Combiphar Tennis Open 2018 : Dukungan Combiphar untuk Atlet Tenis

Era tahun 1990-an, ketika saya di tanya siapa atlet tennis perempuan yang paling berjaya? Jawabannya adalah Yayuk Basuki. Kala itu, nama Yayuk Basuki sangat identik dengan olahraga tenis sehingga segala sesuatu tentang tenis selalu mengarah ke Yayuk Basuki.

Perempuan yang memiliki nama lengkap Sri Rahayu Basuki ini telah menjuarai berbagai turnamen seperti kelas Women’s Tennis Association (WTA) sebanyak enam kali (seri Asia). Dan menurut Okezone.com, prestasi terbaiknya adalah menembus perempat final turnamen Grand Slam Wimbledon 1997. Perlu teman-teman ketahui, ajang Wimbledon ini adalah salah satu turnamen paling prestisius bagi petenis dunia.

 

Simbolisasi. Sumber foto : Imawan 

Saya beberapa kali menonton pertandingan tenis Yayuk Basuki walau hanya lewat layar kaca. Saya senang caranya bermain tennis. Pukulan-pukulannya selalu tajam hingga sang lawan pun menyerah. Jadi ya jangan heran ya jika nama Yayuk Basuki hingga kini sangat melekat dalam benak saya dan saya yakin namanya sangat melekat hingga internasional.

Combiphar Tennis Open 2018

Setelah nama Yayuk Basuki muncul, beberapa petenis muda pun bermunculan. Beberaoa diantaraya adaklah Angelique Widjaja dan Wyne Prakusa. Saya pribadi merasa kemunculan petenis-petenis baru untuk mengikuti jejak para seniornya ya harus didukung.

Dukungannya tak lain dengan memberikan perhatian lebih kepada atlet muda sekaligus memberikan sarana dan prasana untuk bertanding. Salah satu bentuk dukungan yang juga penting adalah mengadakan pertandingan tenis sehingga ada wadah bagi atlet tenis untuk menunjukkan kemampuannya. Sekaligus agar bangsa Indonesia tahu bahwa masih banyak bibit-bibit petenis muda yang mampu potensial di dunia tenis.

 

Ketiga narasumber terkait pelaksanaan Combiphar Tennis Open 2018. Foto : Imawan 

Syukurlah, salah satu bentuk perhatian terhadap dunia tenis diberikan oleh Combiphar, perusahaan lokal consumer healthcare di Indonesia. Tahun ini, Combiphar menggadakan turnamen tenis bertaraf Internasional yakni Combiphar Tennis Open 2018. Ini bukan kali pertama Combiphar mengadakan turnamen tenis internasional. Namun tahun ini adalah tahun ketiga pelaksanaannya.

Combiphar Tennis Open ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016. Kala itu, sebanyak 20 negara di empat benua bertanding memperebutkan hadiah total 30.000 dolar AS dalam “Combiphar  Tennis  Open  2016. Ratusan peserta putra berusia 16 – 30 tahun yang berasal dari mancanegara memperebutkan total hadiah USD 30,000. 

Setahun kemudian, Combiphar mengadakan Combiphar Tennis Open 2017. Kala itu, hadiah total yang diperebutkan sebesar  45.000 dollar AS atau sekitar Rp 600 juta.

Melihat antusiasme pelaksanaan Combiphar Tennis Open yang selalu tinggi dari tahun ke tahun, Combiphar pun kembali melaksanakan lagi turnamen tennis internasional ini. Tahun ini, turnamen internasional ini diadakan sejak 23 Juli hingga 12 Agustus 2018, di lapangan tenis The Sultan Hotel & Residence Jakarta. Total hadiah yang diperebutkan pun semakin bertambah yakni sebesar US$ 55.000 atau sekitar Rp 790 juta.

Suasana setelah konferensi pers. Sumber foto : Imawan

Penasaran kan siapa sih petenis top nasional Indonesia yang akan berpartisipasi? Jadi, tahun ini petenis yang bergabung adalah Christopher Rungkat, Justin Barki, David Agung Susanto, Anthony Susanto, dan Rifqi Fitriadi. “Harapannya dengan keikutsertaan mereka akan membuat pamor Combiphar Tennis Open 2018 akan semakin bertambah kata Susan Soebakti, Direktur Turnamen Combiphar Tennis Open 2018 yang sekaligus menjabat sebagai Wakil Sekjen PP PELTI.

Selain dari Indonesia, Combiphar Tennis Open 2018 akan diikuti para petenis putra profesional mancanegara berusia 16-30 tahun yang berasal lebih dari 23 negara. Negara-negara dari kawasan Asia Tenggara yang berpartisipasi dalam turnamen ini yakni, Indonesia, Singapura dan Thailand. Untuk perwakilan Eropa, para petenis berasal dari Inggris Raya, Slovenia, Swiss, Cyprus, Polandia dan Prancis. Petenis dari Australia dan Selandia Baru pun ikut berpartisipasi.

Boleh dibilang, pelaksanaan Combiphar Tennis Open ini tak bisa dianggap sebelah mata. Bahkan, dalam kalender tahunan International Tennis Federation (ITF), akan menjadi momen berharga bagi para petenis nasional.

Marketing Communications Manager The Sultan Hotel & Residence Jakarta ikut mendukung pelaksanaan Combiphar Tennis Open ini. Apalagi selama tiga kali pelaksanaan, turnamen ini dilaksanakan di The Sultan Hotel & Residence Jakarta. "Harapannya turnamen ini bisa berlangsung dengan lancar dan maksimal," kata Ibu Indira saat jumpa pers.

Mungkin teman-teman pengen tahu, apa sih alasan mengadakan Combiphar Tennis Open 2018 ini? Nah, Presiden Direktur Combiphar Michael Wanandi mengatakan turnamen internasional ini merupakan salah satu langkah konkret dalam melaksanakan komitmen Perusahaan, yaitu ‘Championing a Healthy Tomorrow’.

Pas banget ada pelaksanaan Asian Games 2018. “Kegiatan ini juga wujud nyata Combiphar dalam mendukung Pemerintah untuk mengembangkan olahraga tanah air, salah satunya Tenis,” kata Michael pada konferensi pers Combiphar Tennis Open 2018 pada 19 Juli 2018.

Ada bentuk kontribusi aktif yang dilakukan Combiphar bagi atlet tennis di Indonesia. Dan satu sisi, juga menjadi salah satu wadah untuk mengapresiasi kerja keras para petenis di Indonesia yang tetap berlaga secara sportif dan memberikan hasil terbaik.

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP PELTI) Rildo Ananda Anwar mengapresiasi langkah Combiphar dalam menggelar turnamen tenis bertaraf internasional dalam tiga tahun terakhir ini.

Selain itu, apa yang dilakukan oleh Combiphar tak lain merupakan salah satu bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan. Gaya hidup sehat dan aktif selalu menjadi salah satu sosialisasi yang dilakukan Combiphar.

Awalnya saya mengira bahwa Combiphar hanya mendukung olahraga tenis saja, tetapi tidak. Combiphar juga pernah melakukan Combi Run dan Combiphar Golf Players Championship. Apa yang dilakukan oleh Combiphar menurut saya harus di apresiasi sehingga para atlet yang telah berlaga dan membuat nama harum bangsa Indonesia semakin diperhatikan. Harapannya, tak hanya pertandingan tenis internasional saja yang menjadi agenda tahunan tetap juga olahraga lain yang selama ini mungkin kurang diperhitungkan.