Selama
dua hari, Sabtu-Minggu 23-24 September 2017 saya menghadiri FWD Hackathon 2017
yang dilaksanakan di Wisma Barito Pacific, Jakarta Barat. Sabtu siang sekitar
pukul 12.00 WIB saya tiba di Wisma Barito. Dari luar ruangan, kondisi tampak
sangat sepi. Tapi saat memasuki ruangan, puluhan orang tampak memenuhi ruangan
tempat berlangsungnya kegiatan FWD Hackathon 2017. Ada dua ruangan yang
digunakan pada pelaksanaan FWD Hackathon 2017 itu. Satu ruangan yang berisi
puluhan kursi dan sebuah panggung dengan banner
raksasa. Dan satu ruangan lagi yang berisi kursi-kursi dan meja yang diletakkan
berdasarkan kelompok.
Ajang
FWD Hackahton 2017 merupakan terobosan yang dilakukan PT FWD Life Indonesia
sebagai perusahaan pionir asuransi jiwa berbasis digital di Indonesia. Saya
pernah beberapa kali mengikuti dan menulis tentang berbagai inovasi yang
dilakukan oleh FWD Life. Sebagai sebuah perusahaan asuransi yang berbasis
digital, FWD memiliki visi mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi
dengan memanfaatkan teknologi digital. Dengan adanya pemanfaatan di bidang
teknologi digital diharapkan generasi muda dapat menciptakan inovasi terbaiknya
dalam menciptakan ekosistem digital sekaligus membangun era asuransi jiwa
digital.
Diskusi selama FWD Hackathon 2017 |
Pada pelaksanaan FWD Hackathon, FWD Life berkolaborasi dengan Founder Intitute. Mungkin banyak yang bertanya-tanya apa yang dimaksu FWD Hackathon. Jadi, FWD Hackathon adalah kegiatan yang pertama kali di lakukan industrin asuransi agar generasi muda untuk berpikir dan mengeksplorasi kreatifitasnya dalam menciptakan aplikasi yang fokus pada kemudahan berasuransi. Mengapa hal ini harus dilakukan? Hingga kini, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), penetrasi asuransi di Indonesia per kuartal I/2017 masih berada di angka 2,7% dari produk domestik bruto. Angka ini lebih rendah dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yang berada di angka 5%.
Dengan
kenyataan itu, berbagai inovasi digital teknologi dibutuhkan agar dapat mendukung
transformasi bisnis asuransi dari aspek underwriting, manajemen risiko sampai
klaim. Harapannya dapat menciptakan pengalaman berasuransi yang lebih mudah,
cepat dan nyaman.
Oh
ya, sebelum acara puncak FWD Hackathon 2017 pada 22 – 24 September, FWD Life
dan Founder Institute melakukan roadshow untuk mempromosikan program ini dan
memberikan pemahaman mengenai industri asuransi ke sejumlah daerah seperti
Jakarta, Surabaya dan Bandung.
Kegiatan
FWD Hackathon ini diawali pada hari Jumat, 22 September yang mengumpulkan 108
peserta dari beragam latar belakang seperti pelajar, mahasiswa, wiraswasta
higga developer profesional. Sebanyak 108 peserta itu kemudian disaring menjadi
40 peserta dan kemudian menjalani sesi pitching
atas konsep idenya selama 90 detik di hadapan dewan juri. Sesi pitching
tersebut dihadiri oleh 5 dewan juri yang salah satunya Bapak Andy Zain selaku
Director Founder Institute Jakarta. Di
hari pertama juga dilakukan pembagian kelompok.
Kemudian,
dari 40 ide yang disampaikan dihadapan tim juri, terpilih 15 ide untuk
dilanjutkan ke tahap hackathon berikutnya, yaitu team formation. Untuk berada
di team formation, jumlah peserta dalam satu kelompok minimal 4 orang dan
maksimal 10 orang. Lalu, bagaimana jika jumlah anggota kurang dari 4 orang?
Team itu tetap bisa bertanding tapi akan diminta untuk bergabung dengan tim
lain agar memenuhi syarat minimal jumlah peserta. Hingga akhirnya terbentuklah
12 team yang merancang ide terbaik agar dapat mengembangkan bisnis asuransi.
Hari
kedua, saat saya datang hampir semua peserta tampak memenuhi ruangan Kejora HQ.
Ada yang tampak serius berdiskusi dalam satu kelompok. Ada yang memusatkan
sebagian besar perhatiannya ke laptop. Tapi ada juga yang melepaskan lelah
dengan bermain di alat permainan yang berada di ruangan. Masing-masing peserta
membawa laptop dan prasarana pendukung lainnya.
