Menjadi Ibu Bijak Mengelola Keuangan Keluarga

Blog ini berisi tentang kisah perjalanan, catatan kuliner, kecantikan hingga gaya hidup. Semua ditulis dari sudut pandang penulis pribadi

Menjadi Ibu Bijak Mengelola Keuangan Keluarga

Sebelum menikah, saya termasuk orang yang memilih membelanjakan gaji untuk membeli baju, tas dan sepatu. Hampir setiap minggu, saya dan sahabat saya selalu ke pusat pembelanjaan. Niat awal hanya sekedar cuci mata selepas capek liputan. Tapi pulang-pulang malah bawa dua tas berisi barang belanjaan. Kala itu saya belum memikirkan untuk investasi. Kalaupun ada uang lebih, biasanya saya simpan untuk dijadikan tabungan. Tapi tabungan ini biasanya hanya bertahan sebentar karena saya gunakan untuk jalan-jalan. Ehem ...

Yuk jadi ibu bijak dalam mengelola keuangan
Setelah menikah, saya kemudian tak lagi sibuk membelanjakan gaji untuk beli keperluan diri sendiri. Keuangan kemudian terbagi untuk keperluan keluarga, terutama anak. Saya kemudian belajar sedikit demi sedikit untuk mengelola keuangan. Awal menikah, saya dan suami sempat tinggal di kost. Kemudian kami kontrak rumah di kawasan Kalibata. 

Karena biaya kontrak rumah yang mahal, Mama saya berharap agar kami segera bisa membeli rumah sendiri. Hal itu juga sesuai dengan keinginan suami. “Kita kontrak satu tahun saja. Nabung sebanyak-banyaknya untuk beli rumah,” kata suami. Alhamdulillah, kami tepat memenuhi target hanya setahun kontrak rumah dan bisa membeli rumah dengan cara mencicil selama setahun.

Perencanaan keuangan saya kemudian semakin tertata dengan diawali komunikasi dengan suami. Saya dan suami kebetulan sama-sama pasangan yang terbuka tentang keuangan. Walaupun saya sering juga siih belanja buku diam-diam dan simpan di loker kantor. Hehhee. Setiap kali menginginkan sesuatu, kami selalu nabung. Selama ini saya hidup dengan gaji bulanan yang dijatah suami untuk segala keperluan. Jadi, sebagian gaji suami untuk kepentingan keluarga. Sebagian lagi untuk investasi dan anak-anak. Sedangkan gaji saya dikelola untuk investasi dan tabungan. Tapi tetap saja saya kuatir pengelolaan keuangan kami belum tepat. Kekuatiran ini dikarenakan saya tak ingin masa tua saya harus bergantung pada orang lain dan tak bebas secara finansial.
  
Suasana worskhop yang menarik
Sebetulnya, saya sempat berharap bisa datang ke financial planner bersama suami untuk merancang lebih baik keuangan keluarga. Harapan ini kemudian terwujud pada Selasa, 25 Juli 2017 di Restoran Attarine, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Walaupun hanya saya yang di undang sebagai blogger, itu membuat saya senang karena saya ingin tahu lebih banyak tentang perencanaan keuangan. Apalagi tema yang dibahas sangat relevan dengan keinginan saya yakni Perencanaan Keuangan Keluarga

Acara dibuka oleh Ibu Adhe Hapsari, Director of Corporate Communications Visa for Indonesia, Vietnam, Cambodia. Menurut Ibu Adhe, acara ini diharapkan dapat mampu meningkatkan informasi tentang perencanaan keuangan bagi perempuan khususnya kaum ibu. Setelah itu, acara langsung dilanjutkan dengan workshop yang disampaikan oleh Mba Prita Hapsari Gozie, Financial educator. 

Menggunakan baju putih dan jilbab kuning keemasan, workshop diawali dengan identifikasi permasalahan keuangan Ada empat masalah yang menyebabkan keuangan tak terencana dengan baik yakni bad habit, debt size, inflation hingga high lifesyle. Masih banyak orang yang lebih mementingkan penampilan mewah dan mengikuti tren fashion sehingga perencanaan keuangannya beratakan. Duh ….
 
