Pengalaman Vaksinasi Covid Tahap Pertama di Gelora Bung Karno

Blog ini berisi tentang kisah perjalanan, catatan kuliner, kecantikan hingga gaya hidup. Semua ditulis dari sudut pandang penulis pribadi

Pengalaman Vaksinasi Covid Tahap Pertama di Gelora Bung Karno

Saat saya mendapat informasi ada program vaksinasi untuk jurnalis, saya masih gamang untuk mendaftar. Apa tak ada keistimewaan? Dan form pertama itu pun tak saya isi. Saya sambil menunggu keputusan dari organisasi jurnalis. 

Beberapa hari kemudian sudah ada tanda lampu hijau dari organisasi untuk vaksin dan kantor kembali menyebarkan form daftar untuk vaksinasi. Tak ragu, saya langsung mengisi daftar vaksinasi melalui kantor.


Mengapa? Pekerjaan saya sebagai jurnalis tak memungkinkan saya untuk work from home. Saya masih ke kantor menggunakan commuterline. Tentunya sungguh riskan dalam kondisi wabah pandemi seperti ini. Di satu sisi, penularan wabah virus covid belum bisa tertangani.

Saya memutuskan untuk vaksin untuk melindungi diri saya, keluarga dan orang lain yang tak bisa di vaksin karena beberapa hal.

Setelah mengisi form saya pun sabar menanti kepastian untuk vaksin. Dan bersyukur beberapa hari kemudian beredar informasi jadwal vaksin untuk jurnalis. Dan jadwal saya untuk vaksinasi pada hari Sabtu tanggal 27 februari 2021 pukul 08.10.00 WIB.


Sempat agak binggung karna jadwal vaksin barengan dengan jadwal piket pagi. Satu sisi jadwal vaksin tidak bisa di ubah. Jika tak datang sesuai jadwal yang ditentukan maka tak bisa vaksin saat itu juga. Dan ini artinya menunggu jadwal vaksinasi yang entah kapan dilakukan. Alhamdulillah, jadwal telah disepakati dengan rekan kerja lainnya yang belum daftar vaksin. Saya pun memutuskan cuti di hari Sabtu itu agar tetap bisa fokus untuk vaksin.

Sabtu pagi, saya berangkat dari rumah pukul 6 pagi. Kata suami terlalu pagi tapi saya kurang begitu familiar dengan Gelora Bung Karno (GBK) jadi daripada telat, saya memilih datang lebih awal. Suami yang niat antar tapi kemudian saya katakan tak usah. Lebih baik menemanin anak yang Sabtu itu harus try out di rumah.

Drama Muter-Muter di Gelora Bung Karno

Dari rumah saya naik ojek online dan lanjut commuterline sampai stasiun Sudirman. Dari stasiun Sudirman saya lanjut naik MRT. Karena saya kurang paham MRT, saya nanya ke petugas kalau mau ke stadion Basket di Gelora Bung Karno, turun di stasiun apa. Katanya turun di stadion Istora. Baiklah. Naik MRT itupun kedua kali seumur hidup jadi beneran masih kagok.

Sampai di stasiun Istora, saya tanya lagi dan katanya jalan kaki saja. Alhamdulillah berarti pilihan saya tepat. Saat keluar stasiun MRT Istora, saya lihat banyak yang olahraga pagi. Paling banyak yang bersepeda santai bersama keluarga atau rekannya.

Saya hanya bisa memandang tanpa ngiri karena toh sebetulnya saya tak terlalu mahir bersepeda. Baru genjot sedikit, udah capek. Naik tanjakan dikit, udah merasa ngos-ngosan. Tapi kalau aerobik atau gerak badan sampai sejam mah masih mampu. Uhuy!



Sebelum masuk ke Gelora Bung Karno, saya nanya lagi ke petugas yang mengatur lalu lintas. “Masuknya dari pintu 5 ya, bu,” katanya. Baiklah. Saya pun berjalan masuk ke pintu 5. Sepanjang perjalanan saya berpapasan dengan orang yang olahraga pagi.

