Selama pandemi virus corona melanda Indonesia, salah satu keputusan pemerintah adalah memberlakukan belajar di rumah. Sebuah keputusan yang menurut saya terbaik sebagai salah satu cara perlindungan anak dari paparan virus corona ini. Saya pertama kali tahu keputusan ini saat bertugas di kantor dan menonton breaking news konferensi pers Gubernur Jakarta pada Maret 2020.
Saya langsung menggabarkan ini kepada Ayyas, anak saya yang kala itu masih duduk di kelas 5 SD. “Wah, nggak ketemu teman dan guru di sekolah dong,” katanya. Ya, untuk sementara ini langkah yang harus di ambil untuk kebaikan semua.
Sumber foto : pixabay.com |
Ketika keputusan untuk belajar di rumah di lakukan, sekolah Ayyas dan gurunya langsung melakukan langkah cepat. Wali murid Ayyas kelas 5 SD, Bu Siska langsung membuat google clasroom. Di google clasroom itu, semua penugasan diberikan guru untuk dikerjakan kepada anak.
Ada beberapa aplikasi yang harus di download orangtua untuk menunjang sistem belajar di rumah. Salah satunya adalah Webex, mi mind hingga google meet.
Pekan pertama belajar di rumah adalah masa beradaptasi bagi orangtua, anak dan guru. Saya tahu ini tak mudah. Tapi ini mau tak mau harus dilewati bersama untuk proses pembelajaran ke depan. Bagaimanapun, anak tidak boleh berhenti mendapatkan ilmu pengetahuan dari sekolah.
Ayyas bersemangat selama mengerjakan tugas di rumah. Namun ada kalanya, beberapa kali iya mengeluh juga karena ada beberapa pekerjaan yang agak sulit dia kerjakan. Saya, sebagai orangtua lebih banyak memberikan semangat untuknya mengerjakan. Menurut saya, dia harus bisa berusaha semaksimal mungkin untuk mengerjakan tugas.
Selama belajar di rumah, ada
beberapa kebiasaan yang harus dilakukan yakni :
- Konfirmasi kehadiran pukul 07.00 WIB sebagai tanda kehadiran jelang pembelajaran. Konfirmasi kehadiran dilakukan di google classroom.
- Malam sebelumnya, diberikan jadwal pembelajaran untuk keesokan harinya. Lengkap dengan link tatap muka secara online misalnya melalui webex dan google meet.
- Setiap hari mengaji minimal 10 halaman dan bacaan ummi kemudian laporan shalat wajib dan shalat sunnah.
Belajar di rumah menurut saya ada beberapa cara yang harus dilakukan agar proses belajarnya menjadi menyenangkan. Sebelumnya, rumah mungkin hanya sebagai tempat belajar sekilas untuk mengulang pembelajaran di sekolah. Tapi saat ini, mau tak mau harus belajar seperti di sekolah tapi di rumah.
Apakah bisa? Memang tak mudah. Karena saya kerja pemantauan Ayyas belajar di rumah saya lakukan via telepon atau videocall. Misalnya apakah pelajarannya sudah selesai atau tidak, pelajaran apa yang disampaikan guru dan lain-lain. Semuanya untuk menunjukkan bahwa memang belajar di rumah tetap harus diawasi oleh orangtua.
Ayyas dan Umminya |
Satu kebiasaan belajar Ayyas di rumah adalah belajar sambil mendengarkan musik. Bahkan pernah dia belajar mengerjakan tugas rumah sambil nonton televisi. Waduh terus terang saja ini tak efektif untuk pembelajaran. Jadi belajar sekedar belajar tapi tidak bisa menyimak dengan baik pelajaran yang dikerjakan.
Tips Belajar di Rumah
Lalu, apa yang harus dilakukan selama belajar di rumah ? Pertama-tama, pastikan internet aman dan lancar sehingga tak ada kendala sinyal. Kebayang kan mau kirim tugas tapi gagal melulu karena sinyal internet terhambat ? Tapi ini pernah terjadi ketika laporan hapalan harus video call dan guru tak bisa menghubungi Ayyas via video call sehingga mau tak mau melalui telepon biasa.
