Salah satu keinginan saya
adalah mengurangi tumpukan barang di rumah untuk hidup minimalis. Ketika
renovasi rumah, teryata banyak barang yang harus dibuang atau diberikan ke
orang lain karena tak terpakai. Padahal saya sering juga berikan barang yang
tak terpakai ke orang lain. Entah kenapa, barang diberikan ke yang lain tapi
saya beli barang lagi. Begitu terus mutar sehingga barang pun menumpuk. Waktu
itu saya mikir, kapan keinginan hidup minimalis tercapai.
Satu kelemahan saya, saya orangnya ‘lapar’ mata. Duh! Kalau lihat ada yang bagus, pengen beli. Jika lihat yang unik apalagi diskon terasa sayang kalau tak punya. Tapi ini tidak pada semua hal. Kebanyakan kebiasaan ‘lapar’ mata ini misalnya perabotan rumah tangga.
Sumber : pixabay.com |
Saya yakin ini bukan saya saja
tapi masih banyak yang punya keinginan hidup minimalis tapi belum maksimal
hidup minimalis. Saya sudah mencoba tidak membeli pakaian beberapa bulan ini
karena hampir tak ada kegiatan selain ke kantor. Dan kalaupun ke kantor, ada
seragam kantor serta pakaian sederhana yang saya gunakan. Jadi agak terkesan
menggunakan pakaian itu lagi, itu lagi.
Dan salah satu informasi soal hidup minimalis ala orang Jepang ada di buku yang dituli Fumio Sasaki berjudul ‘Goodbye, Things. Hidup Minimalis ala Orang Jepang’.
Buku ini membahas defisini minimalisme, alasan mengapa menggumpulkan barang hingga cerita perubahan setelah menerapkan minimalis. Apa itu minimalis ? Minimalis dalam buku ini diartikan mengurangi barang kepemilikan hingga jumlah paling minimum. Hidup minimalis dalam buku ini diartikan hidup hanya dengan barang-barang itu agar kita kita dapat berfokus pada hal-hal yang sungguh penting.
Hidup Minimalis vs Hidup Maksimal
Buku yang diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2018 ini saya baca melalui e-book Gramedia Books. Bagian awal buku diawali dengan dua foto perbandingan antara hidup minimalis dan tidak. Tampilan ruangan minimalis adalah sebuah kasur putih dan meja kecil berwarna coklat. Tak ada benda lain selain ini. Sedangkan tampilan kamar maksimal penuh sesak dengan berbagai buku, makanan, minuman dan beberapa alat elektronik. Kamar pun menjadi lebih terasa sempit dan gelap.
Ada juga foto tampilan pakaian yang berserakat dan bertumpuk dimana-mana, lorong apartemen yang dipenuhi rak buku dan gelap untuk menggambarkan hidup tak minimalis. Fumio memutuskan denganhidup minimalis dengan memilih apartemen sederhana berukuran dua puluh meter persegi yang termasuk area dapur. Dia memilih menggunakan kasur yang ‘ringan’ yang cocok untuk minimalis sepertinya.
Perlengkapan yang dia pilih pun perlengkapan minimalis dari segi jumlah maupun model. Kunci apartemen dan sepeda dikaitkan jadi satu sehingga saat mau pergi cukup memasukkan dompet ini. Di buku ini juga melampirkan contoh beberapa warga Jepang yang telah menerapkan hidup minimalis.
Kiat Berpisah dari Barang untuk Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Dalam buku ini memberikan beberapa point yang bisa dilakukan untuk hidup minimalis ala orang Jepang. Pertama, buang jauh-jauh pikiran bahwa kita tidak mampu membuang barang. Tanyakan pada diri sendiri mengapa sulit berpisah dari barang. Apa yang menjadi kendala ?
Satu hal yang juga penting untuk hidup minimalis dengan memulailah dengan membuang barang yang jelas-jelas merupakan sampah. Cek di rumah apakah ada kaleng atau wadah makanan kosong yang tidak digunakan. Buang peralatan rumah tangga yang rusak. Dan mulailah memberikan rumah dari barang yang jelas-jelas sudah berubah menjadi sampah.
Baca : Rahasia Bahagia Orang Swedia
Untuk hidup minimalis ala orang Jepang juga bisa dilakukan dengan membuang barang yang persis sama dalam jumlah besar. Cek juga di rumah apakah ada barang yang sudah setahun tak pernah digunakan. Hal ini karena besar kemungkinan barang-barang tersebut tidak digunakan. Lalu jika ada barang yang digunakan tiga tahun sekali, mengapa tidak menyewa saja ?
Menurut saya hal penting juga untuk hidup minimalis ala orang Jepang adalah bedakan keinginan dengan kebutuhan. Saya yakin semua tahu ini. Tapi seberapa sering menerapkannya ? Padahal, dengan membeli sesuai kebutuhan tentunya tak akan ada penumpukan barang.
Saya suka tampilan dan bahasa yang digunakan di buku ini karena diajarkan per point dan memberikan contoh langsung seperti dalam bentuk foto. Perbandingan saat hidup minimalis dan tidak pun ada di buku ini.