Tapi hampir setengah jam jalan kaki, kok nggak ada tanda-tanda tiba di tujuan vaksinasi ? Saya nanya lagi ke petugas dan petugasnya bilang “Bu, masih jauh. Kalau mau nungu, bisa nunggu mobil khusus tapi belum tahu kapan ?”. Alamak daripada telat, saya memutuskan jalan kaki. Hitung-hitung jalan kaki.

Tapi beneran deh apa saya sudah lama nggak jalan kaki apa berasa jauh banget, saya keringetan. Masker mulai basah. Kacamata mulai berembun. Hadeh kalau kayak gini mah sekalian aja niatnya dari rumah olahraga pagi. Tapi mau tak mau, kaki saya tetap melangkah. Anggap saja latihan sebelum ibadah di tanah suci. Aamiin!

Pas dari jauh lihat ada tenda putih (bukan tenda biru), saya bersyukur. Alhamdulillah beberapa langkah lagi tiba di tempat vaksinasi. Tiba di depan pintu masuk, saya diminta untuk menunjukkan id pers. Setelah itu di arahkan untuk cuci tangan dan ukur suhu. Alhamdulillah lolos.

Akhirnya Vaksin Covid

Saat tiba, sudah tampak ratusan orang duduk di kursi yang di sediakan. Padahal belum jam 8 pagi. Luar biasa rajin.  Saya diminta duduk sesuai dengan urutan kursi kosong. Jadi kita nggak boleh duduk sembarangan alias ngacak. Manut! Kemudian kami diminta maju ke bagian paling depan untuk mengambil nomor urut. Dan harus menunjukkan KTP asli ke panitia.

Pukul 08.25 WIB, saya dapat nomor antrian 321 dan harus kembali antri untuk tahap berikutnya. Sambil menunggu, saya memilih menonton drama komedi yang buat saya ketawa ketiwi. Lumayan menghibur dibandingkan kesal sendiri karena kelamaan menunggu.


Satu per satu nomor antrian di panggil. Tahap kedua adalah proses validasi data. Saya kebagian loker E dan di tanya nama lengkap, tempat tanggal lahir dan alamat. Setelah itu diberikan kertas khusus. Setelah itu, saya pun diminta menunggu di ruang lain.

Tak lama menunggu, nomor saya dipanggil untuk dilakukan pemeriksaan diri oleh dokter. Saya ditanya pernah sakit apa saja, apa pernah positif covid dan lain-lain. Saya juga di tensi dan agak kaget hasil tensi saya 143. Tapi alhamdulillah dijinkan untuk vaksin.

Langsung saat itu juga di arahkan ke meja khusus untuk vaksin. Ada dua petugas yang siap vaksinasi ke saya. Saya sempat nanya, “Apa bisa vaksin tapi tertutup,” kata saya. Kebetulan saya pakai jilbab panjang dan baju buka kancing depan jadi bisa tertutup menurut saya.. 

Tapi alhamdulillah petugas mengarahkan saya untuk vaksin di ruang tertutup. Wah alhamdulillah saya baru ngeh ada ruang tertutup untuk vaksin. Tawaran itu pun saya ambil.




Sebelum di vaksin, saya tutup mata. Dan ibu petugas berusaha mengajak saya ngomong tapi di awali dengan kalimat “Ibu takut suntik ya”. Saya mau jawab jujur, tapi awalnya malu. Namun akhirnya saya mengakui. Hahaha. Karena proses ngobrol itulah, saya jadi rileks dan alhamdulillah tak terasa sakit.

Saya lalu diminta untuk menunggu 30 menit untuk observasi setelah di vaksin. Mengapa harus menunggu 30 menit setelah vaksinasi? Hal ini untuk untuk mengobservasi kejadian ikutan pasca imunisasi. Alhamdulillah setelah 30 menit saya di observasi tak ada keluhan sama sekali. Tangan saya tak pegal, tak merasa pegal di tangan yang di suntik serta tak ada rasa mual.

Oh ya, ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum vaksin yakni tidak begadang malam sebelumnya dan sarapan sebelum vaksin. Informasi ini diberikan malam sebelum vaksin dan alhamdulillah saya malam sebelumnya tidur cepat dan sarapan terlebih dahulu.


Apa ada efek setelah vaksin ? Saya sih merasa alhamdulillah tak ada keluhan apa-apa. Satu sisi saya memang ngantuk berat setiba di rumah. Tapi kayaknya ini karena kecapekan jalan kaki karena drama muter di Gelora Bung Karno. Hahaha.