Seorang
panitia kemudian meminta semua peserta berkumpul untuk diberikan waktu
mentoring yang diberikan oleh beberapa mentor yang berasal dari berbagai
kalangan. Ada praktisi kesehatan, ada yang aktif di bidang teknologi hingga di
bidang asuransi. Beragamnya mentor dari berbagai kalangan diharapkan dapat
memberikan wawasan dari berbagai sisi. Setelah sesi perkenalan mentor,
masing-masing kelompok kemudian berkumpul bersama mentor yang telah ditunjuk
untuk mendapatkan sesi diskusi selama 15 menit.
Diskusi
yang diadakan berlangsung dua arah sehingga memunculkan wawasan yang bisa
menciptakan sesuatu yang tak lagi ‘out of the box’ melainkan ‘without the box’.
Saya
dan beberapa teman blogger sempat berbincang langsung dengan salah satu peserta
yakni Muhammad Toriq yang berasal dari Tim PAPUA. Timnya yang terdiri dari lima
peserta mencoba merancang ide agar memudahkan nasabah FWD untuk menemukan rumah
sakit dan agen asuransi. “Ini akan sangat membantu nasabah yang membutuhkan.
Jadi tak perlu repot mencari lagi,” kata Toriq. Aih, solusi yang menarik. Hari
kedua, saya berada di ruangan itu selama tiga jam dan merasakan aura positif
tentang kemampuan generasi muda untuk selalu berkarya.
Keesokan
harinya, Minggu 23 September 2017 sepulang kerja saya kembali mampir ke Wisma
Pacific untuk mengetahui pemenang FWD Hackathon 2017. Sore hari, ruangan yang
berada di depan panggung mini penuh terisi para peserta dan dewan juri. “Waduh,
jangan-jangan pemenang utamanya sudah diumumkan,” kata saya dalam hati. Saya
kemudian bertanya ke salah satu panitia. “Ini masa presentasi ide, mba,” kata
mba panitia. Oh baiklah ....
Para
peserta secara bergantian mempresentasikan idenya di depan lima dewan juri dan
seluruh peserta. Waktu yang diberikan untuk presentasi adalah 5 menit dan 3
menit untuk sesi tanya jawab. Dua peserta dari kelompok AMFORA naik ke atas
panggung dan mempresentasikan idenya untuk menciptakan aplikasi yang dapat
digunakan untuk konseling di bidang asuransi. Presentasinya dilakukan secara
singkat, padat dan jelas. Tak hanya tim AMFORA saja yang menyampaikan presentasi
secara tepat. Hampir semua tim demikian. Tapi ada juga salah satu peserta yang
kesulitan menyampaikan presentasinya sehingga dia pun memanggil salah satu
temannya untuk ikut mempresentasikan ide kelompok.
Sedangkan
dewan juri tampak serius mendengarkan presentasi dari para peserta. Dewan juri
tak jarang melemparkan pertanyaan yang membuat tajam. Misalnya saat setelah
salah satu peserta presentasi, dewan juri pun berkata “Saya tak melihat
kaitannya antara ide anda dengan dunia asuransi”. Makjleb banget kan?
Setelah
satu persatu kelompok mempresentasikan idenya, dewan juri kemudian berkumpul di
ruangan khusus untuk menentukan para pemenang. Saya yang bukan peserta saja
ikut deg-dengan saat menunggu pemenang. Ya, seperti menunggu pemenang lomba
blog #EH. Hahaha
Presentasi ide |
Nah,
saat dewan juri rapat untuk menentukan pemenang, para peserta menunjukkan
wajah-wajah tegang walau saya lihat berusaha untuk tetap tersenyum. Hampir 20
menit rapat, para dewan juri pun keluar dari ruangan rapat. Para peserta yang
semula duduk berpencar-pencar kemudian kembali duduk rapi memenuhi ruangan
utama. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian cinderamata kepada para
dewan juri.
Setelah
itu, Pak Rudi Kamdani selaku Vice President Director PT FWD Life Indonesia mengatakan
pelaksanaan FWD Hackathon ini sesuai dengan visi dan misi dari FWD Life. “Kami
ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap asuransi,” kata Pak Rudi. Diharapkan
dengan adanya kegiatan ini bisa membantu penetrasi asuransi. Pak Bapak Andy
Zain selaku Director Founder Institute Jakarta mengatakan ide-ide yang
dihasilkan sanga luar biasa. “Semoga makin banyak yang menjadi entrepreneur di
kalangan anak muda,” kata Pak Andy. Sambutan singkat itu kemudian dilanjutkan
dengan pengumuman pemenang.
