Sedih ya hari ini, 7 Desember 2016, mendapat informasi tentang
gempa di Pidie, Aceh. Banyak yang berduka
untuk gempa Pidie Jaya, Aceh. Data Kamis, 8 Desember 2016 hingga pukul 06.00 WIB tercatat 99 orang meninggal dunia. Pencarian dan penyelamatan korban
dari dampak gempa 6,5 SR di Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen dan Pidie masih terus
dilakukan. Info dari Pak Sutopo BNPB, Tim SAR gabungan masih mencari korban yang
diperkirakan terjebak dalam reruntuhan bangunan. Data sementara yang berhasil
dihimpun oleh BPBD dan sudah dikonfirmasi terdapat 99 orang tewas, 1 orang
hilang, 136 orang luka berat, 626 orang luka ringan dan ratusan bangunan rusak.
Sebagian korban luka-luka dirujuk ke rumah sakit Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Tgk Chik Ditiro Sigli. Pos dibuka di RSUD ini untuk memberikan informasi kepada
masyarakat terkait dengan korban yang dirawat.
Kebetulan tadi saya dan Bastian bertugas sejak pagi. Mas Bayu, on duty sejak malam ke pagi masih bertahan di kantor karena persiapan untuk breaking news. Kalau breaking news, semua harus diupayakan mendapat materi sebanyak-banyaknya namun akurat dan informatif serta tetap memenuhi kaidah-kaidah jurnalistik. Salah satu cara mendapat informasi tak hanya berasal dari tim liputan saja namun menghubungi kenalan yang berada di titik terdekat lokasi kejadian. Saya menghubungi mba Saniah, jurnalis perempuan di Aceh. Mas Bayu, rekan saya yang bertugas malam ke pagi telah menghubungi koordinator liputan (Korlip) Aceh. Dari Korlip Aceh, video gempa di Pidie berhasil di peroleh dan tayang di program terdekat. Bastian mencoba menghubungi teman-teman yang lain. Begitu juga teman-teman kantor lainnya. Semua bergerak cepat mendapatkan informasi yang faktual dan verifikasi data. Nomor-nomor penting misalnya pihak BPBD, Kemensos dan lain-lain diperoleh teman-teman untuk kemudian dikontak untuk live.
Kepanikan warga saat gempa terjadi Sumber : twitter @PMIbandaaceh |
Saat dihubungi, Mba Saniah mengatakan bahwa dia masih di Banda Aceh dan tidak ke Pidie. Jarak antara Pidie-Aceh sekitar 4 jam perjalanan melalui jalur darat. Saya minta bantuannya untuk menghubungkan dengan teman-temannya yang di Pidie. Mas Bayu dan Bastian koordinasi untuk persiapan materi dan koordinasi dengan tim yang lain. Mba Saniah kemudian memberikan kontak Pak Reza Fahlevi, warga Pidie Aceh yang merasakan dampak gempa. Setelah terhubung dengan Pak Reza Fahlevi yang kemudian mengirimkan visual melalui whatsapp. “Pak, bisa kami hubungi untuk live by phone untuk breaking news,” kata saya. “Oke,” katanya. Mendapatkan narasumber yang berada di TKP merupakan hal wajib agar mendapatkan informasi yang akurat dan tepat. Pak Reza bisa live by phone dan informasi yang diberikan penting. Teman kuliah pun ikut membantu mencarikan nomor kontak narasumber yang berada di lokasi. Biasanya kalau kontak si A, maka si A akan memberikan kontak si B. Nanti kalau si B nggak bisa, dia akan memberikan kontak si C. Begitulah kalau mencari narasumber untuk bisa dihubungi. Misalnya Pak Reza memberikan nomor telepon pamannya yang bisa dihubungi.
Dari studio orange, teman-teman korlive (koordinator live) menghubungi berbagai narasumber agar bisa live by phone. Karena breaking news membutuhkan ‘nafas’ yang panjang, tentu membutuhkan narasumber yang tak sedikit. Maka kami pun bergerilya mencari narasumber. Salah satunya ya melalui media sosial. Salah satunya mencari narasumber melalui teman blogger yakni mba Ayi, blogger Aceh baik hati yang bersedia mencarikan nama dan nomor telepon teman yang bisa live.
