“Kenapa
sih Ummi nggak mau pap smear?,” kata suami.
“Ummi
takut sakit,” kata saya.
“Loh,
pap smear itu kan mencegah agar tak
sakit. Kenapa malah takut pap smear.
Aneh,” ungkap suami.
Memang
aneh ketika takut terkena kanker serviks tapi malah tak mau pap smear. Padahal pap smear dan vaksin HPV merupakan bentuk deteksi dini untuk
mencegah kanker serviks. Tapi itulah yang saya alami beberapa tahun lalu. Saat
itu, saya takut pap smear padahal
saya tahu bahwa kanker serviks adalah penyakit yang merenggut nyawa mama dan
nenek saya.
Kanker
serviks merupakan kanker nomor 1 yang menyerang perempuan. Kanker serviks disebabkan
oleh virus human papilloma (HPV) tipe resiko tinggi. Infeksi HPV tipe resiko
tinggi dalam jangka waktu lama menyebabkan materi genetik HPV menyusup ke dalam
sel serviks menyebabkan perubahan sifat sel menjadi kanker. Proses dari infeksi
menjadi kanker membutuhkan waktu antara 15-20 tahun.
Deteksi dini untuk cegah kanker serviks di Prodia Women's Heallth Center |
Ya, saya tak pernah menduga dua perempuan hebat kesayangan saya itu harus ‘menyerah’ karena penyakit kanker serviks yang mereka derita. Mimpi buruk bagi saya sekeluarga berawal saat eyangti (panggilan saya kepada nenek) mengidap kanker serviks dan meninggal di usianya yang ke 58 tahun. Saat eyangti masih hidup, saya menemani setiap langkahnya untuk memeriksakan diri di Rumah Sakit di Surabaya, Jawa Timur. Saya melihat semangatnya untuk sembuh. Tak pernah ada keluhan terhadap penyakit yang di derita. Selalu ada senyum untuk melawan sakit walau kemudian harus menyerah setelah empat tahun berjuang melawan kanker serviks stadium 4.
Beberapa
tahun kemudian, saya harus menerima kenyataan pahit karena mama mengidap
penyakit kanker serviks. Mama mengetahui ada benjolan di rahimnya setelah
menjalani pap smear di Ambon pada
tahun 2009. Hasil pap smear
menyebutkan ada benjolan dan dikuatirkan menjadi kanker. Mama kemudian ke Surabaya
untuk melakukan pemeriksaan LEEP (loop electrosugical excision procedure),
teknik pembedahan dengan membunuh sel kanker serviks stadium 2B.
Saya dan Mama tersayang |
Kepergian
mama dan eyangti membuat saya semakin takut dengan penyakit kanker serviks. “Aku
nggak ingin Ummi sakit. Aku ingin
ummi sehat,” kata suami mengulang lagi kalimat yang pernah dia katakan kepada
saya. Dorongannya yang tanpa henti kemudian membuat saya memutuskan untuk pap smear pertama kali dan langsung
vaksin HPV pada tahun 2012.
Tapi
kesan pertama saat pap smear entah
mengapa terasa begitu tak nyaman. Saya hanya bisa menangis dan mencoba untuk
rileks tapi gagal karena saya terlalu tegang. Proses pap smear itu yang kemudian membuat saya menunda (lagi) pap smear yang seharusnya dilakukan
setahun sekali.
Prodi Women's Health Centre tampak dari luar |
Saya
terkesan dengan gedung PWHC yang didominasi warna merah muda dan putih yang
membuat suasana tampak nyaman. PWHC yang didirikan pada 8 Maret 2017 ini adalah
klinik dengan layanan kesehatan khusus perempuan berbasis Women-Wellness yang pertama di Indonesia. Pelayanan yang diberikan
berfokus pada obstetric gynaecology. Obstetric gynaecology meliputi
pencegahan dini, pencegahan lanjutan, diagnostic
center hingga konsultasi dokter. Setelah diberikan informasi tentang PWHC
dan pentingnya deteksi dini untuk mencegah serviks, kami pun diajak berkeliling
ruangan PWHC. Ruangan pemeriksaannya sangat bersih dan rapi serta memiliki
perlengkapan yang canggih dan lengkap. Saya jatuh cinta dengan PWHC sejak
pertama kali datang ke sana.