Akhirnya
setelah ditunggu-tunggu, pemenangnya adalah ....
Ups,
sebelum pengumuman pemenang utama, diumumkan pemenang dua juara harapan yakni
LIFE dan EVA. Tim LIFE mengembangkan aplikasi edukasi untuk anak muda dengan
menggunakan permainan. Sedangkan Tim EVA mengembangkan Chatbot untuk
mempermudah proses berasuransi mulai dari informasi produl hingga klaim. Kedua
tim ini berhak memperoleh uang tunai masing-masing Rp 10 juta. Selamat yaa ....
Dan
pemenang utama adalah Tim PAPUA!
Tim
PAPUA berhasil menciptakan sistem teknologi navigasi untuk menemukan rumah
sakit dan agen asuransi terdekat dengan menggunakan augmented reality. Wah,
saat nama Tim PAPUA diumumkan sebagai pemenang, kelima peserta dalam kelompok
itu girang. Mereka saling berpelukan, tertawa lepas bahkan loncat kegirangan
karena diumumkan sebagai pemenang utama. Sebagai hadiah, Tim PAPUA mendapat
hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 100 juta sebagai modal dalam mewujudkan ide
menjadi bisnis berkelanjutan. Selain itu, mereka juga berkesempatan belajar
mengembangkan bisnis ke Silicon Valley. Wow, keren banget kan?
“Inovasi
Tim PAPUA ini akan kembali dikembangkan menjadi suatu sistem navigasi yang
memiliki manfaat real bagi proses berasuransi yang inovatif bagi FWD Life,”
ungkap Pak Andy.
Pelaksanaan
FWD Hackathon ini merupakan salah satu inovasi yang terus menerus dilakukan
oleh FWD Life untuk mengubah passion menjadi pendapatan sekaligus mengembangkan
industri asuransi jiwa digital di Indonesia. Suatu inovasi yang harus
didukung!
Seneng bisa ikutan hadir di acara ini, jafi pengen punya anak jago teknologi,apalagi jaman serba digital
Reply DeleteMas Pijar kayaknya bisa tuh dilatih buat makin suka main digital :)
Reply DeleteKreativitas tanpa batas tapi bertanggung jawab. Generasi milenial yang bisa menempatkan diri Dan mampu berinovasi untuk memberikan yang bisa diberikan kepada tanah air. Keren!
Reply DeleteKita juga jangan mau kalah mas JUn :)
Reply DeleteAku yg enggak ngikutin dari awal aja sampe mules nungguin pemenangnya mba hahahah
Reply DeleteApalagi yang ikutin sejak awal dan jadi peserta. Duh makin deg2an, mba. AHhaha
Reply DeleteKeren banget, Tim PAPUA berhasil menciptakan sistem teknologi navigasi untuk menemukan rumah sakit dan agen asuransi terdekat dengan menggunakan augmented reality. Penting banget tuh, buat nasabah asuransi.
Reply DeleteIya bener banget, mba Windhu :)
Reply DeleteSalut ya Mba Alida sama anak-anak muda ini, mereka luar biasa kerennya. :)
Reply DeleteSemoga acara ini tahun depan ada lagi supaya makin banyak anak muda berbakat lahir dari ajang seperti ini. Aamiin...
Bener mas. Kegiatana seperti ini memang harus kita dukung ya
Reply Deletekeren banget anak muda pada jago2 buat aplikasi
Reply DeleteJangan mau kalah ama anak muda, mba Uli. Hahhaa
Reply DeleteAnak muda sekarang banyak yg kreatif ya. Keren neh acara yg dihadirkan FWD Life
Reply DeleteIya. FWD bisa melakukan inovasi yang terbaik ya
Reply Deleteini yang kemaren tim papua menang 100 juta ya.. duh mupeng...
Reply DeleteAku pun mupeng, kokoh. Hahhaa
Reply DeleteHadiahnya menggiurkan ya, dan para generasi muda kreafif mmg pantas mendptkannya
Reply DeleteIyaa mba LIa :)
Reply DeleteHebat euy papua semakin berjaya
Reply DeleteJaya bangeet
Reply DeleteIni baru anak muda jaman now mengeksplor ide kreatif.
Reply DeleteEksplorasi ide emang penting banget ya mba Tuty
Reply Deletesemoga semua rancangan aplikasi itu bisa jadi produk real berfaedah semua
Reply DeleteAamin. Harapannya gitu ya mba Ina
Reply DeleteWidih 100 juta yaaa.. bisa jadi penyemangat startup2 Indonesia lain!
Reply DeleteMauuuu kan hadiahnyaa
Reply Delete