Masjid Ulee Glee di Kec. Bandar Baru Kab Pidie Jaya runtuh akibat gempa 6.5 SR di Pidie Jaya. Sumber : @Sutopo_BNPB |
Berkat mba Ayi, kemudian terhubung dengan Bang Tengku Muda, blogger Aceh yang syukurnya bisa live skype. Jaringan internet di wilayahnya di Pidie cukup bagus sehingga bisa live. Tim liputan yang ke lokasi juga syukurlah dapat melaporkan secara langsung dengan baik. Satu sisi, tak mudah menjadi jurnalis yang bekerja dengan tenang dan baik di lokasi bencana. Koordinasi dengan teman korlive di studio juga bagus sehingga semuanya berjalan lancar. Kerja seperti ini adalah kerja tim, bukan perorangan. Setelah informasi diperoleh teryata banyak sekali kerusakan yang timbul akibat gempa ini.
Terkait gempa Aceh, jika awal data korban meninggal dunia yang kami peroleh pada pagi hari sebanyak lima orang, namun jumlahnya teryata semakin bertambah. Banyak pihak melakukan kerjasama untuk mengatasi bencana alam ini. BPBD Kabupaten Bireun misalnya, telah membuka dua dapur umum di Pesantren Al Aziziyah, Kecamatan Samalanga tepatnya di asrama putra dan putri. Pihak dari BNPB, Kemensos dan Kemenkes menuju ke lokasi gempa untuk memberikan pendampingan kepada pemerintah daerah.
Semoga korban jiwa tak bertambah banyak. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Semoga korban gempa Aceh diberikan kekuatan untuk menjalani ini semua. Semoga banyak pihak banyak yang membantu gempa Aceh. Semoga seluruh pihak yang saling membantu juga diberikan keselamatan dalam menjalankan tugasnya. Semoga segala doa-doa penuh kebaikan tercurahkan untuk korban gempa Aceh. Amin
Innalilahi Wa Innailaihi Rojiun semoga sodara2 di Aceh diberikan kekuatan dan kesabaran menghadapi musibah ini aamiin :( #prayfor Aceh
Reply DeleteAaamiin mba Herva
Reply DeleteI ya Allah, pasti dong paling sedih saja kalau ada gempa. Tabayang tsunami lai :(
Reply DeleteIya tapi ini seng potensial tsunami, Mba Manda
Reply DeleteInnalillahi, semoga saudara-saudara kita di Aceh bisa diberi kesabaran dan kekuatan menerima musibah ini. Semoga nggak ada lagi korban jiwanya ya Mbak :)
Reply DeleteAamin mba NUrul. DOa kita untuk mereka ya mba
Reply DeleteJadi inget gempa padang, Alhamdulillah beruntung bisa selamat..
Reply DeleteSemoga saudara2 kita di pidi diberi kesabaran n kekuatan dan bisa segera bangkit, aamiin
Alhamdulillah ya selamat mba. Aamin atas segala doa penuh kebaikan. Aamiin
Reply Deletesemoga yang selamat segera dapat pertolongan ya dan kebutuhan yang pasti saat ini sulit didapatkan. Turut berduka bagi mereka yang kehilangan anggota keluarga dan sahabat
Reply DeleteAamin mba Riaaa ..
Reply DeleteIya makanya skarang banyak pihak yang berusaha membantu mba
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Semoga korban jiwa gak bertambah ..... sedih.
Reply DeleteBtw Mbak, saya suka sekali Mbak Alida sering nge-post yangs seperti ini. Tulisannya jadi amat khas dan bermanfaat. Saya selalu salut sama jurnalis yang ngeblog. Sehat selalu ya Mbaak, tetaplah menulis seperti ini :)
Aamin doanya mbaa :)
Reply DeleteTerima kasih juga pujiannya jadi semangat belajar menulis, mba Niar :)
Amiiin ya Allah...kalau kayak gini networking bener bener dibutuhkan ya mba..kebayang hecticnya di ruang siarannya..semangat mba buat sharing informasi..
