Kebayang nggak mudik lewat
jalur darat pulang pergi selama 30 jam? Kalau saya sih bukan ngebayangin lagi.
Tapi telah merasakan kemacetan perjalanan mudik selama 30 jam. Capek? Pasti
capek. Apalagi yang nyetir. Tapi mau gimana lagi. Agenda setiap tahun setiap
lebaran ini selalu kami lalui. Walau kebayang macetnya, walau terbayang
pegalnya, tapi selalu lebaran membawa aura kebahagiaan bagi kami sekeluarga. Tulisan
saya kali ini akan menceritakan tentang pengalaman perjalanan mudik lebaran
Jakarta-Kudus-Jakarta selama 30 jam.
Photo design by : canva.com |
Pas hari lebaran, setelah makan siang dan dilanjutkan shalat dzuhur dan ashar (dijamak),
langsung deh meluncur ke Kudus sekitar pukul 13.00 WIB. Kemacetan mulai terasa
sejak memasuki pintu tol dalam kota. Kemacetan baru mulai terurai setelah rest
area KM 130 sekitar pukul 19.30 WIB. Namun untuk masuk ke dalam rest area tidak
mudak karena antrian yang sangat panjang. Alhasil, kami memilih untuk makan di
pinggir jalan tol tepatnya di bawah lampu jalan. Menu makan malam yang kami bawa adalah
kentang goreng, kare ayam dan ketupat.
Mudik menyebabkan kondisi macet |
Atap mobil dibuka sehingga kondisi dalam
mobil terbantu dengan lampu jalan. Setelah makan, saya sempat ngobrol dengan
Pak Sanin, salah satu pedagang asongan yang mencoba mengais rejeki dengan
berjualan. “Malam lebaran kondisi jalan sepi sekali. Rp 1000 saja nggak dapat,”
katanya. Padahal, jika beruntung ia bisa memperoleh Rp 1 juta per hari. Saya
dan suami memesan kopi panas agar tak mengantuk di perjalanan. Sepanjang jalan,
saya berulangkali tertidur dan terbangun karena suami yang nyetir dalam keadaan
ngebut (menurut saya, tapi menurut
anak-anak biasa aja). Jadi, daripada liat kondisi jalan, saya lebih baik
kembali tidur cantik. Hahhahaa …
Pak suami merangkap sopir utama lagi pilek |
Pukul 03.00 WIB, kami berhenti di Masjid Agung Kendal untuk menunaikan
shalat Magrib dan Isya. Saya menyarankan suami untuk istirahat sejenak hingga
subuh karena ia belum istirahat sama sekali. Tapi teryata suami memilih untuk
melanjutkan perjalanan ke Kudus. Ya sudahlah. Alhamdulillah perjalanan sampai
di Kudus tepat saat adzan subuh. Setelah berbincang dan shalat subuh, kami pun
tertidur hingga pukul 07.30 WIB. Cukup melelahkan menempuh perjalanan mudik 15
jam dari Jakarta ke Kudus.
Kudus-Jakarta
Saat suami tanya, “Ummi rencana balik Jakarta kapan?”. Saya langsung
mengagendakan untuk kembali ke Jakarta pada hari Jumat, 30 Juni 2017 usai
shalat Subuh. Untungnya suami langsung setuju. Asumsinya, berangkat Jumat subuh
dan tiba Jumat malam di Jakarta. Hari Sabtu pagi saya sudah harus bekerja lagi.
Jadi, malam sebelum pamit dari Kudus saya langsung menyiapkan berbagai barang
agar tak ada yang ketinggalan.
Sekitar pukul 03.00 WIB, kami sekeluarga terbangun untuk siap mandi dan
berkemas-kemas. Suami masih sempat masak nasi Magelangan buat bekal di jalan.
Pasa saya mau angkut barang ke mobil, teryata mertua menambahkan beragam
oleh-oleh. Alhamdulillah banget. Itu pun sebelumnya mertua saya masih sempat
bilang, “Mau bawa gula juga?,” katanya. Tawaran itu saya tolak dengan halus
karena menurut saya lebih baik gula untuk rumah mertua. Alhamdulillah punya
mertua yang baik sekali.
Usai shalat subuh, sekitar pukul 05.30 WIB mobil keluar rumah Kudus dan
melewati jalanan yang masih sepi. Saat keluar wilayah Kudus, rasanya berat ya.
Masih ingin menetap di Kudus walaupun sudah 6 hari berada di Kudus. Tapi
bagaimanapun, hidup masih harus tetap berjalan kan?
