Terima kasih teman-teman yang sudah
membaca dan berkomentar di postingan saya sebelumnya. Kali ini saya ingin
berbagi juga tentang kegiatan selama di Melaka. Bagi yang belum baca, silakan
baca disini tentang bagian pertama.
Stadhuys
Hingga Museum Laksamana Cheng Hoo
Nah, setelah puas makan siang, kami
kembali ke kawasan Rumah Merah yang ada bangunan Stadhuys. Oh ya, sebelumnya
saya sempat singgung soal bangunan Stadhuys. Bangunan seluas 49.200 kaki
persegi ini ini dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1650-an setelah mengambil alih Melaka dari Portugis pada tahun 1641. Bangunan setinggi empat
tingkat ini telah menjadi pusat Belanda sehingga tahun 1824 termasuk
menemaptkan ke kediaman GUbernur Belanda sehingga di awal kurun ke 18,
pemerintah Inggris menggunakannya. Warna asal bangunan ini berwarna putih,
namun pada 1820-an di ubah menjadi warna
merah disebut Bangunan Merah. Stadhuys ini telah banyak mengalami perubahan
sejak diambil alih oleh British. Ciri-ciri seni bina Belanda seperti dinding
batu yang tebal dan pintu yang besar masih dikekalkan. Di bagian lantau
bangunan terdapat sistem perparitan yang dialirkan ke Sungai Melaka. Di ruang pejabat Gubernur terdapat hiasan
ukiran kayu keras yang berbentuk bunga. Ruang tidur di bagian atas bangunan
dihiasi dengan lukisan mitologi Cina. Menarik kan?
Pas tiba di kawasan Stadhuys, saya, Mba Hana, Mba Herva dan
Mba Ina menunaikan shalat Duhur dan Ashar di Surau
Warisan Dunia. Surau ini diresmikan pada tangga 22 Mei 2009. Awalnya kami
mengira bahwa bangunan itu adalah museum karena saat masuk, tampak aneka foto masjid-masjid di berbagai tempat. Lalu
ada di bagian tengah ruangan ada beduk. Saya tak tahu apakah beduk ini hanya
sebagai hiasan atau tidak. Teryata, ruangan shalatnya terletak di samping kiri
dan kanan surau. Tempatnya tak terlalu besar namun menjadi pilihan tempat
shalat. Setelah shalat, kami langsung berjalan ke arah Jonger Street. Ini merupakan wilayah Chinatown untuk kuliner
dan bangunan bergaya Cina yang measih terjaga keasliannya. Ada tugu sederhana
yang menandakan bahwa tempat itu adalah Jongker Street. Di dalamnya ada toko
oleh makan-makan namun harganya tergolong mahal, bagi kami. Akhirnya kami hanya
berkeliling toko itu tanpa membeli. Kami berempat, saya Mba Herva, mba Ina dan
Mba Hana kemudian berjalan dan menemukan Muzium Budaya Cheng Ho. Di dalam
museum, terdapat miniatur patung Laksamana Cheng Ho serta replika kapal yang di
tumpangi. Banyak juga buku-buku yang terdapat di dalam museum itu.
Sebagian isi museum Laksamana Cheng Ho |
Di dalam museum ada pameran foto dan miniature aneka
peninggalan Laksaman Cheng Ho , namun pengunjung harus membayar 10 RM dan tak
ada pemandu yang menemani di dalam. Ah, gagal deh saya mendapat informasi
banyak tentang Laksamana Cheng Hoo . Akhirnya kami berempat kembali berjalan
menyusuri jalan.
Dan serunya di sebelah kiri jalan ada tempat grafiti yang keren-keren! Grafiti
itu dilukis di dinding bangunan dengan aneka gambar. Warna-warnanya sangat
menarik yakni merah, putih dan kuning. Kami pun berpuas-puas diri berfoto di
antara grafiti cantik itu.
Grafitinya cakep kan? |
Berfoto cantik di grafiti |
Puas berfoto-foto, kami kemudian berjalan
di pinggir sungai yang banyak terdapat kafe-kafe. Sudah dapat dipastikan,
kafe-kafe itu pasti akan menjadi tempat yang romantis di malam hari. Kafe-kafe
ini menawarkan aneka kuliner hingga akses wifi tanpa batas dengan pemandangan
sungai yang bersih. Tak terasa, kami mengelilingi dan berhenti di bangunan
berwarna merah yang bertuliskan ‘Melaka World Heritage City. Declared by
UNESCO on 7th July 2008’. Di
kawasan itu banyak motor yang parkir di kawasan itu. Saya dan teman-teman pun
puas-puasin foto di sana. Kayaknya nggak
sah datang ke Melaka tanpa foto di sana.