Keseruan acara 
Perencanaan keuangan yang tak baik juga tampak dalam ‘kalender’ keluarga. Biasanya awal bulan dan menganggap uang masih banyak, maka memilih untuk jajan di mall. Bahkan tak jarang makan-makan di restoran. Namun takkala tanggal tua tiba, memilih membawa bekal dari rumah dengan alasan penghematan. Padahal kalau hari biasa lebih milih jajan di luar. Tak hanya itu saja, saat tanggal tua lebih memilih untuk menggesek kartu kredit. Dan kalaupun ada tagihan kartu kredit, selalu lebih memilih untuk membayar minimun tagihan. Hal ini semakin diperburuk dengan kondisi bahwa 18 persen masyarakat memiliki hobi berhutang. Selain itu, sebanyak 32 persen memiliki gaya hidup tinggi. 

Lalu, bagaimana cara untuk mencapai kondisi ideal? Langkah pertama yang harus dilakukan adalah financial check up. Mba Prita menjelaskan bahwa ada empat peringkat sehat keuangan adalah tidak sehat, sehat, mandiri dan sejahtera. Keuangan dikatakan tidak sehat jika pengeluaran lebih besar daripada penghasilan sertasering berutang kartu kredit dan tidak memiliki aset. Duh, jangan sampai ya teman berada dalam kondisi seperti ini. Kondisi keuangan dikatakan sehat jika pengeluaran sama dengan penghasilan namun sering terlambatmembayar lunas tagihan kartu kredit serta memiliki investasi walaupun minimal. Tahapan ini tentunya lebih banyak daripada kondisi tak sehat. Lalu, apa yang disebut dengan kondisi keuangan mandiri? 

Keuangan dikatakan mandiri apabila penghasilan lebih besar daripada pengeluaran. Selain itu, ketika seseorang berada dalam kondisi keuangan mandiri juga ditandakan tidak memiliki utang kartu kredit dan memiliki investasi maksimal. Kondisi ini menurut saya sangat ideal untuk diterapkan. Kondisi yang sangat bagus tentunya jika keuangan kita berada dalam kondisi sejahtera. Keuangan yang sejahtera ini artinya penghasilan lebih besar daripada pengeluaran. Tak hanya itu, kondisi sejahtera itu juga artinya kita memiliki penghasilan pasif dari aset. Selain itu, tak memiliki utang dan rajin berderma. Nah, kondisi ini yang bisa dikatakan sebagai kondisi bebas financial. Siapa yang tak ingin? Saya sih ingin banget…  
 
Mba Prita menyampaikan materi workshop
Setelah itu, mba Prita menampilkan tabel aset dan kewajiban. Sebelumnya mba Prita memberikan ilustrasi seperti ini “Jika seseorang memiliki tiga rumah. Satu rumah dihuni Senin-Jumat. Satu rumah lagi di huni saat weekend dan satu lagi hanya sesekali dihuni. Apakah itu disebut aset investasi atau aset konsumsi?”. Ada yang menjawab aset konsumsi dan ada yang menjawab aset investasi. Nah, jawaban yang benar adalah aset konsumsi. Hal ini juga sama dengan kendaraan yang selama ini digunakan hanya pada akhir pekan (seperti saya). Jika rumah yang dimiliki kemudian dikontrakkan atau mobil disewakan maka hal ini disebut sebagai aset investasi. Teryata, ini dua hal yang berbeda ya?

Hal menarik yang kemudian disampaikan oleh mba Prita adalah tentang jenis pos pengeluaran. Ada empat jenis pengeluaran yakni :

Wajib dan Tetap
Pengeluaran ini tak bisa ditunda seperti cicilan pinjaman, uang sekolah, uang Asisten Rumah Tangga (ART), gaji sopir dan pembayaran premi asuransi. “Nggak mungkin kan kita menunda membayar gaji ART,” kata mba Prita

Wajib dan Fluktuatif
Jenis ini seperti listrik dan telepon kemudian biaya makan atau dapur. Selain itu juga biaya makan atau dapur serta transportasi. Untuk tabungan dan investasi juga dimasukkan di pos pengeluaran wajib dan fluktuatif

Tidak Wajib dan Tak Tetap
Pengeluaran untuk biaya pembayaran internet, TV Kabel, les anak, pembelian majalah dan koran dimasukkan ke bagian ini. Ini tandanya pengeluaran ini bisa tidak dikeluarkan setiap bulan.