Kapan vaksinasi covid tahap kedua ? Kalau di lihat berdasarkan sms, jadwal vaksin saya di Puskesmas Pasar Rebo tanggal 13 Maret 2021 puku; 08.00-10.00 WIB. Bismillah semoga Allah kabulkan dan iktiar sehat tetap dilanjutkan.

Nanti saya akan tulis lagi ya pengalaman vaksinasi covid tahap kedua di blog ini. Terima kasih sudah membaca J

 

13 件のコメント

Avatar
Reyne Raea 2021/03/05 21:20

Wah Alhamdulillah udah vaksin duluan ya Mba :D
Semoga vaksin ini bisa segera merata dan menjadi sebuah ujung dari pandemi ini.
Nggak sabar menanti jadwal vaksin juga, meski kayaknya dapat yang paling akhir deh hahaha.

Meskipun sejujurnya, sayapun takut disuntik hahaha

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 2021/03/06 12:16

Iya sama kalau mau ikut takut ya aku nggak bakalan mau disuntik. Tapi mau gimana lagi. Hehhee

Reply Delete
Avatar
winda - dajourneys.com 2021/03/05 23:35

di Bandung mulai ada vaksin nih mba, tapi cuma buat kotamadya, kabupaten belum kebagian, semoga segera kebagian jadi seenggaknya sedikit lebih tenang ya mba :)

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 2021/03/06 12:17

Aamiin semoga ya mba. Merata dan banyak yang di vaksin

Reply Delete
Avatar
Mechta 2021/03/06 7:41

kita vaksin beda 2 hari mba.. alhamdulillah ya sudah melewati tahap pertama dg lancar, semoga begitu pula tahap berikutnya. Ikhtiar sehat kita ya mba..

Reply Delete
Avatar
lianny hendrawati 2021/03/06 10:36

Wah sudah divaksin, syukurlah tidak ada efek samping apa-apa ya. Vaksin tahap kedua berarti beda tempatnya ya mbak? Semoga lancar semuanya. Itu tensi 140 an mungkin karena habis jalan kaki mbak hehe.

Reply Delete
Avatar
fanny Nila (dcatqueen.com) 2021/03/06 17:22

Ya ampuuuun beruntungnya sudah dapet mbaaa :D. Suamiku kerja di bank swasta, dan kantornya udh bikin arrangement supaya semua staff dan familynya dalam 1 KK untuk divaksin semua. Baru tahap di data sih. Blm tau kapan jdwal bisa dapet hahahaha. Aku ga sabaaaar :D

Reply Delete
Avatar
Indah Nuria Savitri 2021/03/07 9:33

Waaah di GBK ya mbaa... luas dan jadinya amaaan ya. Aku udah vaksin tahap pertama juga mba dan kita lakukan di aula besar Caraka Loka

Reply Delete
Avatar
lendyagasshi 2021/03/07 12:31

Enam hari lagi, kak Lidhaa...bakalan vaksin tahap 2.
Daerahku kok belum yaah..?

Hehhee...padahal di wilayah lansia.
Sabar menanti.

**aku juga takut suntik niih...degdegan aja yaa..
Tapi cukup komunikatif yaa, kak Lidh...nakesnya.

Reply Delete
Avatar
CIci Desri 2021/03/07 12:46

yes aku pro vaksin Kak sebagai bentuk ikhtiar untuk melindungi diri dan keluarga tentunya. Di area rumah ku masih pendataan utk vaksin juga kak.

Reply Delete
Avatar
Arda Sitepu 2021/03/07 21:10

Senang banget sudah vaksin yang mbak, saya belum dapat giliran vaksin semoga dalam waktu dekat bisa dapat giliran vaksin.

Reply Delete
Avatar
duniamasak 2021/03/16 9:39

stay safe and stay healthy ya kak :D

Reply Delete
Avatar
Herva Yulyanti 2021/03/17 9:48

Wah ummi akhirnya suntik vaksin juja syukurlah ga ada keluhan cerita dari temanku dimana ada temannya yang sampe sesak napas selepas vaksin kan aku jadi parno wkwkwk

Reply Delete