Setelah itu, kami pun kembali ke kawasan
Rumah Merah. Awalnya kami berempat mengira semua kawasan telah kami datangi,
teryata dugaan kami salah. Tak lama, mba Belinda datang dan mengatakan, “Mba,
coba deh ke bukit bisa lihat pemandangan Kota Melaka dan ada bangunan
bersejarah juga,” katanya. “Jauh nggak?,” kata saya. “Agak menanjak tapi nggak
rugi deh,” kata Mba Belinda. Mmh … boleh juga nih. Akhirnya saya, Mba Hana, Mba
Herva kemudian bergegas ke bukit.
Teryata perjalananya memang melelahkan, apalagi kami sudah berkeliling
sebelumnya. Rasa haus pun melanda. Akhirnya saya membeli satu botol air mineral
seharga 1 RM. Botol minum saya ketinggalan di bus.
Tangga menuju reruntuhan Gereja ST Paul |
Sesampai di atas, ada
reruntuhan Gereja ST. Paul. Ini merupakan runtuhan gereja Katolik yang awalnya
merupakan chapel yang dibangun pada tahun 1521 oleh kapten Portugis, Duarto
Choelho, sebagai tanda kesyukuran karena selamat dari serangan musuhselama
berada di Laut Cina Selatan. Menara gereja ini dibina oleh Portugis telah
dimusnahkan pada tahun 17545 tetapi temboknya diperkuat dan dijadikan sebagai
kubu pertahanan. Semasa pemerintahan British, gereja ini dijadikan sebagai
gudang penyimpan peluru untuk menyerang Jawa dari tahun 1810-1811. Bristih
pernah mendirikan tiang bendera yang tinggi dan mengganti nama bangunan ini menjadi
Bukit Bendera. Namun, nama ini kemudian tidak dikenal dan bendera British pun
diturunkan. Di dalam gereja itu banyak prastasti berukuran raksasa dengan
ukiran tulisan yang tidak saya pahami. Ada juga logo-logo yang ada di prastasti
itu. Jika ingin membeli cinderamata, juga bisa dibeli disini karena banyak
penjualnya. Setelah berkeliling di kawasan gereja, kami pun kembali ke Rumah
Merah.
Reruntuhan gereja |
Reruntuhan gereja bisa dijadikan tempat foto menarik. Seperti yang dilakukan mba Herva dan Mba Hana |
“Yuk kita makan lagi,” kata Miss Yusti.
Wah senang banget. Bahagia banget selama liburan nggak perlu ribet soal jalan-jalan hingga urusan
makan. Jumat sore, kami makan diThe Original Mille yang terletak di Melaka.
Tepatnya di dekat kawasan Pahlawan Walk. Restoran itu menyajikan menu khusus
mille crepe. Alhamdulillah setelah selama ini hanya bisa memandang, kali ini
bisa mencicipi miles crepe yang
terkenal. Rasanya, enaaaakkk….
Nah, setelah kenyang, kami menuju Kuala
Lumpur. Sepanjang perjalanan pulang itu, saya baru bisa tertidur pulas. Rasnaya
ngantuk sekali. Kombinasi antara kenyang dan capek setelah puas berjalan-jalan.
Tak terasa sekitar pukul 9 malam kami tiba di hotel. Hotel tempat kami menginap
di Hotel Royal, hotel berbintang yang terletak di depan Sungei Wang, pusat
pembelajaan. Jujur, pas tiba di hotel saya masih mengantuk dan perut belum
terasa lapar. Namun ajakan Miss Yusti untuk makan malam, tampaknya rugi kalau
ditolak! Hahhaaaa ….. Kami makan di rumah makan 24 jam yang berada di belakang
hotel. Rumah makan itu ramai dan menyajikan makanan halal. Saya makan Tom Yam
Seafood dan minum teh tarik. Benar-benar mengenyangkan dan enak. Setelah makan
malam, kami kembali ke hotel untuk merajut mimpi indah sebelum agenda hari
kedua.
Hari
Kedua : City Tour Malaysia dan Seminar Datuk Alan
Setelah hari pertama tanpa membeli
oleh-oleh, kami langsung bergegas ke Sunge Wang. Plaza ini seperti ITC jika di
Indonesia. Jadi ya baru buka pada pukul 10.00 WIB. Padahal pukul 11.00 WIB kami
sudah harus tiba di hotel untuk berjalan-jalan. Alhasil, kami berenam nekat ke
Sunge Plaza. “Biasanya ada toko oleh-oleh di pinggiran yang sudah buka,” kata
Miss Yusti. Penasaran, kami pun mencoba mendatangi Sungei Wang dan ada satu
tempat yang menjual oleh-oleh khas Malaysia dengan harga terjangkau. Gantungan
kunci dijual dengan harga 7 RM untuk 6 buah. Tempelan kulkas dijual dengan harga
10 RM. Cermin dua sisi jika yang lain jual seharga 20 RM, dia hanya jual
seharga 10 RM. Harga dan kualitasnya bagus, semakin murah belanja tentu makin
banyak promonya.