Tidak Wajib dan Fluktuatif
Sepertinya segala sesuatu terkait gaya hidup dimasukkan dalam jenis pengeluaraan ini. Pengeluaran ini meliputi biaya hiburan, hadiah dan angpau hingga liburan.
 
Penting banget untuk merencanakan keuangan keluarga
Langkah Kedua yang harus dilakukan ada memiliki dana darurat. Mungkin banyak yang bertanya seberapa penting sih dana darurat. Jadi gini, kita itu tak pernah tahu apa yang akan terjadi besok atau lima tahun mendatang. Sehingga segala sesuatu harus disiapkan. 

Dana darurat memiliki empat manfaat yakni untuk persiapan biaya dokter, biaya obat dan biaya rumah sakit yang tidak bisa ditunda. Manfaat kedua adalah menyiapkan saat terjadi musibah bencana alam, kemalingan atau kematian. Terjadinya PHK secara mendadak dapat terbantu jika adanya dana darurat. Peralatan rumah rusak? AC harus diganti? Kalau ada dana darurat, semua pengeluaran mendadak itu bisa ditangani dengan baik

Lalu, bagaimana kondisi kesehatan keuangan? Asyiknya saat datang ke acara ini juga dilakukan pemeriksaan kesehatan keuangan. Caranya, semua peserta diberikan kertas pemeriksaan kesehatan keuangan. Kertas itu terdapat dua bagian yakni pengeluaran yang meliput gaji, keuntungan usaha dan bonus/honor. Kemudian bagian ditotal dan dibagi untuk biaya pengeluaraan yang meliputi sedekah, cicilan hutang, dana darurat, biaya hidup, gaya hidup dan investasi. “Nggak usah isi soal pemasukan. Tapi coba tulisa berapa persen pengeluaran yang dilakukan,” kata Mba Prita. Nah, pas mba Prita sampaikan begitu saya jadi binggung. Soalnya saya nggak pernah menghitung dalam persen melainkan langsung nilai.

Mba Prita kemudian meminta kita menutup kertas pemeriksaan kesehatan keuangan dan mencocokkan dengan data ideal. “Siapa yang mendekati angka ideal alokasi keuangan?,” kata mba Prita. Wah teryata ada salah stau peserta worksop yang sangat tepat pembagiannya. Nah teryata alokasi ideal yang tepat adalah :
Zakat : 5%
Menabung Dana Darurat : 10%
Biaya Hidup : 30%
Cicilan Pinjaman : 30%
Investasi : 15%
Gaya Hidup : 10%  
Foto bersama teman-teman blogger
Nah, teryata merencanakan keuangan keluarga walaupun terlihat mudah teryata harus pandai diatur ya agar tak merugi. Bagaimana perencanaan keuangan teman-teman? 

70 komentar

Avatar
Herva Yulyanti 27/07/17, 19.56

ini yang sedang aku cari karena pengaturan keuangan keluarga dan aku sebagai bendaraha belum terlalu sehat mba kadang tidak sehat namun cenderung stabil sehingga untuk alokasi investasi masih minim seminim-minimnya 🤣😂
baiklah setelah ada rumus ini akh mau terapin ah izin foto y mba yang alokasi idealnya 🙏🏻😁

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 07.16

Nah, bahaya kan kalau investasinya minim, mba

Reply Delete
Avatar
Mugniar 27/07/17, 21.57

Wih lengkap aat Mbak Lid.

Kondisi keuangan dikatakan sehat jika pengeluaran sama dengan penghasilan namun sering terlambatmembayar lunas tagihan kartu kredit serta memiliki investasi walaupun minimal.