Sofa yang nyaman |
Beberapa perlengkapan pemeriksaan |
Sudah
menikah/pernah melakukan hubungan seksual
Tidak
sedang menstruasi (sebaiknya dilakukan pada hari ke 14 selesai hari pertama
menstruasi
Tidak
menggunakan tampon, jeli, krim vaginal maupun obat-obat yang diberikan melalui
vagina selama 2 hari sebelum pemeriksaan
Tidak
melakukan seksual 1 hari sebelum pemeriksaan
Sepulang
kerja di Kamis sore tanggal 31 Agustus 2017, saya langsung ke gedung PWHC. Saat
tiba di PWHC, saya disambut ramah oleh para pegawai yang mayoritas perempuan. Kondisi
ruangan yang rapi dan nyaman mempengaruhi psikologi saya sehingga saya menjadi
lebih tenang.
Mengisi form sebelum pap smear |
Seorang
perawat kemudian mengajak saya memasuki ruangan pemeriksaan. Sebelum
pemeriksaan, saya diberikan informasi terkait proses pap smear yang menggunakan sitologi serviks berbasis cairan atau
dikenal dengan istilah SSBC. SSBC ini memiliki sensitivitas yang lebih tinggi
dalam menapis kanker serviks dibandingkan pap
smear konvensional. Jika hasil SSBC
dan HPV DNA normal, maka penapisan selanjutnya dilakukan tiga tahun kemudian.
Sumber : Prodia Women's Health Center |
Pemeriksaan SSBC |
Ngobrol dengan perawat sehingga tak tegang saat pap smear |
Perempuan
sehat, jangan ragu untuk melakukan deteksi dini untuk mencegah kanker serviks
sekarang juga!
Pasti was2 banget...ya mba.. apalagi 2 orang yg kita cintai mengalami sendiri.
Reply DeleteSemoga kita terhindar dari penyakit ini...aamiin..
Was was banget, mba. Aamin atas doanya mbaa
Reply DeleteAlhamdulillah hasilnya negatif sel kanker ya, Mba. Sehat selalu, ya.
Reply DeleteAlfatihah untuk almarhum eyangti dan mama-nya Mba Alida. Semoga mereka beroleh berkah dan nikmat kubur ya, Mba. Aamiin.
Iya. Senang banget pas tahu hasilnya negatif sel kanker, mba
Reply DeleteAlhamdulillah, mbak.. Semoga mbak dan anggota keluarga lain serta kita semua selalu dilindungi Allah dan diberi nikmat sehat. Di sisi lain, mbak beruntung tinggal di Jakarta yang fasilitas kesehatannya lebih lengkap, bahkan bisa mencoba langsung tes di Prodia PHWC. Ternyata interiornya beneran kece ya..
Reply DeleteAlhamdulillah mba Annisa. PWHC memang baru ada di Jakarta sehingga saya dapat menikmati pelayanan fasilitas yang lengkap
Reply DeleteAlhamdulillah, hasilnya negatif ya mba. Senang jg dengarnya.
Reply DeleteAku juga belum pernah cek ni, jadi ngeri, walaupun gak ada riwayat keluarga yg sakit kanker servik.
Turut berduka ya mba atas kehilangan 2 orang yg sangat berharga.
Hayo periksakan diri mba Amel
Reply DeleteAlhamdulillah banget ya mbaknya bebas virusnya. Untuk kanker serviks itu apakah menular karena genetik juga?
Reply DeleteGenetik berpotensi lebih besar untuk terkena serviks mba
Reply DeleteAlhamdulillah Kak Alida sehat, sambil deg-degan bacanya hehehe
Reply DeleteAku juga nunggu hasilnya deg2an juga mbaa
Reply DeleteAlhamdulillah negatif.
Reply DeleteSemoga sehat selalu, ya mbak.