Tiba di hotel, kami bersiap melakukan city
tour. Tempat yang pertama kami kunjungi adalah Cocoa Boutique. Tempat ini
merupakan tempat penjualan coklat yang terletak di pusat kota. Namun harganya
cukup mahal bagi saya (dan juga bagi beberapa teman yang ikut kegiatan itu). Misalnya
cokelat 350 gram harganya 49.50 RM (1 RM = 3040). Akhirnya ya setelah pulang,
saya tidak membeli cokelat dari toko itu. Teryata, harga cokelat di supermarket
di sana lebih murah. Jadi, ya lebih baik
membeli di supermarket itu. Oh ya, ada pelayan yang keren kayak artis Korea.
Saya meminta ijin untuk memotretnya. namun dia menolak. Akhirnya ya batal deh
motret. HIhiii.
Setelah asyik cuci mata, kami langsung
berfoto dengan latar belakang ikon Malaysia yang terkenal yakni Petronas. Ke
Malaysia tapi nggak foto dengan latar belakang ini, tampaknya tak sah!. Kami foto
bergantian dengan pengunjung lain. Setelah itu, mobil meluncur ke Istana
Negara. Saat kami tiba, udaranya sangat panas. Matahari terasa membakar kulit.
Saking panasnya, saat sesi foto bersama, saya kesulitan membuka mata. Mungkin
karena panas, tak banyak yang berkunjung di Istana Negara itu. Soalnya yaa,
memang panas banget.
Setelah berpanas-panasan ria, kami
langsung makan siang di Restoran Bali yang terletak tak jauh dari Gedung
MEILILEA di Kuala Lumpur. Saya makan sepiring berdua dengan Mba Belinda karena
banyak banget porsinya. Nah, setelah makan, kami diajak berkunjung di gedung
MEILILEA. DI laintai satu, ada showroom produk MEILILEA yang ditampilkan Mulai
drai produk kosmetik hingga miinuman organik yang terkenal. Penataannya sangat
menarik dan suasananya sangat menyenangkan.
Kemudian di lantai 5, kami berkunjung ke
kantor Stellavings. Penataan ruangannya sangat didominasi warna pink. Lihat
sofanya, jadi pengen duduk lama. Di lantai itu juga ada ruangan untuk spa yang
sangat menarik. Nah selama proses berkunjung itu, perasaan saya was-was karena
petir terdengar kuat sekali dan hujan deras. Saya kuatir besok pas berangkat
juga akan hujan deras. Miss Yusti sepertinya tahu kekuatiran saya. “Tenang aja.
Besok semoga cuaca tenang,” katanya. Saya jadi merasa lebih tenang. Nah setelah
puas berkeliling, kami diajak turun ke lantai 3 dan mengikuti seminar motivasi
yang diberikan langsung oleh Datuk Allan. Saat kami datang, ruangan sudah penuh
terisi.
Showroom MELILEA |
Wah saya kuatir nih nggak kebagian tempat. Tapi eh teryata kami
disediakan tempat duduk di bagian paling depan. Wah, jadi merasa tersanjung.
Hihii. Materi presentasi Datuk Allan sangat kaya ilmu pengetahuan. Datuk Allan
menceritakan bagaimana ia mengembangkan usaha MEILILEA, filosofi dibalik nama
MEILILEA, hingga menunjukkan bagaimana transformasi yang berhasil dikembangkan
setelah memilih berbisnis dan juga menggunakan MEILILEA. Saya pribadi merasa
tak ada jarak dengan Datuk Allan. Ia dengan ramah menyapa para peserta. Setelah
seminar, tim dari MEILIELA memberikan kejutan ulangtahun untuk Datuk Allan yang
berulangtahun. Wah, kejutannya penuh dengan joget joget dan nyanyi. Hal yang
paling seru lainnya, sambil Datuk Allan beryanyi, ia melempar poster yang
berisi foto dan tandatangannya. Wah, semua orang yang ada di sana langsung
berebutan untuk mendapatkan poster itu. Serunya ya pas bagian rebutan poster.
Hahhaaa. Ah, sungguh pengalaman yang berkesan. Capek, bahagia dan seru, semua
jadi satu!
