Sebuah buku berwarna kuning kecoklatan
dengan ilustrasi seorang pria berpeci putih menghadap ke arah masjid. Judul
bukunya ‘Seberapa Berani Anda Membela Islam?”. Dari judulnya, seolah mengusik
relung hati saya paling dalam. Pertanyaan yang sungguh belum pernah saya
tanyakan kepada diri saya sendiri tentang keberanian atas nama agama. Namun
pertanyaan itu datang dari sebuah buku setebal 274 halaman.
Saya penasaran bagaimana definis
berani yang ingin disajikan Nai’m Yusuf sebagai seorang penulis?. Na’im
menyajikan esensi sikap berani yang secara bahasa disebut ar-Rujulah
(kelaki-lakian atau berani). Kata ar-Rajul adalah sinonim dari kata adz-dzakar
yang bermakna perempuan. Kata ar-Rajul dalam Al Quran disebutkan sekitar 45
kali. Di antara makna ar-Rajulah adalah, Allah menggambarkan para nabil dan
rasul dengan kata rijal untuk membawa risalah dakwah dengan segala tantangan
dan kesulitan di jalannya. Ra-Rujullah memiliki makna lebih luas dari
‘laki-laki’-anonim perempuan- mengingat betapa banyak perempuan yang lebih
berprestasi dari laki-laki dalam beberapa posisi sulit.
Sebelum menjawab pertanyaan itu, Naim
kemudian memuat beberapa contoh sikap pemberani. Salah satunya adalah kisah
yang terjadi di masa khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq. Di saat Khalid bin al-Walid
mengeoung kota al-Hirah, dia meminta bantuan pasukan kepada Khalifah Abu Bakar.
Namun Khalifah hanya mengirim seorang prajurit yaitu al-Qa’qaba’bin ‘Amr seraya
berkata “Sesungguhnya, keberadaan
al-Qa’da dalam pasukan lebih baik daripada seribu prajurit’.
Dalam buku ini juga memuat berbagai
karakter pemberani. Ada 13 karakter pemberani yang dimuat di buku ini. Ke 13
karakter itu adalah :
Mencintai Masjid
Menyeru ke jalan Allah
Bersungguh-sungguh dan Tanggap
Bersikap Aktif dan Bertanggung Jawab
Bercita-cita yang Tinggi
Mulia dan Terhormat
Berani di atas Kebenaran
Berani
Berjihad dan Berkorban
Teguh di Atas Kebenaran
Sabar dan Membiasakan Diri
Memenuhi Janji dan Jujur kepada Allah
Tidak Mudah ‘Putus Asa’ dan ‘Pesimis’
Menurut saya, ke-13 karakter itu
memiliki keterkaitan. Karakter-karakter itu merupakan karakter yang harus
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Entah dalam lingkup bertetangga, bekerja
ataupun di kantor. Karakter ‘Sabar dan
Membiasakan Diri’ dalam buku ini dijabarkan sebagai kebutuhan pokok duniawi
sebagaimana kebutuhan pokok agama. Dalam buku ini dikatakan bahwa tidak ada
keberhasilan di dunia dan kebahagiaan di akhirat tanpa kesabaran. Di dunia,
cita-cita tak akan dapat direalisasikan, tujuan tidak akan tercapai dan ilmu
pengetahuan tidak akan didapat kecuali degan kesabaran. Orang yang sabar akan
meraih kemenangan, sedangkan orang yang tidak sabar tidak akan mendapat
apa-apa.
Dari ke 13 karakter yang dimuat di
buku ini, karakter ke 9 tentang Jihad dan Pengorbanan, yang di ulas secara
lebih dalam. Ada 12 poin yang kemudian menjabarkan inti dari karakter terkait
jihad dan pengorbanan ini. Dalam karakter ini dijelaskan tentang makna
berkorban yakni memberikan apa-apa yang dimiliki demi membela agama, bangsa,
negara, kehormatan dan umat manusia. Pengorbanan yang dimaksud bukan hanya
berkorban nyawa, tetapi juga berkorban tenaga untuk memahami agama ini secara
mendalam, menerapakannya pada diri, menentukan speran dalam menyebarkan risalah
serta menciptakan kedamaian dunia.
Bahasa yang digunakan buku ini mudah
dipahami dengan kalimat yang tak mengggurui. Buku ini juga menceritakan
kisah-kisah yang sesuai dengan karakter yang ditulis. Ada hadist dan ayat al
Quran yang dimasukkan dalam setiap karakter yang ditulis. Kisah perempuan pemberani juga diceritakan dalam buku ini. Buku ini, bagi saya,
akan menjadi menarik juga dilengkapi dengan foto atau ilustasi sehingga menjadi
semakin enak dibaca.