Kalaupun jumlahnya minim, kalau memenuhi hal di atas, masih kategori sehat, ya.

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 07.16

Nulis lengkap biar makin banyak yang terinspirasi mba. Iya mba itu termasuk kategori sehat

Reply Delete
Avatar
Tira Soekardi 28/07/17, 02.53

ibu itu menteri keuangan ya, hrs pintar atur keuangan

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 07.16

bener banget mba Tira. Penting banget perempuan ya menjaga keuangan

Reply Delete
Avatar
Eni martini 28/07/17, 05.33

Alhamdullilah, menabung setahun bisa beli rumah. Memang mengelola keuangan harus tertata, beryntung bisa ikut workship ini.

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 07.17

Iya tapi harus super menghemat tuh mba ENi. Aku juga terbantu banget dengan ikut workshop ini mba

Reply Delete
Avatar
Ida Tahmidah 28/07/17, 07.21

Keren jd pengen ikutan acr seperti ini :)

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 08.18

Semoga bisa ikut acaranya ya mba :)

Reply Delete
Avatar
Wiwid 28/07/17, 07.59

Ngakak baca bagian "Belanja buku diam-diam dan disimpan di loker kantor". Itu sayaaa.. duluuu.. skrg udah gak ngantor. Wkwkwkwk. Aku suka baca gambaran tentang kesehatan keuangan. Abis ini mau ikut ngitung alokasi idealnya aahhh...

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 08.19

Aslinya sih bawa pulang juga nggak papa. Tapi waktu itu malu karena sering beli buku melulu. Hehhee
Langsung yuk ikutin itung alokasi ideal :)

Reply Delete
Avatar
Shine 28/07/17, 08.17

klo asuransi itu termasuk dana darurat ga ya mba?
Keuanganku masih belum tercatat rapih ni,dulu mah rajin banget nyatet2in, sekarang mah boro2, wkwk...
TFS mba jadi terbuka ni

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 08.40

Asuransi masuk di bayaran wajib dan tetap mba. Kalau darurat kan yang tak wajib dikeluarkan setiap bulan :)

Reply Delete
Avatar
lianny hendrawati 28/07/17, 08.32

Wah betul juga, harus nyiapin dana darurat juga ya buat jaga-jaga kalo ada keperluan lain yang mendadak.

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 08.40

Iya mba. Sedia payung sebelum hujan :)

Reply Delete
Avatar
Noe 28/07/17, 08.34

Haaah, kalo aku kayaknya masih jauh dr ideal. Haha *curcol

Reply Delete
Avatar
novanovili 28/07/17, 09.24

Perincian.. persentase saya catat mba.. coba bulan depan lebih disiplin.. diantara keuangan yang mirat marit he2

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 09.28

Iya mba. Aku juga jadi semangat nih buat lebih bijak mengelola keuangan :)

Reply Delete
Avatar
khairiah 28/07/17, 09.54

Wah berartikeuanganku msh belum sehat besar pe geluaran daripada pemasukan

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 11.09

Berarti kita juga haris smeakin bagus nih ya mba merencanakan keuangan :)

Reply Delete
Avatar
Ade UFi 28/07/17, 09.57

Karena suami org akuntansi, saya dibuatkan cashflow nya. Jadi saya tinggal ikutin budget yg kita arrange bersama. Tapi kita naro budget asal aja.. sesuai kebutuhan trus nambah2 dikit. Nah pas ada presentasenya gini, makin terarah deh. Coba aah itung2 lagi..