Tak terasa, keesokan harinya kami pun harus
kembali ke Jakarta. Senang sekali pengalaman ini bisa kami nikmati dengan
gembira. Dan semua tim di tour sangatlah kompak!. Seringkali kami tertawa
karena menertawakan kejadian-kejadian lucu yang kami alami. Walaupun baru
pertama jumpa, jadi berasa udah mengenal lama. Pulang dari Malaysia, kami masih
komunikasi membahas banyak hal. Semoga kebahagiaan ini menular juga ke
teman-teman ya. Terima kasih :)
Seneng banget ya Mba, bisa dapat hadiah 3D2N ke Malaysia. Mudah2an ceritanya bisa menjadi penyemangat blogger2 lainnya. :)
Reply DeleteAlhamdulillah. Aamin doanyaa :)
Reply Deletekeliatan..kaya masih gadis..foto depan istana, gaya banget... mba alida tuh ya...
Reply DeleteKan aku masih gadis, mba Novaaa. HIhihii
Reply DeleteDuch jadikangen, duduk leyeh2 di belakang homestay di pinggiran sungai malaka ini
Reply DeleteNggak digigit nyamuk yaa mas :p
Reply Deletewah selamat ya mbak berkat ngeblognya sangat berkesan ya...pingin banget nih
Reply DeleteAlhamdulillah mbaa :)
Reply DeletePingiiin bgt ke Melaka juga nih mba belum kesampaian.. Banyak peninggalan sejarah ya di sana.. Seruu bgt bisa jalan2 gratis yah mba.. Alhamdulillah yah.. :D
Reply DeleteIyaa, belajar sejarah nih mbaa :)
Reply DeleteIh keren, Mbak. Jadi, Mbak Lidha bersama tim Melilea, ya ke Melaka?
Reply DeleteBerarti Melilea itu dari Melaka, ya .... eh benar nggak?
Iyaa aku ke sana di temanin miss Yusti dari Stellavings sekaligus pihak dari Meililea. Yaap bener Meililea dari Melaka :)
Reply DeleteKeren kali bah kalian kak, jalan-jalan free dari ngeblog...selamat ya..semoga kedepannya bisa menang lagi :) semoga nyasar ke Denmark ya :)
Reply DeleteAku aminin yang kencenggg mba Dewi! Aaaaamiiiinnn :)
Reply DeleteWah selamat mba :D cerita perjalanannya seru, apalagi gratis hehehe
Reply DeleteItulah. Bahagia banget kalau gratis :p
Reply Deleteterkesan dengan sungainya, bersih :)
Reply DeleteYaa bersih banget mbaa :)
Reply Deleteseruuuu banget bisa jalan jalan gratisss :D
Reply Deleteaku juga pengeeen >.<
sungainya cake bersih banget
Aaamin mba. Semoga terwujud yaaa. IYaa bersih pakai banget :)
Reply DeleteNgos-ngosan nggak mba naik tangganya? Hahaha tangga St. Paul ampun2 deh...
Reply DeleteNGgak ngos2an sih mba Nita. Tapi haus banget Hahhaa
Reply DeleteWuah keren mbak, bisa jalan2 gratis berkat ngeblog. Seru ya perjalanannya. Pasti jadi salah satu pengalaman yang tak terlupakan :)
Reply DeleteAlhamdulillah mba Liany :)
Reply DeleteWah senangnya bisa liat peninggalan sejarah masa lampau :D
Reply DeleteIyaa belajar sejarahnya aku sukaaa banget :)
Reply DeleteYa Allah...pengen bangeet hadiah ngeblog bisa ngebilang gratisss.doain dong, mba
Reply DeleteAamin amiin mba ENi cakep :)
Reply Deleteaaah keren banget, foto nya bagus-bagus mbak jadi kangen pengen ke Malaysia lagi udah 4 tahun yang terakhir kesana :)
Reply DeleteIyaa, aku baru ke Malaysia lagi setelah 8 tahun. Hihihii
Reply DeleteSenangnya, bisa ke LN karena ngeblog
Reply Deleteaku jugaa mau :)
Aamin mba Witri :)
Reply DeleteWaktu ke Malaysia aku blm sempat ke istana negara itu, bahkan ke cocoa ga berani, kantong backpacker cuma bisa naik turun trem doang wkwk
Reply DeleteSenengnyaaaaa..... aku termasuk yg jarang berani ikut lomba yg hadiahnya jalan2. Khawatir bgt pas gak dapat izin dr kantor. Wkwkwk... aslinya sih mupeeeeng... Selamat ya Mbak.
Reply Delete