Setelah perjalanan lancar, kemudian kami memasuki jalan tol darurat
Gringsing-Batang yang memiliki panjang 36 kilometer. Sepanjang jalan, kondisi
bergelombang penuh tanjakan dan turunan. Tak hanya itu saja, kondisi jalan juga
tak mulus dan berbatu serta berdebu. Namun beberapa kali kami melihat ada mobil
tangki yang bertugas menyiramkan air di jalan untuk mengurangi kondisi jalan
yang berdebu. Lumayan membantu mengurangi debu. Sekitar pukul 9 pagi, kami
kemudian berhenti di salah satu rest area di jalan darurat itu. “Aku pengen
makan-makanan yang berkuah biar segar, Ummi,” kata suami. Saya sih setuju saja
karena kebetulan memang lagi ngantuk dan pengen makanan enak biar makin melek.
Akhirnya suami pesan soto ayam (rasanya nggak begitu enak harga Rp 20 ribu),
saya dan Ayyas pesan bakso (enak harga Rp 15 ribu porsi banyak) sedangkan mba
Farah pesan mie ayam (harga Rp 15 ribu, enak dan porsinya juga banyak). Oh ya,
di rest area itu juga banyak penjual asogan selain makanan. Ada juga yang jual
aneka pakaian batik hingga aneka mainan. Saya beli satu daster seharga Rp 35
ribu dan Mba Farah membeli celana batik seharga Rp 30 ribu. Sayangnya
lapak-lapaknya masih belum begitu rapi. Barang dagangannya hanya dijajakan
begitu saja di atas tikar.
Rest area sampai ditutup |
Adanya jalan darurat itu membuat saya tak melewati kota Pekalongan.
Jadinya ya nggak bisa deh cuci mata liaht batik-batik bagus dengan harga
terjangkau. Tapi biasanya kalaupun mampir paling sebentar saja, karena suami
selalu ingin cepat pulang dan tak ingin mampir kalau pulang mudik.
Nah setelah itu, perjalanan kemudian dilanjutkan hingga mendekati tol
Kanci yang teryata mengalami kemacetan parah. “Kalau lewat sini, bisa-bisa
nggak shalat Jumat,” kata suami. Akhirnya suami memilih untuk keluar pintu tol
Kanci kemudian shalat Jumat dan Ashar sekaligus. Setelah itu saya dan anak-anak
shalat dzuhur dan Ashar. Mobil kemudian melaju memasuki tol Cipali dan teryata
disambut oleh kemacetan yang sangat parah.
Ini kemacetan di tol Cipali yang terparah berdasarkan pengalaman kami.
Total hampir tujuh jam kami terjebak macet di dalam tol Cipali. Kemacetan beberapa
kali semakin tampak saat mendekati rest area. Bahkan beberapa rest area
terpaksa ditutup sehingga banyak pemudik yang memilih memarkirkan mobil di ruas
jalan tol sehingga membuat akses jalan tol menjadi lebih sempit dan menimbulkan
kemacetan. Untunglah Ayyas pulas tertidur pulas sehingga saya nggak perlu
kuatir dia bosan di jalan yang macet. Lalu apa yang saya lakukan saat macet?
Banyak! Mulai dari tidur, ngobrol ngalur
ngidur, ngemil, ngetweet. Dan tentu saja, paling banyak
ya tidur. Hahhaaa …
Alhamdulillah sekitar pukul 20.30 WIB kami tiba di rumah. Rumah dalam
keadaan bersih, nasi sudah matang, rendang beku siap dipanaskan (Alhamdulillah
ada ART pulang pergi yang siap membantu). Setelah shalat, kami pun tertidur.
Alhamdulillah tiba setelah 15 jam perjalanan darat. Jadi, total 30 jam
perjalanan mudik kami pulang pergi Jakarta-Kudus-Jakarta. Walaupun melelahkan
bisa mudik kumpul bersama keluarga.
Bagaimana perjalanan mudik teman-teman?
welkam home mak lida :)
Reply Deletepergi pulang 30 jam ya mak, jok mobil anget banget ituh hahaha aku mau usap2 pinggang dulu ah
perjalanan mudik sepanjang apapun ketika kompak antar pasangan dan keluarga insya allah tetap terasa nikmat dan berkesan ya mak
ALhamdulillah jok mobil tetap aman. Hahah.