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 11.09

Wah keren nih idenya mba Ufi. Mau langsung dipraktekkan

Reply Delete
Avatar
Anonim 28/07/17, 09.58

presentase2 yang ada jadi acuan nih mulai gaji bulan ini. dan mulai semangat nabung juga investasi. thanks sharingnya :)

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 11.10

Aku pengen hitung ulang juga ama suami :)

Reply Delete
Avatar
Oline 28/07/17, 10.22

Aku juga baru tahu ternyata Financial Check up itu dilakukan tiap tahun, bukan per trimester :)) berarti aku kerajinan yak :))

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 11.10

Nah tapi kan bagus biar bisa diantisipasi lebih awal yaa

Reply Delete
Avatar
dongeng naura 28/07/17, 11.03

Wuih.. ilmu baru. Dulu pas ada kartu kredit, aku ati... banget. Berusaha ngelunasin sebelum jatuh tempo. Takut kena ribanya. Eh.. sekarang tutup aja. Lebih nyaman. Belanja bulanan juga sekarang pindah ke warung. Gak ngemall lagi. Dulu meuni boros bangettt

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 11.10

Iya mbaa. Aku juga kuatir kena riba. Alhamdulillah tak ada lagi cicilan karena kuatir riba juga

Reply Delete
Avatar
Lia Harahap 28/07/17, 11.50

Belanja pakaian itu saya banget waktu dulu. Sama makanan juga sih hehehehe. Sekarang kalau mau beli sesuatu mikir dulu. Eh, kecuali gajian deh, suka kebablasan sedikit hehehehe.

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 12.13

Kalau kebablasan dikit nggak papa deh. Hehhee

Reply Delete
Avatar
Jalan-Jalan KeNai 28/07/17, 13.20

ada istilah, istri adalah menteri keuangan di dalam keluarga. Ya meskipun urusan keuangan sebaiknya dibahas bersama pasangan, tetapi memang jaid istri juga harus bijak mengelola keuangan :)

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 28/07/17, 15.09

Iya mba. Harus bisa nih buat keuangan keluarga terjaga baik :)

Reply Delete
Avatar
Endah marina 28/07/17, 16.41

Aku menanti acara ini ada lg mbak, keuangan aku pun msh acak2an... Tp tetep sih ada uang dapur dan uang tabungan serta celangan ngetrip dipisah semua... Berusaha selalu belajar jd ibu bijak... Yg penting yg tergoda sm utang piutang ya mbak Al, apalagi sm CC

Reply Delete
Avatar
Lina W. Sasmita 28/07/17, 17.57

Baru belakangan kami -saya dan suami- berfikir keras untuk menabung. Selama ini gaji berdua habia gitu-gitu aja tanpa perencanaan yang jelas. Menurut saya juga memang penting bgt berdiskusi dengan financial planner begini Mbak, jadi tahu arah pencapaian ke depan.

Reply Delete
Avatar
Anonim 28/07/17, 19.43

Widihhh rame banget yang dateng yakkk, pasti seru banget bisa hadir disana

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 29/07/17, 05.35

IYaa seru karena emang acaranya juga keren mas

Reply Delete
Avatar
Leha Barqa 28/07/17, 20.08

Artikelnya menginspirasi sekali mbak krn aku masih blm bisa mwngatur keuangan dengan baik. Akan aku pelajari langkah2 yg mbak share ya, tq....

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 29/07/17, 05.35

Terima kasih juga telah membaca mba :)

Reply Delete
Avatar
Liswanti Pertiwi (PenaLiswanti) 28/07/17, 22.03

Acara ini sangat seru dan banyak ilmunya ya mba, Alhamdulillah saya semangat semangat untuk menjdi ibu bijak dalam mengelola keuangan.

Reply Delete
Avatar
April Hamsa 29/07/17, 05.48

Beruntung ya bisa aikutan WS kmrn, aku bulan ini mau aplikasikan mbak. Moga bisa ikutan WS lanjutannya :D

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 29/07/17, 08.23

aku juga mau nih ikutan financial workshop tahap selanjutnya. Soalnya manfaatnya banyak banget

Reply Delete
Avatar
Alma Wahdie 29/07/17, 11.17

Waah,komplit mbak. Langsung aku orat-oret buat cek keadaan finansial keluarga. Hiksss...
Nyaris ga sehat.

Mau mulai diterapkan rumusnya ini sambil belajar.

