Pagi itu, 23 Oktober 2019, saya dan rombongan Save The Children melaju dari Kota Waikabubak menuju Desa Loko Ry yang terletak di Kabupaten Nusa Tengara. Jarak tempuh dari Waikabubak menuju desa Loko Ry sekitar 1,5 jam. Perjalanan kami saat itu untuk melaksanakan kegiatan STOP Pneumonia yang diprakasai oleh Save The Children. Sehari sebelumnya, kami melakukan kegiatan sosialisasi Ayah ASI di desa Praijing, Sumba Barat.
Kehadiran saya di acara kampanye STOP Pneumonia di Sumba Barat sebagai bentuk apresiasi atas menang lomba blog tentang STOP Pneumonia yang dilaksanakan Save The Children. Perjalanan menuju lokasi walaupun melalui jalan yang berkelok-kelok namun akses jalan menuju lokasi sangat baik.
Saya bersama salah satu anak untuk ikut kegiatan cuci tangan |
Tiba di kantor Kepala Desa Loko Ry, telah tampak puluhan perempuan warga desa. Mereka datang beramai-ramai membawa buah hati yang rata-rata masih balita. Sebuah banner raksasa disediakan lengkap dengan berbagai atribut terkait kampanye STOP Pneumonia.
Tepat pukul 10.00 WITA, acara dimulai dengan sambutan dari pihak Save The Children yakni DR. Rashed Shah yang mengapresiasi warga yang datang untuk mendapat informasi tentang bahaya pneumonia. “Saya berharap, setelah pulang dari acara ini semakin banyak yang paham tentang bahaya pneumonia,” katanya.
Masyarakat yang hadir |
“Bayangkan saja, setiap satu menit, dua balita meninggal akibat pneumonia,” tambahnya lagi. Komitmen untuk melawan pneumonia ini harus dilaksanakan karena menurutnya, melawan pneumonia ini tak hanya menjadi tugas pemerintah tapi seluruh sektor termasuk pihak swasta dan orangtua.
Hal yang sama juga disampaikan dokter Wahdini Hakim, Health and Nutrition Advisor Save The Children Indonesia. “Pneumonia ini adalah penyebab kematian terbesar di Indonesia dan mulai mengalahkan diare,” ungkapnya. Untuk mencegahnya, harus memastikan bahwa semua anak usia 0-6 bulan mendapat ASI Esklusif serta memastikan pemenuhan gizi anak pada 1000 hari kehidupan. “Kami harapkan kepala daerah menganggarkan dana desa untuk pneumonia. Selain itu juga makin banyak penyuluh untuk cegah pneumonia,” ungkap Sekretaris Camat dari Kecamatan Waikabubak.
Sambutan dari berbagai pihak |
Hal ini senada dengan informasi yang disampaikan oleh dokter Intan, salah satu dokter Puskesmas. “Dalam sehari, bisa lebih dari 10 orang yang datang dengan keluhan pneumonia,” kata dokter Intan. Tak hanya di puskesmas, bahkan di RSUD Sumba Barat pun, dalam sehari bisa lebih dari 5 anak menjalani pemeriksaan karena pneumonia. Dan rata-rata balita yang datang dengan keluhan pneumonia.
Menurut Bapak Bonar Sinaga, aparat kesehatan seperti di puskesmas kini semakin terlatih untuk menangani pneumonia. Ada program manajemen terpadu sehingga bisa menangani pneumonia dengan tepat dan benar. Selain itu, masyarakat juga harus mengetahui sejak dini untuk pencegahan bahaya pneumonia.
Stop Pneumonia |
“Ada tantangan untuk gaya hidup sehat misalnya agar anak tak terkontaminasi asap rokok dan asap dapur serta debu agar tidak terkena pneumonia,” ungkapnya lagi. Dan lebih dari 80 persen pneumonia bisa dicegah dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
Talkshow STOP Pneumonia untuk para warga
Selain acara sambutan dari para pemangku kebijakan untuk menghentikan pneumonia, juga dilakukan talkshow yang menghadirkan dua narasumber yakni :
- Dr Intan, dokters puskesmas Melata, Desa Loko Ry, Sumba Barat
- Dr Hana K Wadoe dari Save The Children
- Bapak Bonar Sinaga dari Kepala Dinas Kesehatan Sumba Barat
Talkshow diawali informasi tentang pneumonia. Apa itu pneumonia? Pneumonia adalah infeksi pada salah satu atau kedua jaringan paru-paru. Jadi, kantong udara pada paru yang seharusnya berisi udara menjadi cairan atau nanah. Akibatnya, anak menjadi sesak napas, demam mengigil, batuk berdahak dan bahkan kesulitan bernapas.
