Cara Cegah Penyebaran Virus Corona dengan Pepsodent Active Defense

Saat teman-teman membaca judul tulisan ini pasti akan bertanya-tanya, apakah bisa cegah penyebaran virus corona dengan Pepsodent Active Defense? Bagaimana caranya ? Apa sih keunggulan dari Pepsodent Active Defense sehingga dianggap mampu cegah penyebaran virus corona ?

Sebelum membahas tentang Pepsodent Active Defense, saya tahu kalau teman-teman paham bahwa masih ada corona di dunia. Jumlah korban yang meninggal dunia dan positif tidak berkurang tapi bertambah. 

Hingga 11 Desember 2020, tercatat jumlah orang meninggal 18.511 dan jumlah yang terkonfirmasi positif menjadi 605.243. Dalam sehari, jumlah kematian mencapai 175 orang sedangkan jumlah pasien positif covid per hari di kisaran angkaRp 5000 hingga pernah lebih dari 8000 orang.

Ini data yang tercatat loh. Dan pastinya jumlahnya bisa jadi lebih daripada yang terdata. Jumlah ini kapan akan mulai menurun karena satu sisi penerapan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun sangat sulit untuk diterapkan.  “Pandemi ini belum terkendali dengan baik,” kata Drg. Tritarayati, SH. Ini masih membutuhkan kesadaran masyarakat dan juga kolaborasi banyak pihak untuk mengatasi wabah pandemi virus corona ini.

Drg. Tritarayati merupakan salah satu dari empat narasumber utama webinar yang dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2020. Selain drg Tritarayati, ada tiga narasumber lainnya yang menjadi narasumber webinar yang dilaksanakan oleh Pepsodent yakni :

• Dr. Kuntjoro Adi Purjanto,M.Kes
• Dr.drg. Armelia Sari Widyarman, M.Kes
• Drg. Ratu Mirah Afifah, MDSc   

Banyak yang menganggap pandemi ini sudah selesai. Padahal pandemi ini belum berakhir. Penyebab utama orang terinfeksi virus corona melalui droplet. Droplet pernapasan berasal dari aktifitas kita seperti berbicara, menyanyi. Ada kemungkinan ada potensi lain penyebaran virus corona selain dari pernapasan yakni di rongga mulut.

Cara Cegah Penyebaran Virus Corona

Dr.drg. Armelia Sari Widyarman, M.Kes mengatakan air liur bisa dijadikan sampel apakah seseorang itu terinfeksi virus corona atau tidak. Ini artinya virus di air ludah banyak. Ada tiga ukuran partikel droplet.

Pertama ada splatter (ukurannya yang paling besar) yang daya jangkauannya hingga satu meter. Kedua adalah droplet yang ukurannya lebih kecil dengan daya jangkauannya hingga sampai 1,5 meter dengan kecepatan secara teori 10 meter/detik. Nah ada satu lagi partikel yang jauh lebih kecil dan paling rentan menularkan covid yakni aerosol yang kecepatannya bisa 50 meter/detik. “Jadi kalau bersin itu jangkauannya sampai 6 meter,” kata drg Amelia. Nah bahkan aerosol ini kalau di udara bahkan bisa bertahan hingga 3 jam!

Dengan segala resiko itu, bagaimana dengan tenaga kesehatan yang bekerja dengan resiko tinggi seperti bekerja di rumah sakit. Selain itu konstruksi dan manufaktur jugamerupakan bidang pekerjaan yang juga beresiko tinggi terkena virus corona. Dr Kuntjoro mengatakan di sana ada resiko tenaga kerja, pasien dan lingkungannya terpapar virus corona.

Di Rumah sakit harus ada pengaturan untuk memperkecil resiko misalnya menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga semuanya. Ruangannya juga harus spesial. Perilaku masyarakat pun harus di ubah untuk tetap mampu menerapkan protokol kesehatan.

Dokter gigi rentan terpapar virus corona. Jadi harus ada pemberlakuan khusus di masa pandemi. Jadi saat melakukan tindakan, di dalam ruangan harus hanya ada dokter gigi dan perawat saja selain pasiennya. Dokter gigi juga harus pakai APD level 3 yang seperti merawat pasien covid. Selain itu sebelum menerima pasien selanjutnya, dokter gigi dan perawat harus membersihkan peralatan yang digunakan. Ruangan juga harus di sterilisasi sebelum menerima pasien berikutnya.

Hal ini harus dilakukan karena untuk mencegah terkena droplet. Bayangkan saja, 1 ml air liur mengandung jutaan kuman. Selain itu, dalam 1x membuang napas, droplet air libur dapat menyebar lebih dari 1 meter. Ketika ada yang batuk,  1x batuk sama dengan 200 juta partikel virus. “Belakang tenggorokan merupakan tempat bersarangnya virus,” kata drg. Mirah.

Pepsodent Active Defense, Mouthwash dengan Teknologi CPC untuk Membantu Mengurangi Virus Corona

Pertanyaan yang terlintas, apakah benar mouthwash dengan teknologi CPC dapay membantu mengurangi virus corona ? Virus yang menyebar dari orang ke orang melalui droplet bisa dilawan untuk mengurangi virus dengan menggunakan moutwahsh dengan teknologi CPC (Cetylpyridinium Chloride).

Hal ini bukan tanpa alasan. Penelitian yang dilakukan Unilever dengan laboratoritum terkemuka terbukti bahwa moutwahs dengan teknologi CPC dapat mengurangi jumlah virus corona. Hasila wal penelitian menunjukkan bahwa setelah 30 detik pembilasan, mouthwash yang mengandung CPC efektif mengurangi jumlah virus covid hingga 99,9%. Mengapa harus 30 detik? Jadi, 30 detik merupakan durasi yang dianjurkan untuk menggunakan mouthwash dan jadi acuan dalam penelitian. 

Nah, moutwash dengan teknologi CPC yang dianjurkan adalah Pepsodent Active Defense yang berpotensi memberikan perlindungan tambahan untuk mengurangi penyebaran virus corona.

“Ini wujud nyata Pepsodent untuk melindungi keluarga dari penyebaran virus corona,” kata drg. Ratu Mirah. Ini inovasi dapat menjaga perlindungan tambahan untuk keluarga dari resiko transmisi penyakit covid. Namun bagaimanapun menurut drg Mirah dan seluruh narasumber sepakat bagaimana pun penerapan 3 M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun harus tetap dilakukan.