Reply DeleteHayuk pijat punggungku aja deh mba :)
Mantap :D
Reply DeleteMenyenangkan juga ya mbak, mudiknya kalo aku sih sebentar doang, soalnya cuma jember-situbondo salam kenal #DuniaFaisol
Reply DeleteWah itu jaraknya dekat juga ya mba. Alhamdulillah ya mas
Reply DeleteYa Allah diperjalanan 30 jam dalam kondisi macet ? Mungkin saya sudah putus asa waktu itu juga. Hehehe
Reply DeleteHAhhaa mau tak mau dilewati, mas. Alhamdulillah aman mas karena tetap bahagia walau jauh :)
Reply Deleteummi tetep y bisa belanja daster murce hahaha jeli banget dah ummi liat yg murce 😂😍🤣 alhamdulilah meski 30 jam perjalanan tp semuanya terbayar dg kumpul sama keluarga y ummi. alhamdulilah mudik aku lawan arus jadi santey cuman pas balik ke Bandung yg bikin kepala pusing krn macetnya ga umum hahahaha
Reply DeleteHahha Ummi mah selalu kalau liat barang murah dan bagus tetap aja semangat. Hahhaa
Reply DeleteAlhamdulillah bahagia banget, Bun :*
laen kali kita sewa jet aja ya
ya Allah penuh perjuangan banget ya mbak mudiknya ...tapi kalau ga mudik ya ga seru ya mbak
Reply DeleteTapi kebayar bahagianya bisa mudik kumpul keluarga, mbaa :*
Reply DeleteAku pernah tuh kak, mudik 24 jam, perjalanan dari Bekasi-Solo, fiuuuh tepos banget pantat, beberapa kali mampir rest area, pipis, makan, yg bikin lama mampirnya emang :D
Reply DeleteHahaha mampirnya tuh emang yang bikin lama. Kalau beta jalan terusss
Reply Deletewahhhh touring nih, pasti asik bangettt... gapapalahh :D
Reply DeleteHhahaa iya ya berasa touring, mas :)
Reply DeleteAsyik yah mudik bersama pasangan, 30 jam mah tidak terasa asal bersama si-yayang hehehe...selamat.
Reply DeleteHahhaa bener banget. Itu yang tetap bikin semangat :)
Reply Deletesalam kenal mba. wuih perjuangan banget mudiknya ya mba, aku ga mudik tapi keluarga ku mudik dari purwakarta ke padang 4 hari 3 malam nyupir sendiri. dan ceritanya seru banget mereka bisa singgah main ke beberapa kota yang dilalui selama perjalanan mudik.
Reply DeleteTerima kasih sudah mampir ya mba. Nah asik juga kalau masih bisa singgah di beberapa kota. Kalau aku tujuannya hanya Jakarta atau Kudus :)
Reply Deletekuat bgt suaminya mba.pdhl lg flu biasanya justru butuh istirahat. istrinya hebat euy...
Reply DeleteAlhamdulillah sehat mba setelah nyampe Kudus. Mungkin kangen ibu juga ya mba. Makasih mba Ruli :)
Reply Deleteweuww emang luar biasa klo moment lebaran itu ke luar kota
Reply DeleteSaya malah pernah 12 jam jkt-bandung pake motor (hikssss)
Waduh itu lebih parah lagi mba. Naik motor malah 12 jam. Padahal normal kan Jakarta-Bandung hanya 2 jam ya
Reply Deleteya memang saat lebaranlah semua keluargaa bisa kumpul ya, met lebaran mbak
Reply DeleteIya. Makasih mba
Reply Deletehiyaaa... 30 jam! alhamdulillah ya akhirnya bisa tiba dengan selamat dan sehat semua
Reply DeleteAlhamdulillah banget mba :)
Reply DeleteYa Allah mba Alida...
Reply DeleteKujuga orang kudus loh, today br otw jakarta trz suami bilang mau cobain lewat jalan darurat gringsing, pas buka FB nemu ini. Langsung meluncur deh jadinya hehe
Pengalaman mudik tiap tahun selalu meninggalkan cerita seru dan berkesan yak termasuk macetnya haha.
Aah baru tau sih klo mba alida mudik kudus jg, tau gitu kan bisa meet up hihi
Waah aku ya bar tahu mb Melinda ari Depok teryata orang Kudus. Hahhahaa
Reply DeleteAlhamdulillah moga sehat selamat sampai Depok ya
Kuat banget mbak suaminya nonstop nyetir 15 jam.. suamiku perjalanan 6 jam aja kudu disela istirahat, haha.