Ada tiga gejala utama terjadinya pneumonia yakni :
- Sesak nafas
- Batuk
- Nafas cepat
Bagi anak usia kurang dari 2 bulan, nafas cepat jika 60 x atau lebih per menit. Sedangkan usia 12 bulan – 59 bulan itu dikatakan nafas cepat jika 40x atau lebih per menit.
Dokter Intan mengatakan bahwa selama ini pasien pneumonia datang ke puskesmas dalam keadaan demam, sesak dan batuk. “Lendir bikin tambah infeksi di paru karena susah keluar lendir,” kata dokter Intan. Terkadang juga pasien di rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan lebih maksimal.
Pneumonia, kata dokter Hana, menular melalui tiga hal yakni udara, batuk dan bersin, serta benda-benda pribadi. Tingkat prevalensi pneumonia per 1000 balita di Indonesia sebesar 18,5%. “Di NTT itu terbanyak pneumonia yakni 38,5%,” kata dokter Hana
Bapak Bonar Sinaga mengatakan pemerintah selama ini berusaha untuk selalu memberikan pelayanan ke ke masyarakat. “Pemerintah harus menjamin sumber daya manusia, ada gedung fasilitas kesehatan, pemerintah harus siapkan aturan, obat obatan, anggaran,” kata Pak Bonar. Selain itu, pemerintah juga harus berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan cepat oleh petugas dan perawat kesehatan.
Lalu bagaimana cara mencegah terjadi pneumonia? Selama ini, Save The Children selalu berusaha untuk meningkatkan kepedulian semua orang bahwa pneumonia menyebabkan kematian nomor dua tertinggi di Indonesia pada anak berusia di bawa lima tahun. Save The Children juga membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk pentingnya penanganan pneumonia pada anak.
Selain itu, Save The Children memiliki tagline yang menjadi cara untuk mencegah pneumonia yakni STOP Pneumonia. Apa itu STOP Pneumonia ?
S : ASI Ekslusif hingga 6 bulan dan ditambah MPASI hingga dua tahun
T : Tuntaskan imunisasi
O : Obati anak jika sakit
P : Pastikan kecukupan gizi anak
Cuci tangan bersama |
- Gosok sabun ke telapak tangan dengan merata
- Usap kedua punggung tangan kita dengan merata
- Bersihkan sela-sela jari
- Gosok kedua punggung jari bergantian
- Bersihkan kedua ujung-ujung jari bergantian
- Bersihkan kedua ibu jari bergantian
- Bersihkan kedua pergelangan tangan bergantian
- Setelah dari jamban
- Setelah membersihkan anak yang buang air besar
- Sebelum menghidangkan makanan
- Sebelum makan
- Setelah memegang hewan atau benda kotor
Oh ya, saat kampanye STOP Pneumonia di Desa Loko Ry, Sumba Barat ini, juga dilakukan kegiatan cuci tangan massal yang melibatkan anak-anak serta pihak pemerintah, dokter dan Save The Children.
Jadi, anak-anak dan orang dewasa berdiri kemudian mencuci tangan bersama-sama di tempat cuci tangan yang telah disediakan. Mereka langsung mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar dan tepat. Walaupun terlihat sepele, tapi memang mencuci tangan ini teryata memang cukup efektif untuk membantu mencegah terjadinya pneumonia.
Saya dan tim Save The Children |
Sebagai ibu dari anak yg pernah menderita peneomonia, aku tau gimana beratnya penyembuhan pneomonia itu
Reply DeleteWah iya, kakakku juga anaknya pernah Pneumonia. Kasian banget ya anaknya. Kecil-kecil udah dikasih banyak obat. Tapi ya gimana, harus tega demi kesembuhannya. Alhamdulillah udah gede mah sembuh dan sehat.
Reply DeleteYang datang banyak juga. Kampanye STOP Pneumonia ini memang pentng sekali ya agar warga bisa mendapatkan informasi tentang bahaya pneumonia ini. Dan ternyata cuci tangan pun harus dilakukan dengan benar, nggak boleh asal :D
Reply DeleteWalau terlihat sepele, tapi cuci kebiasaan rajin mencuci tangan punya peran penting dalam menjaga kesehatan ya, Mba
Reply Deletetadinya aku pikir, pneumonia hanya ada di negara negara yang bersalju atau super dingin, ternyata di Indonesia negara tropis bisa juga terjangkit pneumonia
Reply DeleteButuh kerjasama dengan banyak orang untuk sadar bahwa pneumonia adalah masalah kita bersama
Itulah contoh nyata masyarakat di bawah banyak yg tidak ngeh dengan keadaan yang sedang heboh di atas. Seperti dibilang ibu Margareth.
