Jujur setiap kali ditanya apa
yang saya sesali, maka saya akan menjawab tak bisa membahagiakan mama lebih
lama. Saya kehilangan mama ketika anak saya Ayyas masih berusia 1,5 tahun.
Ayyas belum banyak menghabiskan waktu bersama Baba (nenek).
Mungkin teman-teman berharap
saya tak menyesali kepergian mama pada 2 Mei 2011. Tapi sampai sekarang, saya
masih menyesal. Saya menyesal tak bisa menemani mama berkunjung ke teman
dekatnya di Bandung. Saya menyesal tak bisa menemani mama umrah. Saya menyesal
mama tak datang saat saya wisuda di Universitas Indonesia pada tahun 2015. Entah
mengapa, saya masih menyesal.
Teryata mama terdiagnosis
terkena kanker serviks stadium 3B. Keluarga kami pun panik dengan keadaan yang
dialami mama. Saat Ayyas lahir, mama tak bisa menemani karena baru saja
menjalani kemoterapi.
Setelah di rasa kesehatannya
sembuh, mama datang dan menemanin cucu perempuannya yang baru lahir. Ketika
saya kecelakaan, sakit kanker mama kambuh. Mama tak bisa menemani saya menjalani hari demi hari untuk membesarkan
Ayyas.
Ayyas tak hanya berjumpa dengan
Mama saat ia berusia 1,5 tahun. Sungguh saya pun terluka ketika sadar bahwa
mama tak lagi menemani saya. Keinginan saya agar mama menemanin saya saat
wisuda pun tak terwujud.
Masa-masa saya menjalani
kuliah juga seringkali diiringi air mata karena mengingat mama. Air mata tak
kunjung berhenti saat saya wisuda dan menyanyikan lagu yang menyayat hati dan
membuat saya teringat mama.
Hingga kini, saya tak sanggup
melihat seorang perempuan seusia saya menghabiskan waktu dengan mamanya. Saya
cemburu ketika ada yang cerita ia bisa pergi berdua dengan mamanya. Setiap
tayangan televisi atau film yang menampilan seorang perempuan dewasa dan
mamanya, saya memilih mengganti channel.
Saya tak sanggup mengingat
kesedihan yang masih saya terima. Walaupun itu telah berlangsung beberapa tahun
lalu. Ketika pelaksanaan umrah, saya pun sedih karena umrah pertama, saya tak
bisa mengumrahkan mama karena saya datang bulan. Umrah kepada mama baru bisa
saya lakukan pada kedatangan saya ke dua Maret lalu. Ada perasaan bahagia bisa
mengumrahkan mama oleh diri saya sendiri. Alhamdulillah ...
Saya sadar, hidup saya tak
mungkin ada penyesalan dari waktu ke waktu. Tapi kepergian mama masih membawa
kesedihan karena saya masih kurang untuk membahagiakan mama. Kini, yang saya bisa
lakukan adalah mendoakan mama. Saya selalu mendoakan perempuan baik itu selalu
mendapat kasih sayang dari Allah. Aamin ...
aamiin al-fatihah untuk mama y ummi, mama pasti bahagia melihat ummi sekarang :)
Reply Deleteturut prihatin mba. Insya Allah almarhumat sudah tenang di sana.
Reply Delete