Apa kabar, teman-teman ? Saya ingin berbagi pengalaman saya saat mengikuti kegiatan yang diadakan Save The Children selama 4 hari 3 malam di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Jadi, Save The Children memiliki kampanye STOP Pneumonia dan telah melakukan talkshow serta membuat lomba blog berhadiah jalan-jalan ke Sumba. Dan saya bersyukur menjadi salah satu dari dua pemenang lomba blog itu. Selama 4 hari 3 malam, ada tiga kegiatan utama yakni sosialisasi ayah ASI, workshop menulis serta acara puncaknya menghadiri kampanye STOP Pneumonia di Sumba Barat
Sosialisasi STOP Pneumonia |
Saya berangkat dari Jakarta Ahad, 20 Agustus ke Sumba Barat namun transit terlebih dahulu di Bali. Saya dan Mas Hari, Penanngung Jawab Program Kampanye STOP Pneumonia dari Save The Children berangkat dengan pesawat Garuda pukul 05.00 WIB. Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam, kami tiba di Bali untuk kembali melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat Wings Air selama satu jam.
Sekitar pukul 13.00 WITA, kami tiba di Bandara Udara Tambolaka, Sumba Barat Daya. Untuk menuju hotel di kawasan Waikabubak, Sumba Barat, dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan. Tiba di Hotel Monika Inn, saya langsung istirahat.
Keesokan harinya, kami menuju Kampung Prai Jing yang terletak di Desa Tebarak, Kecamatan Waikabubak, Sumba Barat. Perjalanan dari hotel ke Kampung Praijing sekitar satu jam perjalanan. Jalan menuju lokasi sudah rapi dan aksesnya mudah terjangkau.
Pertama kali tiba di Kampung Praijing, saya sungguh takjub dengan bentuk rumah adat yang hingga kini masih di pertahankan ke asliannya. Kampung Praijing adalah salah satu perkampungan adat yang hingga kini menjadi daya tarik untuk berkunjung ke Sumba Barat.
Saya akan membahas lebih banyak tentang perkampungan adat di Sumba Barat ini melalui tulisan yang terpisah. Kami tiba di kampung adat sekitar pukul 08.30 WITA. Sejak pertama kali tiba di Kampung Praijing, saya terkesan dengan keramahan para penduduk yang menyambut kami. Bahkan mereka dengan ramah menawarkan kami untuk masuk ke perkampungan Praijing.
Hari kedua kami di Sumba Barat untuk sosialisasi pentingnya menjadi Ayah ASI kepada para ayah di Kampung Praijing. Jujur ini pertama kali saya melihat secara langsung sosialisasi Ayah ASI kepada warga yang masih menjunjung tinggi adat dan saya mengira masih menutup diri dari masyarakat luar.
Tapi teryata anggapan saya keliru. Satu per satu warga yang merupakan bapak-bapak kampung Praijing datang dan kemudian duduk di bagian luar rumah yang beratap rumbia. Total sekitar 20 warga datang. Sebagian dari mereka datang dengan menggunakan pakaian usai bertani. Bahkan beberapa masih membawa celurit yang menjadi salah satu alat bantu bekerja.
Acara dibuka oleh dr Hana K Wadoe dari Save The Children yang menyampaikan tentang pentingnya menjadi ayah yang mendukung pemberian ASI kepada anak. Cara dokter Hana menyampaikan informasi dilakukan dengan sederhana namun pesan yang disampaikan kepada warga Kampung Adat Praijing tersampai dengan jelas dan tepat.
Kepada para ayah, Dokter Hana menanyakan apa yang mereka inginkan kepada anak-anak. Jawabannya beragam. Misalnya ada yang bilang “Ingin anak bermanfaat bagi nusa dan bangsa”. Ada juga yang mengatakan pengen anaknya jadi pintar dan bisa membantu orangtuanya kelak.
Pertanyaan berikutnya terkait apa saja yang telah dilakukan agar anak sesuai dengan apa yang diinginkan. “Saya sediakan makanan bergizi dan menemani anak ke puskesmas untuk imunisasi,” ungkap salah satu warga desa Praijing.
Kemudian dokter Hana K Wadoe meminta mereka menggambar bentuk paru-paru. Dari gambar paru-paru itu, dokter Hana menyampaikan bahwa pentingnya menjaga paru-paru untuk tetap sehat. Paru-paru khususnya paru-paru anak sangat rentan terhadap penyakit sehingga harus dijauhkan dari paparan asap rokok hingga asap pembakaran dari dapur yang kurang ventilasi.
Pemberian ASI merupakan salah satu agar anak tidak terkena pneumonia. Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Dan di Sumba Barat, masih banyak anak yang terkena pneumonia.