Aamin doanya, mba. Makasih yaa
Reply DeleteKalau pemeriksaan seperti itu yang paling bikin deg-degan nunggu hasilnya. Alhamdulillah negatif ya, Mbak
Reply DeleteIya mba. Kayak menunggu hasil rapor mbaa
Reply DeleteAlhamdulillah dirimu sehat mba. Saya bacanya ikut deg2an.
Reply DeleteJustru kalau saya mau banget periksa mba. Saya tipe orang yg suka checkup-checkup-an hihihi sayang belum didukung secara nyatah
Aku juga deg2an banget, mba. Soalnya pemeriksaannya kan lebih detail
Reply DeleteSaya kepingin pap Smear tapi kok ada rasa campur- campur mba. Hehehhe antara malu ahhh pokoknya susah diungkapkan.
Reply DeleteHAyuk jangan ragu untuk melakukan pap smear ya mba
Reply DeleteSemoga sehat selalu mbak... deteksi dini itu lebih bagus... karena suatu penyakit jika diketahui lebih awal maka peluang sembuhnya juga tinggi...
Reply DeleteAamin doanya mba. Iya bener banget mba
Reply Deletebetul ya pencegahan lebih baik dr pengobatan
Reply DeleteTEpat banget mbaaa
Reply DeleteSemoga kita semua selalu sehat ya mba. Deteksi dini itu lebih penting. Saya jadi oengen periksa neh, apalagi dah setahun belom papsmear lagi.
Reply DeleteWaktunya pap smear ya mba :)
Reply DeleteAlhamdulillah hasilnya negatif.
Reply DeleteSaya belum pernah melakukan pap smear nih, jadi ingin melakukan pap smear setelah membaca ini.
Thanks for sharing, mbak.
Terima kasih juga telah membaca ya mba :)
Reply DeletePenting banget ya mba buat perempuan lebih peduli sama dirinya sendiri. Mending mencegah dari pada mengobati yang belum tentu bisa sehat seperti semula.
Reply DeleteKalau bukan perempuan, siapa lagi mbaa :)
Reply DeleteProdia tempatnya nyaman. Alhamdulillah mba Al sehat.
Reply DeleteAlhamdulillah ya mbaa
Reply DeleteAh setelah 6x coba akhirnya bs komen. Aku pgn bgt nyoba mba. Tp masi mikirin biaya nya, dan ga siap denger hasilnya.. Gugup eh. Pdhl daftar jg blom
Reply DeleteMakasih mba Ruliiiiii :*
Reply DeleteKita deteksi dini ya mbaa untuk mencegah mbaa
Kanker serviks ini genetik ga ya mbak? Perlu banget ya deteksi dini terhadap penyakit ini.. ^^
Reply DeleteBagi yang keluarganya ada yang kena maka ini berpotensi besar mba. Iya penting banget deteksi mbaa
Reply DeleteNunggu hasil pemeriksaan apapun yg berkaitan sm kesehatan mmg bikin deg2an ya, apalagi kanker. Itu sebab prg pd takut periksa. Pdhl klo diketahui lbh dini, bs ditangani dan kemungkinan sembuh besar.
Reply DeleteItulah. Mau ga mau ya harus deteksi dini ya mbaa
Reply DeleteIni penting banget buat perempuan2 ya, mendeteksi sedini mungkin kenapa engga (ngomong buat diri sendiri) yang masih ngumpulin nyali buat mendengarkan hasil papsmear nya hiks
Reply DeleteMakasih sharing2nya mak, pastinya membukakan pikiran dan reminder buat kita2 sebagai perempuan untuk selalu sehat yaa
Bener banget, mba Nchie. Selalu sehat itu penting untuk perempuan ya mbaa
Reply DeleteSaya juga takut sama kanker serviks mba, rencana dalam waktu dekat mau papsmear dan vaksin hpv
Reply DeleteYUk mba disegerakan untuk di pap smear ya mba
Reply DeleteNice info mb. Semoga kita semua terhindar dari penyakit ini..
