Beberapa
kali saya bertemu teman yang cerita tentang anaknya yang ketagihan menggunakan
gadget dimana saja dan kapan saja. Ada masa ia sudah berusaha untuk menjauhkan
gadget dari anaknya. Tapi semakin kuat ia berusaha, anaknya seringkali menangis
seolah tak ingin lepas dari gadget.
Saya
tak ingin menghakimi orangtua karena anaknya tak bisa lepas dari gadget. Saya
yakin ada sebuah proses yang panjang sehingga sang anak bisa tergantung pada
gadget. Tapi saya juga yakin bahwa banyak juga orangtua yang telah berusaha
menjauhkan sang anak dari gadget.
Apakah
salah mengenalkan anak kepada gadget?
Usia
berapa anak bisa diperkenalkan pada gadget ?
Bagaimana
cara mengenalkan anak kepada gadget ?
Apakah
kita harus menjauhkan anak kepada gadget?
Hayo,
siapa yang punya pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Saya yakin hampir semua
orangtua kebinggungan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
“Gadget
itu tidak salah. Tapi menjadi salah jika pemanfaatannya yang tidak tepat,”
ungkap psikolog Elizabeth Santosa saat acara di Singapure Intercultural School
(SIS) Bona Vista di Jakarta pada hari Jumat, 31 Agustus 2018.
Hidup
di era digital seperti sekarang, mau tak mau membuat orangtua harus lebih melek
internet agak lebih melek internet. Anak ibarat kertas kosong dan tugas
orangtualah yang mengisi kekosongan kertas itu. Orangtua harus tahu tentang
dampak positif dan negatif gadget bagi anak.
Hal
ini untuk mencegah agar anak tidak mengalami kecanduan terhadap gadget. Miss
Elizabeth menceritakan kisah Mona Ratuliu yang berusaha agar sang anak terlepas
dari gadget. Hal itu dilakukannya secara perlahan dan akhirnya anak pun bisa
terlepas dari gadget.
Lalu,
bagaimanakah cara mendidik anak di era digital?
Sebelum saya membahas tentang ini, kita harus tahu bahwa anak yang hidup
di era digital seperti sekarang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak
yang hidup di generasi sebelumnya.
Anak
yang hidup di era digital cenderung memiliki karakteristik seperti :
- Memiliki ambisi besar untuk sukses
- Generasi baru mencintai kepraktisan
- Berperilaku instan
- Cinta kebebasan
- Percaya diri
- Keinginan besar untuk mendapatkan pengakuan
- Digital dan teknologi informasi
Dengan
memiliki karakteristik seperti itu, cara untuk mendidik anak di era digital pun
membutuhkan teknik khusus. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orangtua
agar anak tidak kecanduan gadget dan terpapar dampak negatif dari penggunaan
gadget.
Miss
Elizabeth menggatakan, penggunaan sosial media tidak diperuntukkan untuk anak
usia di bawah 13 tahun. Anak yang telah memiliki sosial media harus diketahui
juga oleh orangtua sehingga orang tua pun bisa mengontrol penggunaan gadget dan
internet pada anak. Anak usia 8 tahun yang mengalami adiksi terhadap media,
games online, chatting rooms merupakan pintu gerbang masuknya pornografi.
Manusia
merekam semua memori di otak, khususnya ingatan yang membuat emosi senang dan
bahagia,
tidak mudah dilupakan. Makin tinggi intensitas emosi maka semakin sulit dihapus ingatan tersebut.
Saat
anak menonton konten seksual maka anak akan menjadi terangsang dan menciptakan sensasi seksual secara fisiologis dan kemudian
terekam secara permanen di otak oleh
hormon
epinephrine.
Akibatnya,
adegan pornografi itu kemudian diingat lagi saat masturbasi. Dalam jangka panjang, anak
akan tergoda untuk merealisasikan fantasi seksual tersebut.