Kedua, jangan lupa pastikan anak sudah mandi dan sarapan sehingga lebih semangat untuk memulai belajar di rumah. Jangan sampai deh anak malah nggak mau mandi karena merasa toh belajar di rumah saja sehinggak nggak papa nggak mandi. Buat saya, big no!. Jadi sebelum memulai pembelajaran, saya memastikan Ayyas sudah mandi. Pukul 05.30 WIB dia sudah bangun untuk shalat subuh dan lanjut sarapan dan mandi sebelum memulai pembelajaran.
Ketiga, pastikan ruangan belajar aman dan nyaman serta tidak ada gangguan alias tak ribut. Ayyas memilih belajar di kamarnya. Karena tidak ada meja belajar khusus, dia memilih duduk di karpet kemudian menggunakan meja lipat. Dan supaya nyaman pun ia menyalakan pendingin ruangan. Oh ya jangan lupa kondisi kamar juga harus rapi dan bersih ya supaya semangat belajar.
Saat video tatap muka |
Keempat, tetap bersemangat dan mendukung anak menjalankan belajar di rumah. Terkadang mungkin anak bosan karena berada dalam ruangan yang sama dan tak bisa puas bermain bersama teman-temannya. Jadi semangat ini sangat penting tentunya. Kita sebagai orangtua juga harus tanggap terhadap kebutuhan anak.
Kelima, siapkan cemilan dan makan siang yang bernutrisi yang mendukung perkembangan anak. Selain itu, ijinkan anak untuk istirahat ketika jadwal istirahat tiba sekitar pukul 12.00-13.00 WIB.
Bagi saya sekeluarga, belajar di rumah tentunya bukan penghalang karena terbantu kemudahan teknologi. Lalu, bagaimana anak-anak yang akses internet susah dan memiliki keterbatasan alat? Tentunya ini yang menjadi penghalang.
Belajar di rumah ini adalah pengalaman bagi Ayyas sebagai anak dan saya sebagai orangtua sehingga selama masa-masa ini harus berpegang tangan untuk bisa lalui dengan baik dan maksimalkan. Semoga pengalaman belajar di rumah selama pandemi virus corona ini bisa berjalan lancar. Tapi doa terkuat semoga masa pandemi ini segera berlalu dan kita semua sekeluarga diberikan kesehatan.
Ada yang punya pengalaman
menyenangkan anak belajar di rumah?
saya jujur kerepotan mba, karena berdua dengan suami aja, dan kami berdua bekerja, terpaksa anak saya bawa ke kantor untuk ikut HBL, untungnya bos saya ijinkan, tp akibatnya pekerjaan jadi terganggu dan ga konsen :(
Reply DeleteYa Allah kebayang ribetnya mba :(
Reply DeletePengalamanku anak belajar di rumah, bundanya jadi tau banget perjuangan guru di sekolah ngajarin mereka. Tapi memang jadinya kita juga dituntut kreatif karena anakku masih TK pas mulai belajar di rumah, sekarang baru masuk SD masih tetap di rumah.
Reply DeleteBosen banget schooling from home ini...
Reply DeleteTapi yaaa piye maneh Mbaa
Lagian Sby zona merah tua --> mengarah ke hitam
Saking banyaknya kasus covid dan korban meninggal.
Anak2ku juga PJJ nih. Rafa kelas 10 dan Fakhri kelas 7. Pakai laptop dan Hp. Awalnya menggunakan zoom, lalu ada juga Google Classroom, Google Meet dll. Adaptasi pelan2 lama2 nanti terbiasa ya. Ayyas udah gede aja, pa kabar? Iya aamiin, semoga corona lekas menghilang ditelan bumi supaya kita bisa hidup normal seperti biasanya ya mb Al.
Reply DeleteAda lah pastinya karena saat ini anak-anak saya juga sedang PJJ. Banyak dramanya juga, sih. Tetapi, sebagian besar masih bisa bikin saya ketawa-tawa
Reply DeleteSebulan pertama belajar di rumah bulan Maret itu yang paling berat rasanya. Tugas-tugas dikasih tiap hari sampai menumpuk sementara materi nggak optimal disampaikan. Di ajaran baru ini semoga lebih lancar dan maksimal PJJnya.
Reply DeleteSebagai orangtua Peran kita sangat penting ya Mbak untuk memantau anak Selama belajar di rumah biar belajarnya berjalan lancar.