Reply DeleteTugas jurnalis memanng demikian sih mba :)
Reply DeleteSaya turut beduka cita, semoga para korban diterima di sisiNYA, buat yangdi tinggalkan semoga di beri kesabaran, amin
Reply DeleteAamiin mas Amir
Reply DeleteAku pikir pusatnya di laut mbak, ternyata di darat.. padahal dulu di Lombok pernah gempa 5,6 SR pusat di laut aja goncangannya bikin trauma sampe sekarang, apalagi di Aceh ini.
Reply DeleteSemoga gak ada bencana lainnya, Aamiin
Iya amin. SMoga nggak ada lagi ya mba. Aamin
Reply DeleteAstaghfirullah bangunan jatuh seperti domino. Semoga korban selamat bisa segera recovery dari trauma. Saya dulu pernah tinggal di tempat yang rawan gempa. Efeknya jadi takut naik lift.
Reply DeleteSama kayak mamaku dlu ya takut naik lift mba
Reply DeleteTurut berduka untuk teman2 di Aceh, semoga semua korban diberikan kesabaran dan keselamatan
Reply DeleteAamin doanya mba Erna
Reply DeleteInnalillahi wa innailahi roji'un.
Reply DeleteSedih banget pas denger kabar ini. Tantenya temenku sekeluarga wafat :'( Sedih banget, dianya lagi jauh kerja di Thailand.
Kebayang ga ketemu lagi. Ya Allah, semoga ga da korban jiwa lagi dan semua lainnya selamat, Aaamiin.
Innalillahi wainnailahi radjiun
Reply DeleteSedihnya ya mba Alma :(
Kalau dengar ada bencana di Aceh aku ikut deg2an :(
Reply DeleteMoga yang dulu gak pernah terulag :(
Moga pemerintah bisa mencontoh Jepang ttg bagaimana sehrusnya kondisi bangunan fisik dan tata ruang di Aceh, sehingga warga Aceh tak lagi khaatir pd gempa tapi bisa "bersahabat" dgn gempa kyk org Jepang
Aamin mba APril
Reply DeleteInnalillahi wa inna ilaihi raajiuun.
Reply DeleteTurut berduka dgn berita gempa di Aceh. Semoga tidak ada lagi korban jiwa. Semoga Aceh bisa kuat bangkit kembali. Aamiin.
Amiin mb aFRida. Alhamdulillah skarang udah mulai bangkit :)
Reply DeleteSetiap bulan desembar aku selalu deg-degan mbak, sewaktu Tsunami Aceh aku lagi di rumah orang tua di daerah Pangkalan Berandan perbatasan Aceh dan Medan, trauma sekali dengan gempanya yang lmayan kencang, dan bulan desember juga rumah orangtua pernah kena banjir bandang, kalau gempa di Nias kami juga terasa...semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah. Amiin
Reply DeleteDuh kebayang mba sedihnya :(
Reply DeleteAku liat berita saja ya Allah sampe nangis plus deg degan, dasyat banget sampe bagunan yang kokoh bisa roboh gitu.
Reply DeleteIya mba Amel. MAsjidnya itu loh sampe roboh gitu :(
Reply DeleteTurut berduka atas musibah bencana yang terjadi di Aceh...
Reply DeleteIya mba Dewi
Reply DeleteInnalillahi wainnailaihi rajiun ... turut berduka cita atas musibah gempa yg terjadi di Pidie Aceh , semoga Aceh bangkit kembali
Reply DeleteAamin mas doanyaa
Reply DeleteSemoga saudara-saudara kita di Aceh bisa cepat bangkit kembali. Amin...
Reply DeleteIYa mas. Aamiin
Reply DeleteInnalillahi wa innailahi roji'un. Semoga semua keluarga di Aceh dikuatkan, insha Allah semua yang terbaik selalu untuk masyarakat Aceh
Reply DeleteAaamiin mbaa Sandra :)
Reply DeleteHiks. Kampung halamanku. Aceh kembali berduka. Sedih banget. Makasih sdh diliput ya mba..
Reply DeleteDuhh ikut sedihnya ya mba Ferna :)
Reply DeleteSemoga tidak ada korban jiwa lagi ya dan diberi kekuatan bagi yang terkena bencana langsung. Aaamiiin...
Reply DeleteWah berarti sibuknya bukan main ya yang ngeliput langsung disana... Badai pasti berlalu
Iya mas Hendra ...
Reply Delete