Gejala Pneumonia pada balita ada tiga yakni :
- Nafas cepat
- Batuk
- Nafas Sesak
Kepada warga desa Praijing, dokter Anak menyampaikan fakta penting tentang bahaya pneumonia. Bayangkan saja, setia satu menit, 2 anak meninggak karena pneumonia. Selain itu, hampir satu juta anak meninggal karena pneumonia setiap tahunnya.
Menjadi ayah ASI, berarti harus mau menghindari anak dari asap rokok, mendukung istri memberikan ASI kepada anak hingga tak segan untuk membantu melakukan pekerjaan rumah tangga termasuk mengurus anak agar istri bisa istirahat agar kondisinya pulih usai melahirkan. Selain itu, seorang ayah juga harus mau dan bisa untuk memberikan makanan bergizi ke anak serta memastikan agar sirkulasi udara di rumah berjalan dengan baik.
Kepala Desa Perkampungan Praijing mengatakan sangat senang dengan adanya sosialisasi Ayah ASI yang diberikan oleh Save The Children. “Saya jadi tahu tentang menjaga agar anak biar sehat,” kata pria yang baru saja memiliki anak usia sebulan ini.
Saya juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan tentang kebiasaan suami saya yang merupakan Ayah ASI. Saya sampaikan bahwa menjadi Ayah ASI, itu sangat penting bagi seorang istri yang proses pemulihan usai melahirkan dan mengurus anak.
Hal-hal sederhana dapat dilakukan seorang ayah untuk mendukung anak. Misalnya menggendong anak, memijat istri bahkan menyediakan makanan bergizi untuk istri. Selain itu yang sangat bisa dilakukan adalah membantu pekerjaan rumah tangga.
Saya sampaikan tentang peran ayah ASI |
Setelah selesai sosialisasi Ayah ASI, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan cuci tangan bersama. Dari pihak Save The Children menyediakan tempat serta sabun dan kemudian diajarkan tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar.
Saya yakin, apa yang dilakukan Save The Children untuk sosialisasi Save The Children kepada para warga adat di Sumba Barat merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah agar tak banyak anak yang terkena pneumonia.
Takjub juga nih sama Bapak-Bapak yang datang dengan suka rela untuk mendapatkan informasi penting ini. Semoga seusai sosialisasi tsb, beneran dipraktikkan di rumah ya Mbak.
Reply DeleteYa Alloh seru bacanya, dan suka dengan antusias bapak-bapak di sana yah banyak juga yang dtaang yah 20 orang ikut hadir dalam acara ini nyess banget deh ummi bisa sharing hal penting ttg pneumonia dan seputar Ayah ASI..ditunggu ummi liputan Kampung Praijingnya yah
Reply Deletesemoga komitmen ya Ummi dan jangan ada asp rokok di daerah sana hahaha gemes soalnya perihal rokok
Reply Deletesemoga update Kampung Praijingnya secepatnya ya ummi hahaha
Reply Deletesemoga sosialisanya bisa terus ya ummi biar ga ada lagi yang kena pneumonia pada anak
DeleteWah kegiatannya bermanfaat dan berdampak banget mba, aku sedikit ga nyangka kalo kehidupan di sumba masih sederhana banget ya minim informasi, emang butuh banyak sosialisasi seperti ini untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, ya bisa dimulai dari sosialisasi ayah ASI dan pnemonia ini
Reply DeleteMemang sangat penting sekali, sebagai ayah mengetahui info hal semacam ini.
Reply DeleteSelain mensupport sang istri,tetapi sang ayah harus berperan.
Agar anak selalu sehat dan bebas penyakit Pneumonia
Anak keduaku kena pneomonia di umur 8 bulan dan baru sembuh total di usia 5 tahun. Memang aksi yang paling dasar untuk Stop Pneomonia adalah STOP MEROKOK
Reply Delete2 anak setiap satu menit meninggal krn pneumonia bukan angka yang bisa dianggap enteng ya mbaa...
Reply Deletekarena penularannya mudah jadilah kitanya yang harus benar2 waspada nih
Wooww.. kegiatan yg menarik sekali mbak. Selama ino seringnya kegiatan edukasi semacam ini hanya di lingkup kota-kota, tapi daerah masih minim tersentuh. Padahal justru daerah jauh lebih butuh kegiatan edukasi seperti ini karna mereka gak punya akses informasi yg seluas orang di kota.
