Assalamu Alaikum teman-teman
apa kabar ?
Alhamdulillah kita masih
diberikan kesempatan hingga kini dalam keadaan sehat ya. Ramadan tak terasa
telah berlalu. Begitupula lebaran. Lebaran tahun ini terasa sangat berbeda di
bandingkan lebaran tahun-tahun sebelumnya. Lebaran tahun ini di rumah saja.
Ya, lebaran tahun ini di rumah
saja. Semua karena demi kebaikan bersama untuk melawan menghentikan peredaran
wabah penyakit yang disebabkan virus corona ini. Tak ada mudik, tak ada shalat
idul fitri di lapangan dekat rumah, tak ada kunjungan silaturahmi dari rumah ke
rumah. Lebaran tahun ini, di rumah saja.
Saya memesan nasi kebuli
kambing untuk 6 orang yang disajikan di atas nampan berukuran besar. Lalu saya
juga pesan gulai kambing dua porsi. Saya pesan nasi kebuli karena memang ada 6
anggota keluarga. Saya pesan untuk dikirim tepat pada malam lebaran.
Dan alhamdulillah, untuk nasi
kebuli kambing serta gulai kambing datang tepat waktu. Sempat kuatir telat
nyampe eh alhamdulillah tepat waktu. Harga satu porsi nasi kebuli kambing
senampan untuk 6 orang seharga Rp 280 ribu. Sedangkan gulai kambing satu porsi
harga Rp 40 ribu. Untuk ongkir agak mahal yakni Rp 60 ribu karena dikirim dari
Mampang Prapatan, Jakarta.
Sebetulnya suami sempat mau
membeli ketupat. Tapi katanya saat keliling kawasan dekat rumah nggak menemukan
ketupat. Alhasil, batal deh bikin ketupat. Tapi alhamdulillah ada rejeki
kiriman makanan lengkap opor dan ketupat dari tetangga-tetangga.
Oh ya, senang juga karena ada
bunga sedap malam yang menghiasi ruang makan. Alhamdulillah.
Shalat Idul Fitri kami lakukan
di dalam rumah. Tepatnya di ruang tamu. Suami saya yang di daulat sebagai imam
shalat. Mau siapa lagi karena yang paling mumpuni ya suami.
Usai menjalankan shalat Idul
Fitri, kami salam-salaman dan saling minta maaf jika ada salah kata atau
perbuatan. Dan sekaligus berdoa semoga Allah pertemukan kami semua di ramadan
serta lebaran tahun mendatang. Aamiin ...
Setelah itu, kami pun segera
makanan-makanan yang tersaji. Dan teryata nasi kebuli yang kami beli banyak
banget. Nasi yang katanya hanya untuk 6 orang teryata bisa hingga 10 orang.
Mengapa begitu? Soalnya kami nambah! Hehehe ...
Kami sempat silaturahmi dengan
tetangga. Tapi nggak salaman serta cipika cipiki. Tapi cukup silaturahmi dari
jauh dan memakai masker. Sedih memang kondisi begini tapi mau gimana lagi?
Karena tak mudik dan keliling
ke saudara, silaturahmi pun dilakukan via video call di whatsapp. Nah karena
keluarga besar, saya dan suami pun berurut-urut lakukan video call. Di awali
dengan menghubungi ibu mertua, Mae. Mae hanya bisa merespon suara pelan. Agak
sedih dengan keadaan ini. Apalagi salah satu mata Mae tak bisa berfungsi.
Supaya praktis, kami coba
hubungi beberapa orang sekaligus untuk whatsapp call. Tapi teryata maksimal
hanya 4 saja karena banyak yang belum upgrade whatsapp.
Alhamdulillah dengan adanya
video call ini bisa lumayan mengobati kerinduan walau lebaran di rumah saja. Dan
karena lebaran di rumah saja, saya tidur sepuasnya. Kebetulan capek setelah
kerja kantoran. Bahkan hari pertama lebaran, dari pagi sampai sore saya tidur
tiga kali. Sampai Ayyas protes sama kelakuan saya. Hahhaa
Apapun, saya tetap bersyukur
bisa melaksanakan lebaran walau di rumah saja. Masih bisa berkumpul dengan
keluarga dalam keadaan sehat dan bahagia. Semoga Allah berikan kita kesempatan
untuk ramadan serta lebaran di tahun-tahun mendatang dalam keadaan nikmat iman,
islam serta dalam keadaan sehat bersama keluarga.
Minal aidin wal faidzin. Mohon
maaf lahir dan batin ya teman-teman ...
Met lebaran mb. Maaf lahir batin yah.
Reply DeleteKalo dulu ketupat yang disiapin, sekarng paket data yang dikencengin :)
Wah, memang deh kita punya pengalaman salat Idulfitri berjamaah di rumah, ga ke mana2. Makan juga di rumah dan ga bersilaturahim ke tetangga dll. Yang penting makanan siap ya mbak hehehe jd betah2in di rumah. Lebaran yg unik dan ga bakal terlupakan seumur hidup.
Reply DeleteWalau lebaran di rumah aja tapi tetep seru ya, senangnya bisa kumpul bareng makan nasi kebuli, hangat terasa saling bermaaf-maafan. Semoga tahun depan sudah normal lagi lebarannya, bisa cipika cipiki sama tetangga lagi
Reply DeleteSama nih pengalaman baru idul fitri di rumah aja. Kami sholat ied berjamaah di ruang tamu, terasa syahdu malah bisa pelukan sepuasnya, tapi sayangnya malah gak salaman dengan tetangga..
Reply DeleteAlhamdulillah tetap bisa happy ya mbak bareng keluarga meskipun lebaran hanya bisa di rumah aja. Smg tahun depan bisa berlebaran ke sanak saudara
Reply DeleteAlhamdulillah ya umi, kita bisa masih bisa berlebaran dalam keadaan sehat, taqaballah Minna wa minkum umi. Mohon maaf lahir dan batin yaa. Nasi kebuli bagi keluarga dari Tante di Jakarta kayaknya emang wajib deh setiap lebaran juga gulai kambing. Selain ketupat dan opor tentunya
Reply DeleteWaalaikum salam umi. Kita juga lebaran di rumah aja. Tapi tetap kayak lebaran gitu deh. Pakai baju baru, masak rendang, opor lengkap. Biar tetap happy semua
Reply DeleteHuaaah, aku baca ini aku jadi langsung pingin makan nasi kebuliii... 😁😁 Alhamdulillah ya mba walaupun di rumah aja tapi bisa tetap bareng keluarga, anak-anak. Senengnya liat foto keluarga Mba Al.. ☺️ Alhamdulillah juga dapet ketupat ya mba Al.. Makin lengkap deh lebarannya ada ketupat.. 😁
Reply Delete