Mencicipi Kuliner Pangsit Cwie Mie di Depot Hok Lay, Malang

Ada banyak alasan mengapa seseorang pulang ke sebuah tempat. Entah karena ada keperluan tertentu, rindu bertemu dengan sahabat atau sekedar rindu pada kuliner khas. Atau mungkin juga perpaduan antara rindu bertemu sahabat dan sekalian mencicipi kuliner yang rasanya masih selalu terkenang.

Jika berkunjung ke Malang, saya sarankan mampir dan mengenang kisah masa lalu di Depot Hok Lay. Saat saya berkunjung ke Malang pada 12 Januari 2018, saya sudah memasukkan nama Depot Hok Lay menjadi salah satu tempat makan yang ingin saya kunjungi.

Depok Hok Lay menjadi satu-satunya rumah makan tertua yang menjual cwie mie. Rumah makan yang berada di Jalan K.H. Ahmad Dahlan ini berdiri sejak tahun 1946. Dari luar, rumah makan ini tampak sederhana. Bahkan kami (saya, Bapak Suami, Mas Ghaffar dan Ayyas) sempat ragu-ragu untuk masuk karena bangunanya sederhana dan kebetulan kala itu di samping kiri dan kanan sedang ada perbaikan jalan. Tapi setelah meyakinkan bahwa inilah Depot Hok Lay, kami pun masuk.

Ruangan rumah makannya boleh dikatakan sederhana. Pemiliknya hingga kini masih mempertahankan suasana sejak awal rumah makan ini dibangun. Hanya ada lima meja yang terletak di samping kiri dan kanan.

Numpang mejeng di dalam Depot Hok Lay

Dindingnya dipenuhi lukisan serta foto-foto tokoh-tokoh penting yang berkunjung ke Depot Hok Lay. Selain itu juga terpasang koran yang memuat berita tentang Depot Hok Lay. Satu hal yang menarik yang masih dipertahankan adalah ubin atau keramik yang sudah tampak kuno namun masih terawat dengan baik.

Review Menu Makanan Favorit di Depot Hok Lay

Datang ke Depot Hok Lay tak hanya karena komitmennya yang tetap mempertahankan dekorasi kuno sejak pertama kali dibangun. Tapi juga menu makananya juga menawarkan cita rasa yang boleh dibilang, pas di lidah.

Ada tiga menu yang menurut saya menarik yakni pangsit cwie mie, lumpia semarang dan minuman fosco. Saya memesan tiga porsi pangsit cwie mie Rp 18 ribu per porsi, satu porsi lumpia semarang seharga Rp 18 ribu, dua botol fusco seharga Rp 12 ribu.

 

Cwie Mie seharga Rp 18 ribu

Pangsit cwie mie adalah kuliner khas di Malang yang hingga kini masih ada dan dapat ditemui dimana saja. Sedangkan lumpia semarang adalah kuliner khas Semarang yang kemudian citarasanya diadaptasi dengan lidah masyarakat Malang yang menyukai makanan agak manis.

Pangsit cwie mie datang tak sampai 10 menit sejak kami memesan. Satu porsi pangsit cwie mie terdiri dari pangsit goreng, mie bertekstur halus serta irisan ayam yang diletakkan di mangkok besar. Sedangkan kuahnya disajikan di mangkok kecil.

Rasanya seperti saya bilang, pas di lidah saya. Tak terlalu asin, tapi juga tak hambar. Benar-benar pas. Paling enak memang jika ditambahkan sambal di kuah sebelum dituang di mie. Saya sarankan makan segera setelah disajikan karena pangsit cwie mie ini paling enak jika dikonsumsi dalam keadaan panas. Ukuran porsinya bagi saya agak banyak. Tapi beda dengan bapak suami dan mas Ghaffar yang merasa porsinya sudah pas.

 

Lumpia Semarang 

Saat lumpia semarang disajikan, saya sempat mikir apakah dua potong lumpia berukuran panjang ini bisa kami habiskan atau tidak. Oh ya, lumpia semarang ini lumayan besar. Lumpia semarang ini disajikan bersama kuahnya yang agak kental dan potongan daun bawang yang dibiarkan utuh.

Makan beberapa potong lumpia semarang sudah cukup membuat saya kenyang sehingga saya agak memaksa yang lain untuk segera makan lumpia itu.

Saat menikmati menu makanan di Depot Hok Lay

Untuk minuman, saya sarankan untuk memesan fusco. Mungkin namanya agak terkesan asing. Jadi, fusco ini adalah susu cokelat yang disajikan di bekas botol coca cola. Soal rasa, ya pasti enak. Apalagi saya penggemar susu coklat. Saya sempat rebutan ama Ayyas saat minum fusco ini karena emang enak. Hihii. Penyajian ini sebetulnya hanya sebagai salah satu daya tarik yang dilakukan Depot Hok Lay.

 

Fusco 

Apa yang dilakukan Depok Hok Lay untuk tetap menjaga kelestarian kuliner khas serta citarasanya hingga bangunannya patut didukung. Setidaknya, pengunjung bisa mencicipi kuliner khas legendaris ketika berkunjung ke kota Malang.  

Siapa yang suka berkunjung ke suatu kota dan berburu kuliner khas kota itu?