Reply DeleteBerkat corona semua berubah ya mbak. Duh aku pusing kali harus ngajarin anak di rumah. Gak bakat jd guru 😂
Reply DeletePandemi ini benar-benar mengubah banyak kebiasaan ya? Pengalaman banget nih anak belajar dari rumah. Semoga sehat selalu ya mbak.
Reply DeleteHalo dek, masyaAllah luar biasa semangatnya, aku jadi keikutan bersemangat juga nih mba Lid. Semoga pandemi ini lekas berlalu aamiin. Kasihan ya anak-anak yang harus belajar lewat rumah. Pasti rindu akan suasana sekolah dan teman-temannya. Semangat selalu ya adek.
Reply DeleteSaat ini tidak ada kendala sih untuk anakku untuk belajar di rumah mba. Justru yang tergagap-gagap adalah gurunya. Ya gimana kan, kalau di SD negeri rata-rata gurunya sudah sepuh. Butuh waktu yang khusus bagi para guru untuk memahami penggunaan teknologi ini. Kendala karena human factor ini merupakan salah satu hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah.
Reply DeleteKalau pengalaman aku belajar di rumah selama pandemi ini biasanya baca" buku dan kerjaan di belakang rumah Jadi kaya ala" piknik gtu kak. Gak kerasa deh belajarnya karena asik banget.
Reply DeleteAKu masalah juga niih, kak..
Reply DeleteSejak SFH semester baru, anak dua...jadwal pembelajarannya sama.
Dan mereka gak mau jauhan, cuma beda ruangan. Jadi agak-agak terdistraksi gitu...
Memang masa pendemi menjadikan kita bersabar dengan keadaan yang ada yaa, kak Alida.
betul banget mba pasti harus ada trik supaya anak-anak ga bosen belajar di rumah ya, belajar dalam keadaan bersih dan perut kenyang betul juga bisa membantu konsentrasi mereka, pernah juga saya lihat keponakan yang school from home, kalau belom makan dia kadang bolak-balik ambil makanan mulu, akhirnya belajarnya ga konsen
Reply DeleteSama umi, anak anak dirumah juga pada sekolah dari rumah. memang sih banyak kendalanya ya umi, apalagi seperti anak saya, kalau pas online ke-5nya repot banget haha alhamdulillah masa adaptasi sudah berlalu, sekarang mulai melanjutkan
Reply DeleteKalo aku bukan anak nih, tapi adek hehe karena mama papa ku kerja jadi aku yang ngurus mereka. kemaren sempet ada kendala internet karena provider wifi belom ada yang masuk ke daerah rumahku. tapi alhamdulillah akhirnya ada yg masuk jugaa, baru 3 hari ni pasang wifi dan jad lancaar hehe
Reply DeleteAku juga membuka PAUD sendiri... khusus buat anakku hahaha. Berbekal skill dan kesabaran, bismillah semoga lancar kegiatan belajar mengajar tahun ini
Reply Deletedi masa-mas awal bisa jadi terasa berat ya, karena belum terbiasa. Lama kelamaan jadi terasa ringan karena sudah jadi rutinitas
Reply DeleteKakak Ayyas semangat belajarnya yaa. Senangbanget baca ini, tempat belajarnya nyaman, kakaknya semangat belajar.
Reply DeleteAlhamdulillah sejauh ini PJJ anak-anak lancar. Yang besar sudah kelas X jadi sudah bisa jalan sendiri tinggal ngawasin aja. Yang kecil sebaya Ayyas, masih suka kabur-kaburan yang cari makanan dulu lah, yang mau ke toilet dulu lah padahal guru lagi online di Zoom Meeting hihihi
Reply DeleteSemangat untuk Ayyas dan Ummi...
Stok sabar harus dibanyakin kalau curhatan para ibu di grup sekolah dan beberapa grup lainnya. Kebayang yang anaknya lebih dari 2 dan jadwalnya barengan gitu deh.
Reply DeleteWalaupun belajarnya di rumah tetap harus mandi & sarapan dulu ya mbak, sama nih anak-anak di rumah juga diwajibkan begitu sebelum isi daftar kehadiran supaya gak dianggap absen hari itu
Reply Deletesalut banget sama orang tua seperti mbak yang semangat terus dalam mendidik si buah hati meski dalam kondisi pandemi. Nggak kebayang strugglenya baik orangtua maupun anak untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran baru ini.