Reply DeleteSaya pun sering menyayangkan, sering di atas sosialisasi ini sosialisasi itu. Lewat media, gathering dll. Tapi masyarakat bawah sana, mana tahu? Betapa persen masyarakat bawah sana melek media, apalagi internet?
Kegiatan seperti ini, terjun langsung ke bawah, harus lebih diperbanyak. Supaya masyarakat sebagai tujuan menjadi dasar dan tepat sasaran.
wahh edukasi yang penting banget nih.. setidaknya warga jadi tahu ya tentang apa dan bagaimana pneumonia..
Reply DeletePneumonia ini termasuk lumayan mengagetkan kalau buat aku. Awalnya kukia sudah tidak ada lagi penyakit ini. Setidaknya udah jarang banget gitu. Eh, ternyata justru prevalensinya cukup memprihatinkan.
Reply DeletePneumonia termasuk berbahaya ya mbak? Palembang banyak asap nih khawatir banyak anak2 terserang pneumonia juga.
Reply Deleteternyata dalam rangka kampanye stop pneumonia toh makanya mamak keren yg satu ini ada di sumba. edukasi yg penting agar masyarakat luas bisa lebih tahu tentang bahaya pneumonia
Reply DeleteAcara seperti ini edukatif sekali. Apalagi bagi ibu-ibu sebagai pondasi dalam sebuah keluarga. Kalau ibunya lebih peduli akan kesehatan, maka anak-anaknya pun akan terbawa kebiasaan baiknya.
Reply Deletebulan ini ada seorang teman lamaku (usia dewasa) meninggal karena pneumonia. sebelumnya kupikir pneumonia hanya fatal pada usia anak2. ternyata pd usia dewasa pun bisa mengakibatkan kematian :(
Reply Deleteternyata angka kematian akibat pneumonia lebih besar dari angka kematian akibat diare. merupakan langkah tepat edukasi seperti ini ke daerah3
Reply DeleteSetuju sama Mba Okti Li.
Reply DeleteKudu lebih banyak lagi area, terutama yang tidak terjangkau media, diberikan akses informasi paripurna seperti ini.
Btw, senangnya ibu Dirut ya, bisa berbagi sekaligus jelong-jelong eui.
STOP Pneumonia ini emang penting banget ya mbak. Apalagi di wilayah yang Pneumonia emang tinggi. Lingkungan dan gaya hidup emang berpengaruh banget seh untuk penularan penyakit ini. Smeoga setelah acara ini di wilayah tersebut bisa berkurang ya Pneumonianya
Reply DeleteMasalah pneumonia ini harus lebih diperhatikan ya mbak dan sosialisasinya memang harus gencar.
Reply DeleteKegiatan STOP Pneumonia ini sangat bermanfaat ya mbak..
Reply DeleteDgn kegiatan ini masyarakat bisa turut serta dalam mencegah pneumonia
Dan langkah kecil dalam menjaga kesehatan adalah dgn rajin mencuci tangan dgn sabun ya
Penting banget ya mba sosialisasi kesehtan di daerah sperti ini supaya mereka paham cara mencegah penyaikit seperti pnemonia
Reply DeleteBener banget Phenoumonia ini sangat berbahaya banget apalagi buat anak2 harus selalu waspada ya. Dan segera menangguoangi dengan cepat
Reply DeleteAlhamdulillah, kalau akhirnya acara ini membiahkan hasil kepahaman warga akan pneumonia ya Mbak Alida.
Reply DeleteTernyata cara pencegahannya pun tidak susah ya, cuci tangan dengan benar diantaranya. Salut dan sukses untuk gerakan STOP Pneumonia dan Save The Children.
keponakanku meninggal mba, setelah batuk pilek dan nafas sesak beberapa minggu atau bulan gitu.
Reply DeleteWah, bagus sekali program STOP Pneumonia ini terutama buat masyarakat pedalaman. Aku pun baru ngeh untuk mencuci tangan yang bersih itu sampai 7 tahap ya 😁😁 Btw semoga bisa berkurang jumlah anak yg sakit jgn sampai 5 org dlm sehari hiks sedih bnyk ya, mb Al. TfS.
