ tubuh kita melakukan proses regenerasi (pembaharuan sel) dengan baik
- Dengan berpuasa dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dimana fungsi dari sel-sel getah bening akan membaik 10 kali lipat
Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan di bulan ramadan ? Menurut saya, kuncinya semua dilakuan secukupnya alias tidak berlebihan. Bukankah segala sesuatu yang berlebihan tidak baik?
Makan Secukupnya
Seringkali waktu berbuka puasa, ingin makan banyak. Bahkan sebelumnya sudah pengen beli banyak makanan karena menganggap akan makan banyak saat berbuka puasa. Misalnya beli gorengan tiga macam, lalu ada lontong. Belum lagi beli aneka minuman segar dan belum termasuk makanan berat untuk berbuka puasa.
Dan biasanya pas berbuka puasa akhirnya kalap. Mau makan semuanya. Abis makan gorengan lalu milih makan nasi lengkap dengan beraneka lauk. Belum lagi minum-minuman manis. Alhasil, kekenyangan dan malah membuat kondisi perut tak nyaman. Saya pernah khilaf seperti itu. Hiks.
Padahal seharusnya makan secukupnya. Misalnya makan cemilan dan minuman air putih atau minuman panas dan kemudian shalat baru kemudian dilanjutkan makan nasi serta lauk pauk. Intinya, kita sendiri yang tahu berapa porsi yang cukup untuk kita konsumsi selama berbuka puasa atau sahur.
Minum Air Putih yang Cukup
Jangan lupakan untuk minum air putih yang cukup saat puasa. Mungkin sebagian teman-teman yang penasaran bagaimana aturan minum air putih saat puasa? Kondisi tubuh di Indonesia membutuhkan setidaknya 2 liter air sehari atau setara dengan 8 gelas air putih karena sebanyak 80 persen tubuh manusia terdiri dari air.
Lalu bagaimana pembagian minum
air putih saat puasa ? Kuncinya adalah penerapan aturan minum air putih 2-4-2 dengan
pembagian sebagai berikut yakni :
- 2 gelas air putih saat berbuka
- 4 gelas air putih saat makan malam
- 2 gelas air putih saat sahur
Sebetulnya saya juga belum teratur untuk menerapkan kesanggupan minum air putih seperti itu. Tapi alhamdulillah saya selalu berupaya untuk memperbanyak minum air putih yang cukup selama puasa.
Selalu Upayakan Sahur
Seringkali yang kerap dianggap remeh adalah mengabaikan sahur ketika puasa di bulan ramadan. Padahal dalam sahur ada keberkahan dan pahala. Dikutip dalam hadis riwayat Bukhari dan muslim disebutkan bahwa “Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan’.
Saya selalu mengupayakan makan sahur bersama keluarga. Kalau anak masih kecil kadang susah dibangun sahur makanya saya lebih milih suap anak di tempat tidur kala sahur jika dia lagi bad mood makan sahur di meja makan. Kuncinya harus makan sahur.
Sumber foto : pixabay.com |
Buat anak, saya khususkan
minum susu supaya lebih kenyang dan kuat. Kebiasaan ini selalu dilakukan mama
saya sehingga saya membiasakan hal ini juga ke anak. Dan untunglah anak saya
juga suka minum susu.
Istirahat yang Cukup
Terkadang terlalu bersemangat malah kurang istirahat. Kalau saya selalu mengupayakan untuk istirahat yang cukup. Saat anak libur sekolah, kami tidur siang bersama. Habis ngaji ya istirahat. Kalau ngantuk tak tertahankan ya tidur. Untungnya saya juga mudah tertidur kala ngantuk melanda. Bagaimanapun, tubuh bukan mesin yang juga membutuhkan istirahat yang cukup.
Nah itulah menurut saya tips
menjaga kesehatan selama bulan ramadan. Bagaimana cara teman-teman menjaga
kesehatan di bulan ramadan ?
makasih tipsnya
Reply DeletePuasa ini aku jujurnya ga ngerasa berat. Mungkin Krn udh resign juga sih yaaa. Jd di rumah aja :D. Beda Ama THN lalu yg msh ngantor, pandemi pula :D.
Reply DeleteTp tetep semua tips di atas aku slalu lakuin mba. Trutama air putih. Krn aku LBH bisa nahan laper , drpd haus. Makanya air putih itu bener2 hrs cukup. Belum lagi selama pandemi aku rutin minum suplemen dan vitamin, jd mau ga mau air putih hrs banyak juga, biar ginjal ga terlalu berat kerjanya.
Kalo di rumah aku pake patokan gelas yg besar, itu isinya 700 ml. Hrs habis selama sahur. Trus buka puasa minum segelas lagi. Magriban dulu, pas makan malam segelas gede itu lagi. Trakhir pas selesai workout malam, minum lagi. Jd diitung 700ml x 4 gelas, udh tercover lah yg dibutuhin :D
makan dan istirahat yang penting ya ummi
Reply Delete