Reply DeleteEmang ya, kalau perjalanan jauh pake macet-macetan gitu selama anak bisa tidur, beban rasanya berkurang banget. Repot kalau udah macet, anak gak tidur-tidur terus rewel.. pasti stres banget
Alhamdulillah semua lancar. Iya tapi selama ini anakku nggak pernah rewel mba. Hanya nanya aja "kok nggak nyampe-nyampe". Hahhaa
Reply Deletewah seru sekali perjalanannya
Reply Deletealhalmdulillah sekarang banyak jalan2 baru, jadi tragedi seperti tahun kemarin tidak terulang ya mbak
eh selamat idul fitri maaf lahir batin mbak
Alhamdulillah. Maap lahir dan batin juga ya
Reply DeleteAdik iparku berangkat itu Sabtu siang mbak ke Jakarta dan kayaknya dari ceritanya lebih dari 15 jam mbak. Wah nggak kebayang kalau Mbak Alida balik pas puncak-puncaknya arus balik. Semoga sekeluarga sehat selalu ya mbak..
Reply DeleteDuh, kebayang sama-sama pegel ya mba Rani. Alhamdulillah kmrn aku bisa ketemuan ama mba Rani ya
Reply DeleteSaya nggak mudik. Tapi senang saja membaca dan mendengar cerita seru saat mudik. Sehat2 ya mba Al, dan keluarga!
Reply DeleteMakasih, mba :)
Reply Delete15 jam sampai Kudus ya? Aku sekitar 17-18 jam sampai Magetan. Lancar soalnya mudik sebelum orang lain mudik. Hehehe
Reply DeleteWah alhamdulillah lebih cepet ya mba. Iya emang pilihan waktunya memang mempengaruhi mba
Reply DeleteAlhamdulillah selamat pulang pergi ya mba, siap lahir batin kayaknya kalo mudik wekekek
Reply DeleteHihihih iya mba. Alhamdulillah
Reply Deletehaduh luar biasa mbak perjalanan mudiknya, untung anak-anak gak bosan ya, yg bikin tambah bete krn biasanya anak-anak betean :D
Reply DeleteHahhaa iya. Alhamdulillah betah mba. Mungkin karena doyan jalan jalan ya mbaa
Reply DeleteAku perjalanan mudik ke tangerang aja lumayan berasa lelahnya, apalagi perjalanan mudiknya Mba ya. Tp memang sih semua kebayar lunas dengan gembiranya berkumpul bareng keluarga hehe.. Oh iya, salam kenal ya Mba
Reply DeleteWalau capek, tapi alhamdullllah aku senang mba
Reply Deletesalam kenal balik. Terima kasih ya mba sudah mampir
Wahh cipali emang ga berubah ya, bukannya dipersiapkan jalur alternatif ya mba? Sempet liat berita di tipi
Reply DeleteJalur alternatifnya sudah saya lewati mba. Lancar jayaa
Reply DeleteBagi yg bisa mudik berbahagialah...
Reply DeleteSejak menikah saya tidak pernah lagi mudik. Suami sepertinya tidak suka ke rumah mertuanya lama2...
Smoga suatu sata bisa mudik lagi ya teteh :)
Reply DeleteHmmm terobati macetnya ya mba Alida,,, senior mudik memang mesti ngadepin macet di situ seninya
Reply DeleteIya kalau macet tapi ketemu keluarga jadi senang banget
Reply DeletePak Saminnya jualan apaan mbak?
Reply DeleteHehehe, gak nambah cuti lamaan di Kudus mabk?
BTw, gak ngebayangin 7 jam macet, kalau bawa balita pasti wes ngringik2 huhuhu
Pak Samin jualan minuman teh :p
Reply Deletewah..seru mudik itu ya mba.., dan seru barengan karena org lain juga mudik he2..
Reply Deleteaku gak mudik.. tinggal bareng ortu , mertya cuma 5 menit naik motor... hahahaa..
Loh kan seru juga mba. Mudik 5 menit :)
Reply Delete30 jam itu pp ya mba :D. 2 thn laku aku mudik k solo, 30 jam itu one way dari jkt ampe solo wkwkwkkwkw... Untung blm ada si bayi. Makanya setelah pas hamil si kecil ampe skr, berarti udh 2x lebaran aku g mudik. G kebayang bawa anak bayi kalo sampe hrs ngalamin 30 jam lagi :(. Makanya aku bakal mudik k medan pas agustus nanti :).
Reply DeleteHUaaaaaa .. one way 30 jam mah bikin encok bener :p
Reply DeleteWaduh mba perjalanan bandung ke tangerang aja bikin saya pusing, apalagi ini 30jam wah bgt enggak kebayang deh :D tp capeknya terbayar ya mba klo mudik mah
Reply DeleteIya mba Ria. DInikmati aja. Hehhee
Reply Deletesaya ngak mudik mbak. Kadang kalau baca cerita orang mudik tuh seruuu banget ya :)
Reply DeleteAlhamdulillah jadi merasakan mudik ya mba
Reply Deleteiya mba kondisi jalan naik turun,,,hiihi dapet daster 35rebu alhamdulillah. harga wajar itu
Reply DeleteHHahhaa trus jadi ngerasa rugi cuma beli satu aja. Hahhaa
Reply Deletenggak ikut mudik, kok bacanya malah ikut capek :D
Reply Deletekakak dari Bogor - Sby juga macetnya luarrr biyasah, meski beberapa kali istirahat :D
Hhahahahaa
Reply DeleteMaap ya jadi berasa capek yaa
Menurut mamanya ngebut, menurut anaknya biasa saja .... hihi beda persepsi.