Reply Deletekeren banget nih campaignnya yaa, stop pneumonia, semoga tujuannya bisa tercapai, dan semoga pneumonia emang bener bener bisa terstop ya, <3
Reply DeleteGejalan pneumonia ini persis seperti batuk flu biasa yaa..kak Lid.
Reply DeleteAdakah screening dari rumah sakit yang lebih detil mengenai pneumonia selain menghitung jumlah napas?
Apakah di Kota Waikabubak, Nusa Tenggara termasuk daerah yang susah mendapatkan air bersih, kak?
Reply DeleteAku salut sama kampanye pemerintah ini.
Semoga terus dilaksanakan secara menyeluruh ke daerah-daerah pelosok Indonesia.
Suka banget sama program kesehatan ini. Semoga dengan program ini semakin banyak anak2 yang selamat dr penyakit pneumonia. Amin :)
Reply DeleteKekhawatiran akan pneumonia juga yang membuatku agak riwil kalau anak-anak mengalami gangguan pernapasan. Kalau mereka batuk, khususnya pas masih bayi, aku bener-bener pantau mbak. Ya kecepatan napasnya, ya suaranya. Selain itu jumlah dan warna lendir. Pokok kalau sudah terlihat mengganggu, aku mending ke dokter buat konsultasi. Meskipun kata orang,batuk bisa sembuh sendiri. Ah, gak berani ambil risiko aku mah
Reply DeleteItu huruf S-nya kok ga pas sama huruf depan kepanjangannya, Mba? Kalau huruf TOP kan pas tuh.
Reply DeleteBtw, memang kadang kita suka ga aware sama hal2 yg bs berakibat ke pneumonia. Nice share, Mba. Ma kasih ^_^
Wah, di NTT banyak ya kasus pneumonia :( Semoga setelah adanya kegiatan ini menjadi semakin berkurang...
Reply DeleteMenjaga kebersihan tangan itu penting ya, bukan hanya untuk mencegah penularan pneumonia, tapi penyakit lain juga...
Semoga campaign ini tetap bisa berjalan dan berkembang ya mba bahkan ke daerah lain yang memang membutuhkan perhatian khusus terkait pneumonia
Reply DeleteAhh save the children. Aku juga bagian dari komunitas itu kak dan masih mencoba membantu tiap bulan. Bener sekali pneumonia menjadi momok yang menakutkan terutama bayi hingga anak anak khususnya
Reply DeleteEdukasi tentang pneumonia ini emang penting ya hingga ke pelosok daerah, supaya makin banyak yang paham bahaya dan cara mencegahnya.
Reply Deletesemakin gencar awarenessnya, jadi bikin aparat kesehatan seperti di puskesmas kini semakin terlatih untuk menangani pneumonia.
Reply DeleteSerem banget ya setiap 1 menit 2 balita meninggal akibat pneumonia. Bagus ini Kampanye nya jadi masyarakat jadi bisa menjaga gaya hidup.
Reply DeleteSemoga yanh berkampanye mengenai pneumonia ini juga bisa berkampanye di tempat lain ya mba, karena memang wajib banget para ayah di edukasi hal ini
Reply DeleteSeru banget ya umi, anak anak keliatan antusias mengikuti acara ini. Semoga dengan gencarnya kampanye bebas pnenomia.
Reply DeleteSaya masih awam tentang penyakit Pneumonia, tetapi nggak salah menambah wawasan atau informasi tentang penyakit tersebut, dan cara menanganinya .
Reply DeleteKarena terkadang kita nggak sadar jika bahaya penyakit tersebut mengintai kita
Kepedulian terhadap penyakit pneumonia memang harus selalu ditingkatkan y mba apalagi didaerah2 terpencil biar bsa cepet ditanggulangi dan disembuhkan
Reply DeleteDulu aku sempat mengira kalo pneumonia itu hanya terjadi di tempat berudara dingin dan lembab. Ternyata di NTT ada banyak anak penderita pneumonia ya mba. Berarti kudu sering diadakan sosialisasi tentang budaya hidup bersih dan sehat
Reply Deletesebuah kampanye yang bagus, dan mencerahkan :)
Reply Deletesemoga dibebaskan dari pneumonia ya mba :'
Saya pernah baca tulisan Mbak tentang pnemonia ini, bagus banget Mbak memang tulisannya pantas saja jadi juara. Ternyata hadiahnya jalan-jalan ke Sumba ya. Duuh keren banget.
Reply DeleteAcara yang menarik dan bermanfaat nih. Aku juga jadi mengerti tentang pneumonia ini mba. Jadi nambah wawasan juga.