Sudahkah membaca buku ini atau
sudah menerapkan hidup minimalis ala orang Jepang ?
prinsip decluttering ini harus diterapkan deh ini fix, karena entah kenapa ya org kita tuh kok suka banget menimbun barang hihi, pdhl kita udah gak pernah pakai lagi, harusnya dibuang or disumbangkan or dijadikan daur ulang biar jadi berguna
Reply DeleteIya itulah aku ya heran mba. BAwaannya pengen beli melulu sih :D
Reply Deletepengen banget bisa hidup minimalis seperti orang Jepang ini, kayaknya kamar dan rumah jadi terlihat lega dan luas deh. Tapi butuh waktu yang banyak juga ya mbak untuk mensortir barang yang bener2 kepake atau ga, huhuhu
Reply DeleteHahah iya mba. Dan harus tega juga pas mau buang barang :D
Reply DeleteImpian saya nih mba, hidup minimal tapi sayang sekali masih beda pandangan pasangan. Tapi minimal dapur sebagai wilayah saya sudah dikit-dikit diterapkan. Betul lho semakin sedikit barang semakin bahagia
Reply DeleteNah padahal harus kompak juga sih ya mba :)
Reply DeleteAku juga udah baca buku ini sejak saat itu jadi serinf decluttering barang2 yg tidak perlu hehe
Reply DeletePerlahan lahana ya mba :)
Reply DeleteAku juga gitu lebih suka minimalis mengeluarkan yg tidak terpakai bahakan untuk bajupun jika ada yg baru pasti yg lama aku keluarkan ummi
Reply DeleteMantap bunda terbaik idola ku
Reply DeleteSejak belajar Montessori aku jadi lebih concern dengan gaya hidup Minimalist apalagi saat mengetahui manfaatnya buat anak dan keluarga.
Reply DeleteAku udah mulai concern nih mbak dengan gaya hidup minimalis. Terutama urusan pakaian keluarga. Pokoknya jangan sampai numpuk pakaian yang cuma buat gaya aja
Reply Deletebagus juga konsep hidup minimalis orang Jepang ini ya, jadi gak perlu beli barang yang sebenarnya kurang kita perlukan juga plus decluttering deh tuh barang yang udah gak kepake
Reply DeleteTahun ini aku belum sortir barang2 lagi nih. Pasti banyak yang bisa dikurangi. Mau coba hidup minimalis juga.
Reply DeleteIya banget.
Reply DeleteBuku Fumio Sasaki ini yang lumayan mudah untuk diterapkan. Daripada Marie Kondo menurutku.
Karena pertama yang perlu dirubah adalah mindset yaa..
Kemudian take an action.
yap bener mba. Aku belum baca bukunya Marie Kondo nih
Reply DeleteKonsep hidup yang bagus sekali sebenarnya ya Mbak. Memulainya saja ini yang perlu dipacu benar supaya bisa tergerak.
Reply DeleteAku termasuk yang hidup minimalis, barang gak dipakai dan harus diganti karena udh lama, ya dibuang atau kasih orang gak ditumpuk. Beli baju 2 baru berarti harus buang 2 baju lama atau kasih ke orang. Intinya sih gak mau numpuk barang.
Reply Deletekeknya org indo udh mulai terpengaruh dgn gaya minimalis jepang, soalnya barang2 dr brand jepang, yg cuttingan pakaian dan no motif dlm pakaian jd laris manis dan ngetrend di indo, ada tuh merk uni**o hehe, itu dr jepang kan? haha
Reply DeleteSaya belum pernah membaca buku itu, Mbak, tapi di rumah juga lagi berusaha memisahkan barang yang sudah tidak terpakai lagi untuk dibuang atau memberikan barang layak pada yang membutuhkan. Ingin hidup minimalis juga, kayaknya lebih nyaman, ya ...
Reply Deleteduh pengen banget menerapkan hidup minimalis ini nih udah dari beberapa waktu lalu tapi masih bingung, mau mulai beres2 dikit dikit ah ngeluarin hal yang nggak terlalu dibutuhkan di rumah hihihi
Reply Deleteaduuuh aku juga pengen bangeet mba bisa hidup minimales seperti ini. Seperti lebih tenang dan ngga ribet ya pastinyaaa
Reply DeleteSuka banget sama konsep hidup minimalisnya orang Jepang jadi lebih simple dan gak jadi penimbun barang krn too much brg yang gak dibutuhin
Reply DeleteReminder banget ini sih mbak barang-barang yang tidak terpakai kadang disimpan aja bukan di keluarkan ya . Jadi ingin ikuti tipsnya mbak semoha bisa nih doakan mbak.
Reply DeleteYa ALLAH, semoga aku konsisten untuk decluttering dan hidup minimalis.
Reply DeleteSekarang aku udah lumayan, mba. blasss ga beli2 baju, jilbab, etc.
palingo belanja celana buat anakku yg tumbuh kembang, karena makin ndut semenjak pandemi :D Makan terooosss wkwkwk
fumio sasaki ini ama mirip ama marie kondo ya mba prinsipnya? aku belum baca nih. tapi memang budaya simpel ini baiknya turut diterapkan ama masyarakat kita yah
Reply DeleteAku pernah baca beberapa bab tapi belum kelar mba Lidh, baca di gramedia digital hidup minimalis gini. Jadi pengen menerapkan juga tapi amsih belajar
Reply Deleteiya seneng lihat gaya hidup rumah tangga jepang, mereka itu secara berkala mengeluarkan barang-barangnya kalau mereka beli barang baru atau pergantian musim. jadi enggak ada barang yang berjubel di rumahnya
Reply Deletebagus ini mba bukunya. memang decluttering itu butuh tekad dan kerelaan xD aku akhir tahun lalu ikut kelas gemar rapi yang tahapan awalnya mengubah mindset dulu batu decluttering dan organizing.
Reply Delete