Judul:
Seberapa Berani Anda Membela Islam
Penulis
: Na’im Yusuf
Penerbit
: Maghfirah Pustaka
Tahun
Terbit : 2016
Cetakan:
I. Jakarta 2016
Tebal
: xiv + 274 Halaman
ISBN:
978-979-25-2643-1
Sayangnya untuk karakter berani terutama mencintai mesjid sudah agak kendor y mba berasa direminder :) makasi ulasanya mba bukunya keren
Reply DeleteIYa membaca buku ini juga reminder buat aku mba :)
Reply DeleteMakasih sharingnya mba :)
Reply DeleteIyaaa mba Hanaaa :)
Reply DeleteSungguh jauh ternyata keberanian saya dalam membela Islam jika merujuk pada kriteria dalam buku ini ya Bu
Reply DeleteTapi paling tidak, menciptakan kedamaian itu juga sudah termasuk keberanian
dan menciptakan kedamaian itu bukan berarti memberhentikan perang saja, tapi juga termasuk damai dengan hati, alias bersyukur atas apa yang telah kita terima...
Setuju sekali Teteh Okti. Menciptakan perdamaian juga termasuk keberanian. SUka sekali dengan kalimat teteh :)
Reply Deleteaku jadi pengen beli buku ini mba, sangat bagus neh. Apalagi tentang 13 karater pemberani.
Reply DeleteIya menarik buat referensi mba :)
Reply DeleteMembacanya lancar mudah dan selesai, artikel keren ! Memahami mencerna dan mempraktekkannya tantangan berat semua akhlak musti di tanam sejak dini jika telah dewasa berjuangnya jadi berlipat ganda, terima kasih telah menuliskannya dengan rinci.
Reply DeleteTerima kasih bunda Intan :)
Reply DeleteIya benar, bun. Harus diajarkan sejak dini :)
Ini covernya soft atau hard Mba? Pengen juga baca buku-buku ginian, nggak novel sama buku anak-anak aja, hehehe.
Reply DeleteHard cover, mba. Iya silakan membaca mba :)
Reply Deletenah dalem banget nih judulnya, keberanian ku masih patut dipertanyakan
Reply DeleteIya judulnya menusuk kalbu :)
Reply DeleteMerasa ditampol. Iya, saya pun merasa digilitik hatinya. Mengaku islam, tapi ya, begini.. Masuk ke masjid udah jarang, sok sibuk di tempat kerja, pulang malem, lewat semua deh ke masjidnya :(
Reply DeleteKita jadi introspeksi diri ya mba Eri :)
Reply DeleteMenarik bukunya ya mbak. Bisa jadi reminder utk terus menerus belajar bgmn jd muslim/ muslimah yg baik, gk hny di mata manusia, tp lbh peting lg di hadapan-Nya
Reply DeleteIya Mba April. Pengingat untuk diri aku juga mba :)
Reply DeletePoint terakhir mb tidak mudah putus asa ato pesimis jadi pemacu untuk pengen tau bagaimana kiat2 yg dijabarkan buku ini
Reply DeleteIya mba Nita :)
Reply DeleteNah, yg point jihad dan pengorbanan nih mba, banyak yg memaknainya dengan sepenggal saja ya, sehingga akhirnya perdamaian dunia malah makin jauh ditinggalkan. Wajib baca nih buku ini.
Reply DeletePenegakan perdamaian dunia penting ya mba :)
Reply DeleteRekomendasi yg tepat bagi org2 yg salah pentafsiran
Reply DeleteSetuju, berani berkorban sembari tetap menjaga perdamaian dunia ya
Reply DeleteIya mba Muti. Perdamaian dunia penting mba :)
Reply DeleteBuku ini, relevan banget ya mba, ama kasi yangs edang marak dilakukan...seberapa berani, tapi bukan konyol juga ya mba rach
Reply DeleteSegalanya ada caranya ya mba Milda :)
Reply DeletePikiranku kok masih di 212 ya? Diluar pembahasan pro kontranya, merinding melihat foto dari omku yang ikutan, benar2 luar biasa kekuatan ukhuwah Islamiyah.
Reply DeleteIya ramai buangeeet ya mba Lusi :)
Reply DeleteBuku yang bagus sebagai pengingat mba, merenung labih dalam tentang pembelaan terhadap keyakinan yang kita anut.
Reply DeleteWow bacaan yang cukup berat 😀 asyik juga ya jadi bisa mengenal karakter2 pemberani sebagai umat muslim 😊
Reply DeletePengen nyari buku yang sejenis ini tapi genre anak-anak dan remaja, adakah referensinya ?
Reply Delete