Review Film Bumblebee : Kisah Hidup Robot yang Manusiawi

Saya termasuk penikmat film-film Transformer. Dan salah satu robot di Transformer yang saya suka adalah Bumblebee. Mungkin teman-teman masih ingat dengan robot berwarna kuning yang bersuara melalui alunan musik ? Yap, itulah Bumblebee. Nah, setelah tahu bahwa Bumblebee akan menjadi tokoh utama dalam film Bumblebee, tentunya film ini menjadi salah satu film yang ditonton bersama anak-anak saat liburan sekolah akhir tahun 2018 ini.

Cuplikan film Bumblebee

Saya dan tiga anak yakni Mas Ghaffar, Mba Farah dan Ayyas nonton Jumat 28 Desember di CGV, Dmall, Depok, Jawa Barat. Kami berangkat agak pagi sekitar pukul 10.00 WIB dan awalnya nggak ngeh kalau di Dmall nggak ada bioskop jadi rencannya kami hanya nyari sepatu, jalan-jalan lalu sebelum jam 12 siang sudah bergeser ke Detos Mall untuk menonton film di Detos saja.

Tapi alhamdulillah pas ke Dmall, teryata ada bioskop CGV dan kami pun memutuskan untuk menonton di sana saja daripada harus bolak balik. Kami pesan untuk nonton Bumblebee pukul 13.10 WIB. Harga satu tiket Rp 40 ribu. Berarti untuk berempat biayanya Rp 160 ribu. Kami membeli satu paket makanan seharga Rp 55 ribu dan mendapat satu popcorn ukuran besar dan dua jus mangga.

Review Film Bumblebee

Film Bumblebee ini berawal dari kisah Bumblebee yang di utus oleh Optimus Prime ke bumi untuk menghindari dari Deceptions. Di Bumi, ia secara tak sengaja bertemu dengan seorang remaja perempuan bernama Charlie Watson. Charlie ini awalnya dikesankan murung dan hampir tak pernah tersenyum padahal hidup dalam keluarga yang hangat dan menyayanginya. Namun kerinduan kepada almarhum ayahnya membuat ia tak bisa menerima kehadiran ayah baru yang menyayanginya.

Apalagi Charlie merasa bahwa keinginannya untuk memperoleh mobil tak juga terpenuhi. Ia pun memilih untuk bekerja sambilan di food court. Charlie di satu sisi memiliki keahlian bisa memperbaiki mobil, suatu keahlian yang juga dimiliki almarhum ayah.

Pertemuannya secara tak sengaja antara Charlie dan Bumblebee ini yang kemudian membuat keduanya harus terlibat pertarungan yang mengancam keselamatan bumi. Lalu, siapakah yang menang ? Bagaimana kisah hidup Charlie dan hubungannya dengan keluarga ?

Menonton film Bumblebee ini membuat kita akan merasa berada di era tahun 1980 an karena film ini memakai setting tahun 1987. Mulai dari pakaian yang dikenakan, musik-musik yang diputar hingga suasana tahun 1987 tersaji dengan apik.

Ingin menonton Transformer yang lebih ramah anak ? Film ini adalah pilihannya. Karena walaupun film Transformer tapi film ini lebih banyak menyajikan unsur-unsur humanis yang lucu dan menghibur.

Salah satu adegan misalnya saat secara tak sengaja Bumblebee merusak rumah orangtua Charlie, ekspresinya Bumblebee sungguh menggemaskan. Kebayang nggak sih ada robot yang meringkuk ketakutan karena dimarahi oleh manusia seperti seorang ibu yang memarahi ibunya ? Film Bumblebee ini mampu menghadirkan Bumblebee seperti seorang manusia dan bukan seorang robot.

 

gayanya cute 

Kisah perjuangan hidup Charlie pun menjadi bumbu menarik yang menggambarkan realitas saat ini yang seringkali muncul konflik antara ibu dan anak.

Bagi yang ingin tahu mengapa Bumblebee tak bisa ngomong langsung namun melalui potongan-potongan lagu, penyebabnya bisa dilihat di film ini. Film Bumblebee ini layak menjadi salah satu tontonan wajib anak-anak saat libur akhir tahun ini.