Reply DeleteSedih deh sejak tahu fakta mengenai penyakit pneumonia ini. Ternyata jumlahnya masih banyak di Indonesia. Semoga sosialisasi, dan kunjungan ke pelosok seperti ini bisa dilakukan ke banyak tempat dan terus menerus. Supaya angkanya semakin menurun. Berkebalikan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakatnya
Reply DeleteDuh serem juga yaa Pneumonia ini adalah penyebab kematian terbesar di Indonesia bahkan mulai mengalahkan diare huhu Makanya bener-bener harus diatasi sejak dini yaa supaya berangsur-angsur bisa turun kasus penyakit ini
Reply DeleteSalah satu cara untuk mengantisipasi Pneumonia ini adalah dengan memperbaiki gaya hidup ya mba. Khususnya cuci tangan bagi anak-anak, mesti diperhatikan banget nih.
Reply DeleteBiasakan cuci tangan sedari dini ya kak, untuk menghindari segala jenis penyakit, seru banget campaign nya outdoor gitu
Reply DeleteWah dihadiri banyak ya ummi sampe ratusan dan aku sedih banget baru tahu NTT jadi prevalansi tertinggi untuk kasus pneumonia -_- duh semoga dengan adanya kampanye ini jadi awareness untuk semua warga sana aamiin
Reply DeleteTernyata mencegah pneumonia juga dimulai via cuci tangan ya. Semoga sosialisasi ini dapat mengurangi jumlah penderita, kalau bisa sembuh semuanya hehe
Reply DeletePhenomenia ini emang sangat berbahaya kadang emang tanpa disadari oleh orang tua gitu..untuk tau penyakit ini...
Reply DeleteKegiatan ini baguuus banget, karena langsung ke target. Masyarakat jadi tau cara2 cuci tangan yg benar.
Reply Deleteternyata langkah cuci tangan yg benar tuh mudah sekali dan gampang dihapal. kudu dipraktekkan dan diajarkan pada si kecil nih biar selalu sehat sekeluarga
Reply Deleteaku pernah liat bayi yang mengidap pnemonia, kasian baget dan gak tega, baru berusia 4 minggu, karena di rumah ada yang merokok juga sirkulasi udara ngga bagus di rumahnya.
Reply DeleteAcara yang super penting dan bermanfaat banget, mbak. Dengan begini, masyarakat jadi lebih tahu dan makin tambah wawasannya agar bisa melakukan tindakan preventif demi tidak terjangkit pneumonia.
Reply DeleteBeruntung banget mba bisa hadir di sana turut serta dalam campaign stop Pneumonia. Sepele ya cuci tangan itu tapi bisa berakibat fatal kalau nggak bersih. Aku selama ini masih belum 7 tahap sih. Jadi lebih aware sekarang.
Reply Deleteaku baru tau tentang penyakit pneumonia ini kak.. makasih banget infonya, jadi bisa lebih waspada ..
Reply DeletePneunomia ini penyakit kelainan darah kak kak? Kenapa ya di NTT angkanya cukup tinggi? Jadi makin semangat hidup sehaat
Reply Deletekhusus cuci tangan pada anak perlu diperhatikan nih ... karena merupakan salah satu mengantisipasi Pneumonia
Reply DeleteEdukasi cara cuci tangan yang tepat itu penting banget deh mba. Aku sendiri kalau ngga diajarin sama temenku yang emang kerja di rumah sakit ngga bakal ngerti kalau cuci tangan harus sekompleks itu ternyata 😁😁
Reply DeleteTapi kalau ngga diajarin, ya pemahamannya cuci tangan hanya urusan telapak tangan dan punggung tangan doang. Ngga perhatiin celah jari juga
Umi, selamat yaa karena sudah sampai di Sumba Barat untuk mengikuti acara stop Pneumonia. Edukasi tentang ini memang penting ya mi, karena belum tentu informasi kesehatan bisa sampai ke pelosok desa. kalau dikumpulkan seperti ini kan insformasi kepada masyarakat merata. semoga diikuti juga kegiatan ini didaerah yang lain juga ya mi. berkah insyaAllah.
Reply DeleteBagus ya acaranya, artikel kamu juga inspiratif banget beb aku jadi tau tentang pneumonia sekarang, jadi lebih hati-hati juga deh :)
Reply DeleteOh, STOP itu ternyata singkatan ya. Tapi menurutku masih terlalu umum. Bukankah merawat anak dari bayi selalu lakukan itu? Kalau cuci tangannya setuju banget. Penyebab penyakit biasanya diawali dari tangan dan mulut.
Reply Delete