Reply DeleteAaamin mbaa
Reply Deletewaah, cozy banget prodia woman health centernya ya mbak Lida. tapi cuma di jkt ya yang ada PWHC, di tempat lain belum ada
Reply DeleteIya mba LIza. Semoga ada di daerah daerah lain ya mba
Reply DeleteAku nih Mbak, masih bandel mau pap smear. Padahal tahun lalu sudah sudah operasi polyp di vagina. Harusnya rutin periksa. Tapi karena masih bingung mau ke dokter mananya jadi nunda-nunda terus.
Reply DeleteSemoga Mbak Alida selalu diberi kesehatan ya. aamiin
Aamin doanya mba Dian. Makasih yaa mba
Reply DeleteWah aku baru tahu mba menjalani operasi polyp
Di sini adanya prodia yang biasa doang mbak..enak yaa kalau ada yang khusus Woman's Health Centre gitu.
Reply DeleteSmoga makin banyak yang di daerah2 lain ya
Reply DeleteSaya bawaannya parno aja sama kanker.. apalagi udah ada riwayat kanker tiroid... cuma belum berani mau papsmear... dalam hati sih pungin banget setelah membaca potingan mbak ini...
Reply DeleteHayuk jangan lupa pap smear ya mbaa
Reply DeleteKalau ada riwayat keluarga yang mengidap penyakit kanker hingga merenggut nyawa, memang bikin khawatir ya mbak. Meskipun hasilnya negatif dan tidak ditemukan indikasi kanjer, kesehatan tetap harus dijaga.
Reply DeleteSemoga kita terhindar dari penyakit mematikan ini. Aamiin
Iya mba Nova. Jadi deg2an ya
Reply DeleteAku pernah pap smear sekali di puskesmas karena ga sengaja, gara2 periksa IUD. Pengen juga sekali2 nyobain pap smear di lab gitu, seperti apa rasanya ya
Reply DeleteDicoba mba :)
Reply DeleteMbak Al aku cenut2 hahaha.
Reply DeleteKapan ya PWHC buka di Depok? :D
Btw mamamu mirip banget sama Aayas yaaaaa :D
Gud luck lombanya mbk Al, bau2 menang nih aamiin :D
Iyaa ada yang bilang kalau Ayyas wajahnya mirip mama. Aamin doanyaa. Makasih yaa
Reply Deletealhamdulillah waktu medical check dari kantor kemarin dimasukkan juga papsmear ini. biar pun proses pengambilan sampelnya ngeri-ngeri sedap tapi demi mengetahui kondisi rahim nggak apa-apa deh
Reply DeleteIyaa demi mengetahui kondisi rahim mbaa
Reply DeletePeluk Mbak Alida... alhamdulillah hasilnya sehat ya. Aku kagum dengan PWHC yang memperhatikan wanita. Layoutnya nyaman dan pegawainya wanita juga, jadi enak buat konsultasi.
Reply DeleteNyaman banget ya mba Helenaaa
Reply DeletePengen tapi ya gitu deh campur aduk perasaannya. Padahal mending mencegah daripada mengobati kan, mb
Reply DeleteCuman sekarang agak lega abis baca pengalaman mb Alida. Ternyata rasanya gak sakit *penting itu*
Iyaa harus dicegah mba daripada harus mengobati malah tak baguss
Reply DeleteSakit ndak ya mbak, perlu banget kyknya pemeriksaan kesehatan organ rproduksi.
Reply DeleteNggak terasa sakit kok mba. Yuk lakukan pemeriksaan mbaa :)
Reply Deletemeluangkan waktu untuk periksa kesehatan penting ya, Mbak. Supaya tidak menyesal di kemudian hari. Menunggu hasil memang deg-degan, aku belum tes nich Mbak,
Reply DeleteBagi sebagian orang yang ambang nyerinya rendah, memang pap smear itu menyakitkan. Tapi perlu diketahui bahwa sesakit-sakitnya pap smear, masih lebih sakit hati ketika ketahuan bahwa tubuh sudah telanjur kena kanker serviks stadium I dan mesti dilakukan pengangkatan mulut rahim.
Reply Delete