Reply Deletesemoga semakin banyak ayah2 yang sadar kalau merokok itu jangan di depan istri dan anaknya ya mbak :( aku suka gemes liat bapak2 yang ngerokok asepnya di tiup ke anaknya, pengen nampol rasanya
Reply DeleteNggak tega banget sih sebenarnya kalau ada anak ataupun bayi yang menderita pneumonia, semoga kedepannya keluarga, masyarakat lebih sadar dan lebih menjaga lingkungan dan kebersihan
Reply Deletekeren kak bs terbang ke sana dan kasih edukasi langsung gegara menang lomba blog. boleh baca tulisan yg menang lomba gak? buat menginspirasi saya agar makin giat berkarya
Reply DeletePara ayah harus baca nih agar bisa menghindari bahaya merokok gk baik buat ksehatan agar anak2 terhindari dari peunomonia
Reply DeleteSenangnya bisa ikutan campaign ini langsung ya mbak..
Reply DeleteDan memang dukungan ayah sangat diperlukan agar ibu sukses menyusui
Programnya bagus, ya dong bukan cuma ibu yang harus diedukasi tentang pentingnya ASI, ayah juga berperan sangat penting dlm pemberian ASI ke anaknya
Reply DeleteBanyak di daerah yanv kehidupan ekonomi kurang dan kondisi rumah kurang sehat. Inilah dampak kita yang harus menjadi perhatian kita bersama.
Reply DeletePneunomia jangan merenggut nyawa anak kita
Salut ada pemaparan Ayah ASI dan program Save The Children ini di Desa Praijing Sumba. IYa ya, ga melulu soal ibunda yang mesti menjaga kandungan dll ternyata peran ayah justru membantu peningkatan kesehatan anak2 dan keluarga. Supaya polusi asap rokok berkurang juga. TFS mb Alida.
Reply DeleteInspiratif banget Mbak.. Rela jauh jauh ke Sumba untuk mengajak orang lebih peduli dengan pneumonia. Anakku waktu umur 1.5tahun pernah kena gejala pneumonia gara2 cuaca, dan ditambah lagi di rumah ada yang ngerokok. Huhu sedih. Untungnya dia kuat dan Alhamdulillah sembuh
Reply DeleteProgram ini keren banget mba Alida.. emang penting banget peran ayah ASI ini.. support sistem dimulai dari lingkup keluarga kecil
Reply Deletenaini mba, Suami a.k.a Ayah harus tau tentang ASI dan kesehatan bayi, dan program dari Save The Children ini yang langsung belusukan ke Desa Praijing Sumba
Reply DeleteJadi keingat anakku waktu kecil mbak, sempat terdiagnosa pneumonia sampai menjalankan rangkaian tes yang bikin menyayat hatiku..
Reply DeleteAlhamdulillah suamiku tidak merokok dan support banget tentang pemberian ASI, ternyata lingkungan sekitar rumah yang banyak perokok menyebabkan anakku pneumonia
Penting banget awareness tentang pneumonia, terutama apa aja gejala-gejalanya seperti:
Reply Delete- Nafas cepat
- Batuk
- Nafas Sesak
langsung konsultasi ke dokter anak
Wahh keren mna bisa ke Sumba sekaligus sosialisasi dan recharge ilmu ttg kesehatan khususnya pneumonia. Dan menjadi ayah asi mau gak mau emang hidup kita jd jd le sehat sih. Sama aja kayak ibu hamil dan menyusui. Gaya hidupnya jd berubah jd lebih sehat semuanya :)
Reply DeleteBaca ini saya jadi ingat tayangan berita yang saya lihat siang tadi. Seorang ibu yang mencekoki bayinya dengan air, dengan harapan bayinya bisa gemuk. Si ibu galau karena diancam akan diceraikan suaminya karena bayinya kurus.
Reply DeletePara suami harusnya bersama-sama istrinya menjaga tumbuh kembang bayi, bukannya malah menakut-nakuti istri. Keren deh program dari Save the Children ini.
Satu lagi, saya baru tahu kalau du Sumba Barat sudah ada bandaranya.
Semoga angka korban pneumonia berkurang ya Mbak. Semoga kedepannya ada sosialisasi Ayah ASI juga di tempat lain agar bisa menjangkau semua ayah di Indonesia ini. Penting banget ini agar Ayah juga tahu hal spt ini.
Reply DeleteInspiratif sekali tulisannya mba, memang pneumonia itu benar2 harus dicegah dengan edukasi yg tepat, terutama utk para ayah yang merokok dan suka gak sadar bajunya bekas merokok langsung gendong bayi huhhu
Reply DeleteSeru banget ya pengalamannya bisa berkunjung ke pedalaman. Semoga sosialisasinya bener2 bisa dipraktekkan sama masyarakat sekitar.
Reply Deletesosialisasi sampai ke pelosok agar program ayah ASI makin sukses. luar biasa untuk yang rela datang ke pelosok memberikan edukasi penting terutama tentang pneumonia. semoga makin banyak yang sadar dan mau menjadi ayah ASI.