Oleh
karena itu, pengawasan terhadap penggunaan gadget dan online kepada anak pun
harus dibatasi. Anak di bawah usia 14 tahun tidak boleh menggunakan laptop atau
komputer di kamar tanpa didampingi oleh orangtua. Orangtua pun harus
memperhatikan situs-situs yang sering dikunjungi oleh anak dan mengetahui
dengan siapa saja anak berteman di dunia maya. Lalu, bagaimana cara mendidik
anak di era digital seperti sekarang ?
Tips Mendidik Anak di Era Digital
Orangtua harus Berikan Contoh
Banyak
orangtua yang melarang anak menggunakan gadget secara berlebihan tapi di satu
sisi, orangtua pun tak pernah lepas dari gadget. Mau tak mau, anak pun meniru
apa yang dilakukan oleh orangtua. Oleh karena itu, orangtua diharapkan dapat
memberikan contoh yang baik dan membatasi diri untuk penggunaan gadget.
Batasi penggunaan telpon genggam
Penggunaan
telepon genggam juga harus dibatas oleh anak sehingga anak-anak bisa lebih
banyak mengoptimalkan diri dengan melakukan berbagai kegiatan yang mendukung
tumbuh kembang anak daripada menjadi fokus pada penggunaan telepon genggam.
Bicarakan dengan anak mengenai bahaya Online
Ada
orangtua yang merasa bahwa membicarakan bahaya online kepada anak adalah
sesuatu yang tak perlu dilakukan. Padahal, dengan mengkomunikasikan kepada
anak, anak semakin tahu bahayanya dan berusaha untuk tidak terkena bahasa
online.
Ada
beberapa bahaya online yang harus diketahui oleh anak dan orangtua yakni :
- Bully atau Cyberbully
- Pornografi dan adiksi
- Sexting
Mengikuti
materi yang dipaparkan miss Elizabeth membuat saya semakin paham pentingnya
melakukan pengawasan terhadap penggunaan gadget kepada anak serta menyampaikan
tentag bahaya penggunaan gadget.
Tentang Singapore
Intercultural School Bona Vista
Setelah
mendengarkan paparan dari Miss Elizabeth, saya dan teman-teman blogger mendapat
informasi tentang Singapore Intercultural School (SIS) Bona Vista dari Ibu
Monica Arviany, PRO & Marketing Manager. SIS ini berdiri sejak tahun 1996
dan telah memiliki lebih dari 3000 siswa. “Hampir 80 persen siswa kami adalah
expatriate,” kata Ibu Monica dari SIS Bona Vista.
Di
SIS ini, ada tiga bahasa yang digunakan. Bahasa utamanya adalah inggris dan
kemudian Mandarin. Bahasa Indonesia menjadi bahasa ketiga yang digunakan di Singapore School.
Lorong-lorong ruag kelas |
Meskipun
memiliki siswa yang berasal dari berbagai negara, lingkungan kekeluargaan
dibangun secara kekeluargaan. Satu kelas pun hanya diisi tak lebih dari 24
siswa. Lalu bagaimana aktifitas belajar sehari-hari di SIS?
Setiap
hari, siswa masuk sekolah pukul 7 pagi. Kemudian selama tiga puluh menit
kemudian, siswa lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan. Proses belajar
mengajar dimulai pada pukul 8 pagi. Siswa baru kembali ke rumah masing-masing
pada pukul 14.45 WIB.
Saat
kami diajak berkeliling di SS Bona Vista, saya terpesona dengan ruang kelas
hingga fasilitas yang tersedia di SIS Bona Vista. Boleh dibilang, bangunannya
sangat luas dan berbagai fasilitas yang
mendukung proses belajar siswa pun tersedia dengan baik.
Ruang kelas |
Mulai
dari ruang perpustaan, ruang makan hingga selasar-selasar ruangan yang tampak sangat
terawat. Bahkan kreatifitas siswa pun terlihat dari aneka tempelan kertas
warna-warni hingga kreasi yang ditempel di dinding hingga papan ruang kelas.