Reply Delete
Avatar
www.kisahsejati.com 29/07/17, 17.52

Seorang ibu dituntut tidak saja handal me-manage keluarga tetapi juga keuangan. Tips dari mbak Prita coba saya praktekkan walaupun belum sempurna pelaksanaannya

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 31/07/17, 08.00

Semoga berhasil untuk mencoba ya mba Dennise :)

Reply Delete
Avatar
Ratna Dewi 30/07/17, 11.36

Walaupun dua-duanya (suami dan istri) sama-sama kerja tetap aja harus pintar mengelola keuangan yaa, biar bisa nabung dan investasi untuk anak-anak dan hari tua.

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 31/07/17, 08.00

Iya mba. Kalau nggak wah bisa sia sia saja uangnya nggak menghasilkan

Reply Delete
Avatar
Ira duniabiza 30/07/17, 21.56

Wohoo... dana darurat penting vanget ya mba. Dan kadang sering lupa karena terpakai buat ini dan itu. Untungnya suami care sama yg satu inim jari utusan emak2 ngatur keuangan jadi terbantu. Makasih mba alida tipsnya tepat banget dibaca abis nerima slip gaji suami.. eh kok slipnya aja.. #langsungnyarisuami..

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 31/07/17, 08.00

Nah iya. Aku dan suami agak mengabaikan sih soal dana darurat ini. Hihiii. Semangat yaa

Reply Delete
Avatar
Echi Mustika 31/07/17, 07.57

Ibu rumah tangga merangkap semuanya yaa... Harus pintar-pintar membagi makasih infonya mba jadi harus makin jeli nih

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 31/07/17, 08.01

Terima kasih juga mba Echi :)

Reply Delete
Avatar
Adya Pramudita 31/07/17, 15.14

informasi yg penting banget. saya baru tahu ternyata prosentasenya seperti itu ya, makasih banyak mba Alida. salam kenal

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 31/07/17, 21.31

Saya juga bar tahu pas datang ke acara kemarin, mba. Terima kasih juga sudah mampir ya mba :)

Reply Delete
Avatar
Indah Nuria Savitri 02/08/17, 16.07

Naah ini.. harus banyaaak ya mbaaa belajar lagi kelola finansial

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 06/08/17, 08.41

Penting banget mba buat belajar finansial :)

Reply Delete
Avatar
Tetty Hermawati 03/08/17, 20.11

Kok aku kayak ketampar-tampar baca ini, aku dari remaja agak boros, dan kebawa nih smpe skrg.hikz

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 06/08/17, 08.41

Hayuk kita semangat ya mba Tetty :)

Reply Delete
Avatar
Febrianty Rachma 04/08/17, 01.04

Nah, bener banget tuh mbak ketika kita terbuka dengan pasangan perihal keuangan akan lebih memudahkan kita dalam menangani masalah keuangan yang akan datang sih ya. Duhh mumet emang kalau sudah ngobrolin duit ini, yukk ahh aku pun juga mau belajar dan belajar lagi biar ketularan bijak dong

Reply Delete
Avatar
Leyla Hana 04/08/17, 12.51

Aku nyerahin urusan keuangan semuanya ke suamiku soalnya aku gak bisa ngatur uang hehe...

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 06/08/17, 08.41

Duitnya buat aku aja deh :p

Reply Delete
Avatar
zata 05/08/17, 10.15

senenggg bisa ikutan acara ini kmaren ya mba Lid, nambah bgt ilmu soal keuangan aku..

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 06/08/17, 08.42

Senang banget. Alhamdulillah :)

Reply Delete
Avatar
Nur Azizah 11/08/17, 12.13

Aku yang bekum nikah aja masih bingung cara ngatur uang. Biasanya aku gunakan untuk beli make up, perawatan, beli baju, sepatu, dan tas sampe aku dibilang boros sama ibuku. Aku tipe orang yang nggak bisa hemat.

nurazizahkim.blogspot.com

Reply Delete
Avatar
Rach Alida Bahaweres 15/08/17, 08.48

Hayuk kita belajar ya mba kelola dana :)

Reply Delete
Avatar
www.diraindi.com 11/08/17, 16.50

Haduh Kayaknya perlu sering-sering ikut pelatihan kayak gini saya Mbak Lida hehwhw..pentinggg buat emak-emak

Reply Delete