Sehari Jelajah Rammang-Rammang di Sulawesi Selatan

Takkala memutuskan untuk berkunjung ke Makassar untuk bersilaturahmi dengan saudara, saya sempatkan untuk berkunjung ke tempat wisata yang ada. Ibu Da, tante saya menawarkan untuk menjadikan rammang-rammang sebagai tempat wisata alam yang layak untuk dikunjungi. “Kalau ke Makassar, jangan lupa mampir ke rammang-rammang,” kata Ibu Da, tante saya. 

Rammang-rammang adalah gugusan pegunungan kapur atau karst yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 1 jam 30 menit dari pusat kota Makassar. Sehari setelah tiba di Makassar, sekitar pukul 07.00 WIB, saya dan keluarga pun melaju membelah kemacetan kota Makassar menyusuri kawasan Maros. Berbekal peta online, mobil pun melaju. 

Rammang-rammang

Setelah satu jam lebih 30 menit, kami pun masak di kampung di kawasan rammang-rammang. Sepanjang mata memandang, yang tampak adalah gugusan pegunungan kapur atau karst yang indah serta sawah hijau. 

Kami sempat bertanya-tanya akses menuju dermaga untuk bisa lebih menikmati rammang-rammang. “Ada dua dermaga. Mau lewat dermaga mana,” kata salah satu warga yang kami temui. Kami kemudian menanyakan rute terdekat dan kemudian diarahkan ke dermaga 2. 

Takkala tiba, ada puluhan orang yang menunggu perahu di dermaga sederhana. Kebanyakan mereka datang berkelompok bersama rekan atau keluarga. Harga sewa perahu untuk lebih dari 5 orang adalah Rp 250 ribu. 

Karena saya berenam, saya pun memesan perahu untuk sekeluarga. Kalau mau sewa topi, bisa dengan membayar Rp 5000. Topi yang disewakan adalah kopi rajutan yang mampu menghalau panas. Saya memesan dua untuk saya dan anak. 

Kami satu persatu pun menaiki perahu. Ada beberapa adik sepupu saya yang baru pertama kali naik perahu sehingga ketakutan. Bahkan ada yang saking takut sampe nangis! Hahahha. Eh, maap ya! 

Papa saya yang semula ingin naik, malah membatalkan. “Papa nunggu aja di dermaga,” kata papa saya. Waduh jauh-jauh malah nggak ikut keseruan menyusuri rammang-rammang. Tapi ya sudahlah daripada dipaksa tapi nggak menikmati? 

 

Saya dan keluarga 

Takkala sekeluarga sudah duduk di perahu, perahu pun melaju menyusuri sungai. Samping kiri dan kanan kita bisa menyaksikan juga berbagai tanaman bakau yang membuat lingkungannya lebih asri. Sebetulnya kalau sudah duduk di perahu, sebaiknya tidak ganti tempat karena kuatir perahu goyang dan ada yang takut. 

Dan kemudian ketika saya memutuskan duduk di depan, sepupu-sepupu saya heboh dong. “Chi jangan gerak dong. Duh perahunya goyang nih”. Dan apa yang saya lakukan?  Ya enjoy aja tetap melangkah ke depan. Hahaha … 

Sekitar 15 menit lebih menyusuri sungai, kami pun berlabuh di dermaga. Pas perahu berlabuh, kami trus mikir “Loh begini aja ?”. Tapi ya sudahlah karena sudah kadung ya kami pun melanjutkan hidup. Tsaahh … 

Pas di dermaga, ada pos kecil untuk membeli tiket masuk lagi sebesar Rp 5000. Oalah teryata masuk lagi, harus bayar toh. Baiklah. 

Kami pun tanpa ada petunjuk apapun, jalan menyusuri kawasan rammang-rammang yang kiri kanannya juga ada sawah serta rumah-rumah panggung.  Jalan yang semula datar, lama-lama semakin menanjak. Beberapa kali kami harus perlahan demi perlahan menaiki tangga sederhana yang terbuat dari batu. 

 

Di Rammang-rammang 

Ngos-ngosan, kami pun memilih berhenti di sebuah warung sederhana dan membelil minuman dingin. Saya pun bertanya ke pasangan suami istri yang berjualan di sana. 

“Bu maap, kalau saya mau balik ke perahu lewat mana ya?,” kata saya. 

“Oh balik lagi di dermaga awal ibu turun perahu tadi,” kata ibunya. 

What? Apaah? Balik lagi? Kami kira jalan ini menuju arah pulang ke perahu, teryata kami keliru sodara-sodara. Akhirnya, dengan kaki capek (maklum udah lama nggak olahraga, kami pun berjalan balik ke arah dermaga tempat perahu berlabuh. 

Tapi sebetulnya sebelum balik, Ayyas anak saya lihat ada tulisan ‘Gua berlian’ dan dia ngajak kami buat mendaki gua berlian. Saya menduga dia bakalan capek, eh teryata tidak. Alhamdulillah. 

Pilih Traveloka PayLater untuk Liburan di Traveloka 

Total selama lebih dari dua jam kami menghabiskan waktu disana dan kemudian memutuskan untuk kembali ke dermaga. Dan di luar dugaan, di perjalanan pulang, hujan deras pun tiba. Karena perahu bermesin ini tidak menggunakan penutup, maka kami pun basah! Beruntung,  pemilik perahu memiliki terpal bekas dan kami pun gunakan untuk menutup kepala. Dan teryata hujannya semakin deras. Kami hanya bisa tertawa lepas karna berada di kondisi seperti ini. HHahhaa

Jika datang ke Makassar, saya sarankan untuk booking hotel biar lebih punya waktu lama mengunjungi berbagai tempat wisata di Sulawesi Selatan. Termasuk tempat wisata rammang-rammang yang saya kunjungi sekeluarga.

Dan salah satu cara untuk mendapatkan hotel terbaik di Makassar adalah melalui Traveloka. Dan pas banget ada epic sale sehingga ada banyak pilihan untuk memilih hotel yang tepat. Semakin terbantu karena sekarang pembayarannya cashless sehingga nggak perlu ribet pembayaran uang tunai.  Nah, salah satunya dengan adanya fitur Traveloka PayLater.

PayLater adalah fasilitas keuangan dari Traveloka yang memungkinkan metode pembayaran dengan cicilan tanpa kartu kredit. Pendaftaran PayLater ini memiliki beberapa keuntungan yakni berlaku untuk usia 21 hingga 70 tahu dan bisa untuk seluruh warga Indonesia yang memiliki KTP Indonesia. Oh ya, PayLater ini didukung oleh Danamas sebagai mitra resmi yang terdaftar dan pertama kali memiliki zin beroperasi dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Selain itu, PayLater juga memiliki cara kerja penagih hutang yang beretika dari Traveloka PayLater.

Ingin berkunjung ke Makassar ?