Kalau anak udah kenal gadget, susah lagi lepasnya hiks. Aldebaran aja sekarang hobi nonton video, kalau dibilang udah langsung nangis. Jadi mending ga usah dikasih aja kalau vak darurat banget.
Reply Deletesuka sama konsep sekolahnya, udah gitu ruangannya juga keren ya.. rapih dan terkesan modern.. anak2 pasti pada betah nih kalau sekolah
Reply DeleteWah ruang kelasnya bagus, luas fan rapi banget ya. Pasti semua siswa disana nyaman belajar disana
Reply DeleteKalau lihat begini, saya suka jadi pengen sekolah anak-anak ke swasta lagi. Ya sekolah anak-anak saya memang gak selengkap ini. Tetapi, masih termasuk layak fasilitasnya dna guru-gurunya chuld friendly semua
Reply DeleteSIS ini memang dari jaman aku remaja dah masuk jajaran sekolah ngehits deh
Reply Deletedi era digital ini, orang tua millenials wajib lebih hati2 dan peka terhadap perkembangan dan anak ya Mbak.. makanya kita wajib melek teknologi juga supaya ga ketinggalan info terupdate tentang konten yg anak2 akses :)
Reply DeleteAku kok malah jadi penasaran sama sekolah nya ini loh ya , hahaha...
Reply DeleteTks sharingnya,, mom Alida.. aku jadi lebih semangat lagi untuk belajar bijak menggunakan gadget untuk anak ku yang masih kecil ini
Keren banget ya ini sekolahnya, pas banget lagi cari sekolahan untuk anakku. Kalau anakku main gadget di hari libur dan setiap main suka aku jatah waktunya
Reply DeleteBener, Mba Al.. Abang sudah punya sosmed semata2 buat daftar game. Itupun bisa saya kontrol dr HP saya. Dan penggunaan gadget hanya di moment2 yg sudah ditentukan dan krusial.
Reply DeleteAku sangat batasi penggunaan gadget tapi sush banget dapat ide buat montessori. Lengkap banget ya kak sekolah disana metodenya.
Reply DeleteSekolahnya luas dan banyak fasilitas belajarnya ya mba. Pengen euyyy sekolahin anak-anak disitu.
Reply DeleteKyknya ini buat anak2 yg seusia SD SMP gtu ya mbak. Kalau anak2 usia dini msh lbh bisa dibatasi krn mereka jg blm terllau kenal. Emang sebaiknya ada kontrol dan pembatasan, ketimbang melarang. APalagi pelajaran sekolaha aj jg butuh gugling yg otomatis butuh gadget.
Reply DeletePembicaranya asik ya Mon, santai tapi ngena banget materinya. Sekolahnya? Aduhai bikin mupeng...pengen ngajar disitu jadinya deh 😅
Reply DeleteSetuju mendidik anak di era digital dimulai dari ortu sebagai role model ya Ummi :)
Reply Deletebtw ini sekolah keren amat sampe 3 bahasa, Inggris, Mandarin, Indonesia kalau aku tak sanggup ikutin haha jadi pengen belajar lagi
Mendidik anak harus pinter2 ya mbak Al, apalagi di era digital seperti sekarang ini yg apa2 mudah diakses anak2. Khawatir jika anak2 salah bertindak jika diluar pengawasan
Reply DeleteTantangan yg sangaaattt besar. Makanya dr sekarang aku mulai galak utk urusan gadget. Yaa supaya gak kebiasaan sampe gede kan ya.
Reply DeleteBagus ya Ummi konsep sekolah ini, alhamdulillah bisa ada bayangan sekolah anak anak yang nyaman itu seprti apa, bisa diterapkan di sekolah dalam negeri ya. yah minimal lapangan bermainnnya dan konsep perpustakaannya :-)
Reply Delete