Reply DeletePerjalanan yang seru ya Mbak
Umminya nggak suka ngebut, mba Niar. Hhehee
Reply DeleteSeruuu banget yaaa mba perjalanannya.. aku jadi kangen mudik hehehe
Reply DeleteHayuk mudik ke Indonesia :)
Reply DeleteSaya ke Jogja naik kereta aja bikin sakit pinggang, kudu tempel koyo bambu dulu sebelum jalan, haha... Ini apalagi 30 jam. BTW Mba Farah itu siapa, Umi? Tapi kalau orang mudik mah senang2 aja ya duduk sekian jam menghadapi macet2an.
Reply DeleteHahah sabar ya mba NIta. Mba Farah anakku nomor dua, mba :)
Reply DeleteASiiknyaa yang Mudik, meski 30 jam tapi terbayarkan ya Mak suasana kumpul bareng keluarganya. Maaf lahir batin yaaa.
Reply DeleteAku ndak mudik,jaga Bandung aja!
Jadi ada kakaren dari Kudusnya ga Mak (eeehh) ..
Alhamdulillah. Maap lahir dan batin juga ya mba :)
Reply DeleteGa kebayang 30 jam ,,saya Jakarta -Ciamis 13 jam aja udah keseeell banget hehe mana pake bus pula lagi ga berenti istirahat .
Reply DeleteHahha semangat mba
Reply DeleteBiar kita menikmati hidup ya mba
3 tahun ini aku nggak ada mudik mba :(
Reply DeleteJadi kangen rempong2nya mudik, selalu seru ya mba
Smoga suatu sata bisa mudik ya mba :)
Reply DeleteUhuyyyy mbak Alida, 30 jam macet mudik ke Kudu ck ck ck sesuatu banget yach penuh perjuangan hehehe tapi seneng kan jalan2 seru yang penting sedia makanan di mobil.
Reply DeletePerjuangan banget tapi tetap menyenangkan mbaa :)
Reply DeleteSeru ya mba.. Capek, tp kan endingnya seneng. Bisa ketemu keluarga di kmpung hlmn, bisa balik lagi juga ke jkrta dengan kondisi sehat.
Reply DeleteKakakku yang tinggal di cimahi, klo mudik selalu bawa bekal makanan dr rmh mb.. Takutnya macet2 pas posisi laper
Iya kalau mobil sendiri bisa buat berhenti berhenti kalau capek sih :)
Reply DeleteNamanya mami mami ya mbak.... ga bisa liat barang bagus murah meriah, tetep sempeeet aja belanja daster hihihi
Reply DeleteHahha jangan sampe nggak belanjaa :p
Reply DeleteButuh ketahanan fisik yang TOP nih klo mudik emang ... heee
Reply DeleteSEMANGAT !!!
Semangat selaluuu :)
Reply Deletewaaah 30 jam, itu sesuatu banget mba. Saya mah sudah nyerah hehehe
Reply DeleteTetap berjuang mbaa. Hihihi
Reply DeleteKangen banget ngerasain mudik darat pantura Jawa. Aduh rasanya itu loh. Seru banget. Udah beberapa tahun tinggal di rantau jadi dah gak ngerasain mudik pantura. Itu pun cuman sekali dari Jakarta ke Semarang tahun 2013
Reply DeleteItupun pas balik dari Semarang, pake acara nginep semalam dulu di Cirebon hihihi
Salam kenal ya, mb. Seneng baca postingannya. Langsung mengingatkan pengalaman mudik saya
Terima kasih sudah mampir :)
Reply DeletePerjuangan bgd mbk lid, sesuatuuuuu
Reply DeletePegel pegel gimaanaaa gitu yaa. Hehhee
Reply Deletewahh Kudus ternyata mudiknya ya mbak :) Btw, soto kudus enak, haha..Luar biasa bisa mudik PP 30 jam, apalagi pak suami nyetir sendirian ya mbak. Btw, makasi udh ikutan GA ku mbak, gudlak ya^^
Reply DeleteAku mudik pasca macet deh kayanya, cuman tetep aja lama, banyak ngupi hahaha.
Reply Delete