Reply Deleteaku malah dibuat salfok sama bentuk atap rumah dan pemandangan di sumba nya, bagus banget yaaa, btw ini campaign nya bagus banget :)
Reply DeleteKereeen mbak kegiatan sosialisasi untuk meng-edukasi masyarakat ini penting banget untuk kelangsungan hidup apalagi yang berada di remote area kayak gini
Reply Deletesupport system yg bagus ialah kunci dari lancarnya perjuangan menyusui hingga 2 tahun . program ayah ASI harus digalakkan nih
Reply Deletekeliata warganya sangat berantuias menyimak setiap informasi, yang bisa jadi itu jarang didapatkan ya kak, aku suka deh sama program seperti ini, menjadilebih dekat dengan masyarakat.
Reply DeleteWah biasanyakan yang diberikan informasi parenting begini ibu ibu tapi kali ini ayahnya juga. Emang peran ayah itu juga sangat penting bagi tumbuh kembang anak.
Reply Deletebanyak juga ya ada 20 warga yang datang untuk mendengarkan pemaparan terkait peran penting seorang ayah menjadi ayah ASI
Reply Deletesemoga program2 keren seperti ini bisa menjangkau banyak kawasan desa di seluruh Indonesia ke depannya ya mba
Reply Deletemenghindari anak dari asap rokok tuh penting banget sih emang. sering banget bapak2 gak perhatiin keadaan anak dan sekitarnya kalo udah asik ngerokok. padahal perokok pasif itu lebih bahaya drpd yg aktif huhu
Reply DeleteWah pengalamannya seru juga, salut sama bapak bapak yang sukarela datang semoga kesadaran ayah ASI di indonesia semakin berkembang
Reply DeleteAlhamdulillah sekarang sudah mulai banyak sosialisasi kayak gini, supaya semua anak dapat terpenuhi kebutuhan ASI-nya dengan dukungan dan peran dari Ayah ASI.
Reply DeleteMudah2an semakin banyak sosialisasi macam ini yah biar lebih banyak lagi ayah yang aware sama ASI dan mau ikut serta mendukung
Reply DeleteAlhamdulillah perjalanannya seru sekali ya.. Bisa mengenal adat suku lain di Indonesia. Kalo sekedar travelling pasti sulit untuk bisa berbaur dengan masyarakat gini.
Reply Deletesetuju banget kalau kesuksesan pemberian ASI juga membutuhkan dukungan dari ayah, semoga makin banyak ayah yang melek ASI ya
Reply Deletewah seru ya, mbak acaranya. memang sekarang perlu banget sosialisasi tentang ayah ASI ini biar ibu-ibu bisa sukses menyusui dan menghindarkan anak dari penyakit juga
Reply Deletewah, di sana bener bener jauh berbeda ya sama di sini:( aksesnya dan segala macamnya. seru banget perjalananya mba dan tentunya penuh makna. semoga para ayah bisa mendukung ibu yang sedang memberikan ASI setelah kegiatan ini ya
Reply DeleteAsik banget mba dpt kesempatan ngasih edukasi d sana . Jd bisa lihat juga bagaimana keadaan daerah ya yg bisa dikatakan belm maju spt d kota besar.
Reply DeleteHuhu aku terharu... Keren banget Gerakannya mbaa. Biasanya edukasi AYah ASI ada Di kota besar saja tapi SAVe the Children menjangkau Sampai ke pelosok NTT. Btw jadi rindu Rote NTT :'')
Reply DeleteSebuah tantangan tersendiri yac mba menyampaikan edukasi kepada warga dusun, apalagi edukasi ini tentang kesehatan. Duh jadi inget jaman kuliah dulu hihihihi...
Reply DeleteNah, keren banget nih ada sosialisasi Ayah ASI kayak gini. Jadinya parah ayah juga bisa teredukASI dan tahu betapa pentingnya memberikan ASI yang salah satunya itu dapat mencegah penyakit pneumonia. Ya, semoga dengan adanya sosialisasi ini para ayah jadi sadar akan bahayanya rokok apalagi jika sampai terkena bayi/balita
Reply DeletePeran ayah ASI ini sangat penting sekali ya Mba. Nah, ini sebenarnya yang dibutuhkan para Ibu pasca melahirkan suami harus tanggap dengan ASI.
Reply DeleteWah mba Al keren udah kesumba dan bisa menyampaikan masyarakat dusun betapa pentingnya ayah ASI itu bukan hanya si ibu aja
Reply DeleteTwo thumbs up! keren banget nih sosialisasi Ayah ASI biar anak-anak Indonesia bisa tumbuh dan berkembang jadi anak yang sehat dan bebas pneumonia yaa. Semoga programnya bisa meluas ke daerah2 lainnya juga yaaa.
Reply Delete