Saya
masih ingat. Ketika terjadi kecelakaan Lion Air, informasi yang beredar di
media sosial sangat beragam. Semua
seolah-olah berlomba untuk menginformasikan keadaan dengan berbagai informasi.
Awal kejadian, informasi keberadaan Lion Air sungguh simpang siur.
Ceritanya
begini. Awalnya informasi Lion Air hilang kontak. Maka dilakukanlah pengecekan
di berbagai pihak. Mulai dari informasi ke pihak Lion Air, mendatangi bandara
hingga pengecekan di media sosial.
Tapi
kelegaaan ini hanya sesaat. Setelah saya cek, teryata akun twitter yang
menginformasikan bahwa Lion Air telah mendarat dalam keadaan selamat hanya
memiliki 5 akun. Ah, sangat meragukan.
Beberapa
jam kemudian, akun twitter itu kemudian menginformasikan bahwa info Lion Air
telah mendarat selamat adalah tak benar. Ia pun meminta maaf karena telah salah
menginformasikan.
Belakangan
terkonfirmasi bahwa Lion Air teryata mengalami kecelakaan dan badan pesawat
hancur di perairan di kawasan ....
Innalillahi
wainnailahi radjiun.
Tapi
informasi hoax tak berhenti sampai disitu. Saya mendapat kiriman video sebuah
perahu yang berhasil mengangkat orang-orang yang ditemukan di laut. Isi
videonya kira-kira mengabarkan bahwa telah ditemukan penumpang pesawat Lion Air
dalam keadaan sehat dan selamat.
Saya
berharap itu benar. Tapi saya harus menyadari bahwa informasi itu tak benar.
Fakta-fakta yang diperoleh mengarah pada kenyataan Lion Air hancur. Kenyataan
yang menyedihkan ....
Saya
kemudian bertanya ke kenalan yang mengirim video itu. "Sumbernya dari
mana?". Dan dijawab bahwa video itu ia peroleh dari orang lain dan minta
di cek kebenarannya.
Padahal,
jika saya tak bertanya toh juga nggak ada informasi bahwa apakah itu benar atau
tidak.
Hoax?
Ya hoax ada di sekeliling kita. Dan sedihnya ketika ada kecelakaan yang parah
seperti Lion Air, ada pihak yang berlomba-lomba menebarkan berita-berita hoax.
Duh ...
Hoax
pemberitaan Lion Air tak hanya itu saja. Beberapa hari kemudian muncul video
yang mengatakan merekam detik-detik video pesawat Lion Air hancur di laut ?
Apa? Merekam detik-detik pesawat Lion Air jatuh ? Kok bisa? Itu yag terlintas
dipikiran saya sebelum membuka video yang dibagikan.
Dan
setelah membuka isi video, saya pastikan video itu adalah HOAX!. Videonya
dibuat seolah-olah ada yang merekam pesawat saat terbang dan kemudian jatuh di
laut. YA Allah .. tega sekali yang membuat berita-berita hoax seperti ini. Mengapa
tak bijak menggunakan media sosial? Mengapa harus menyebarkan berita hoax
melalui media sosial ?
Pertanyaannya,
lalu apa yang harus dilakukan agar bijak bermedia sosial? Saya ingin berbagi
tips bermedia sosial yang saya rangkum dari berbagai sumber.
Cek Keaslian Foto
atau Video
Foto
dan video seringkali dimanipulasi sehingga tampak seperti benar. Tapi cek
terlebih dahulu apakah video dan foto itu benar atau tidak. Kita bisa cek juga
melalui informasi. Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan
mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian
Google Images. Nah, hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang
terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
Waspadai Jika Judul Provokatif
Salah
satu contoh berita hoax adalah judulnya provokatif. Sehingga ketika awal
membacanya, dibuat seolah-olah benar dan berusaha meyakinkan. Kalaupun
melampirkan sumber berita dari media online yang terpercaya, seringkali isi
tulisan di media online berbeda dengan kata-kata yang terlampir.
Perhatikan Alamat
Situs
Sekarang,
makin mudah membuat website dan bisa saja langsung diisi dengan
tulisan-tulisann karangan yang belum tentu benar. Jadi, perhatikan judul alamat
situs online yang dibagikan. Apakah dipercaya atau tidak.
Think Before Share
Kalimat
ini paling sering di sampaikan sebagai tips untuk bijak bermedia sosial. Tapi
kalimat ini paling juga sering dilanggar. Banyak yang hanya share tanpa
melakukan pengecekan namun teryata informasi yang dibagikan adalah hoax.
Lalu
apa yang harus dilakukan jika mendapat informasi yang tak sesuai ? Berdasarkan
informasi yang saya peroleh dari website Kominfo
ada beberapa cara yang harus dilakukan agar bijak bermedia sosial.
Bagi
pengguna Facebook, jika mendapatkan berita hoax, bisa menggunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi
hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening,
atau kategori lain yang sesuai. Jika ada banyak aduan dari pengguna media
sosial, biasanya Facebook akan menghapus status tersebut.
Fitur feedback
bisa digunakan untuk Google jika ingin melaporkan situs dari hasil pencarian
apabila mengandung informasi palsu. Sedangkan untuk Twitter, ada fitur Report
Tweet untuk melaporkan twit yang negatif, demikian juga dengan Instagram.
Masih mendapat informasi tentang konten
negatif? Kirim saja email ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan
melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.
Nah,
sekarang teman sudah tahu kan cara agar bijak bermedia sosial. Boleh dong
dibagi informasi apa saja yang teman lakukan agar bijak bermedia sosial ?
Pernah mendapat berita hoax?
Keep on writing, gгeat job!
Reply DeleteMemang ya, sering banget sebel deh sama orang-orang yang ngga bijak bermedia sosial, dan langsung posting sesuatu tanpa mikir efeknya.
Reply DeleteMakanya, orang-orang kayak gini menurutku memang kudu dihukum, biar jera dan ngga menyebar hoax.
Sering banget mbak dapet berita hoax.. sayangnya kebanyakan di grup WA yang berasal dari keluarga. Lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi kali ya..
Reply DeleteBerita hoax ini bahaya kalau menyebar. Bisa bikin kericuhan di masyarakat. Kayanya yang gampang kemakan hoax itu orang-orang tua yang dapatnya dari grup WA, termasuk ayahku tuh yang beberapa kali share berita hoax. Biasanya cepat tuh nyebarnya. Makanya kita harus proaktif cek kebenaran beritanya ya mbak sebelum disebar ulang.
Reply Delete