Reply Deleteanyway, semangat terus ya mba. Much love!
Belajar sendiri di rumah memang harus disiplin ya Mbak. Baik Ayyas maupun umminya. Untungnya internet sekarang kencang, bisa lari bak kuda, jadi proses belajar mengajar secara daring tak terhambat. Aku hanya kepikiran anak-anak yang gak punya akses terhadap komputer dan internet, gimana mereka mengejar ketertinggalan ya?
Reply DeleteUdah rapi dan efektif gitu ya gurunya ngasih jadwal. Di sini mah sejak awal pandemi hingga sekarang belajar di rumah tetap nggak maksimal. Sayang banget. Ayyas jadwalnya cukup teratur berarti memang sekolah dan gurunya aware banget.
Reply DeleteSenengnya kalo anak2 semangat menjalani masa2 sulit seprti skrg ini ya.. Anak2ku Alhmdulillah juga happy2 aja.. Semoga selalu sehat yaa
Reply DeleteSama banget mba selama belajar online yg penting anak2 Kita support biar betah belajarnya walapunungkin agak susah krn belum terbiasa
Reply DeleteWalau belajar di rumah, aktivitas sepertu biasanya jangan terlewatkan ya Mba, seperti tetap rutin mandi pagi-pagi. Belajar pasti tetap menyenangkan walau tidak ketemu guru kalau sudah bersih
Reply DeleteSemangat ya, Dek Ayyas. Kamar memang pilihan terbaik untuk belajar di rumah biar tidak ada gangguan suara atau lainnya.
Reply DeleteJujur saja saya kerepotan, Mbak. 2 adik saya belajar di rumah dan dua-duanya tahun ini ikutan PPDB tingkat SLTA dan SMP. Tahun ajaran baru ini dilakukan online, saya jadi ikutan grup WA dan Telegram pelajaran mereka.
Maklum orang tua saya kurang paham dengan cara belajar online. Jadi ya saya semuanya. Terus yang bikin pengen nyakar tembok (lebaay), pas lagi buka zoom, internet koneksinya hilang.. aaah, sebel banget rasanya.
Aku sendiri yang perlu meredam emosi dan stok sabar dibanyakin saat belajar di rumah. Tapi apa boleh buat, apalagi raffi masuk kelas 1 sd begini. Semangat ibunya, semangat anaknya bareng2 bisa melewati
Reply Deletehmmmm, i will do best, not one wull like this, for me while stay at home, my kidz must get some education, skill and always happiness. greeting sweet for your girls. keep fighting ya
Reply Deletesemangat kak Ayyas..kalau di saya, anak pertama kls 5, sudah cukup bisa lah mengikuti PJJ. Yang agak problem si bungsu (ini mulai TK B), belajar daring rasanya kurang efektif. Kalau pake zoom, maunya kabur atau klik menu close :D
Reply DeleteSangat diuji banget peran orangtua masa pandemi ya mba, semoga lekas berlalu semua ini. Anak-anak pasti merindukan untuk keluar rumah begitupun kita ingin santai sejenak.
Reply DeleteKarena anak-anak sudah SMP jadi belajar dari rumah ini buat saya menyenangkan. Anak-anak sudah bisa dilepas sendiri tanpa didampingi jadi nggak repot. Lebih bisa mengawasi anak anak juga. Paling sebentar sebentar minta makan dan camilan aja.
Reply DeleteAnakku pertama kali ikutan kelas online lewat zoom senang banget mba. Soalnya bisa lihat wajah teman-temannya yang udah berbulan-bulan tak jumpa. Pas gurunya juga yang menyenangkan cara membawakan pelajaran. Dia sampe nunggu-nunggu kelas online berikutnya lagi.
Reply DeleteSebenarnya kalau dibawa asyik ya asyik aja sih selama belajar di rumah. Cuma karena anakku cenderung masih kecil2 jadi efek bosannya terlalu tinggi. Apalagi yang kecil yang masih TK. Maunya main futsal ke sekolah terus. Tapi kami selalu bilang, sabar...sabar. Semoga pagebluk segera pergi. Kasian anak-anak terisolasi terus.
Reply Delete