Dewi Ratnasari, adalah seorang blogger yang menulis untuk blognya www.ratnadewi.me. Setelah
berkenalan dengannya, saya kemudian mengetahui bahwa ia merupakan mantan
jurnalis di TV One dan STV (Kompas TV Bandung). Suatu profesi yang sama dengan
saya, yakni jurnalis. Namun tahun 2011, ia memutuskan untuk resign dari Kompas
TV Bandung setelah lulus kuliah dan memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Di
Jakarta, ia diterima sebagai reporter televisi yang mengharuskan ia untuk
lebih kuat dan tak pantang menyerah.
Pengalaman
yang tak dilupakan saat menjadi reporter adalah saat banjir di Jakarta tahun
2013, ia terpaksa tidak pulang dan harus berkeliling daerrah banjir di Jakarta
selama tiga hari. Beberapa kawasan di Jakarta ibarat kota mati saat banjir
melanda. Ia terpaksa tidur di pinggir jalan atau di dalam mobil, merupakan
sesuatu yang harus ia lakukan. Berkat dedikasinya, ia yang pertama jali
mengabarkan betapa parahnya kondisi korban banjir di Pluit dan Muara Karang. Di
tahun yang sama, ia kemudian bergeser menjadi reporter news daily yang harus
menggali informasi lebih dalam. Mba Dewi, nama panggilan saya kepadanya,
kemudian memutuskan menikah dengan Kurniawan Aji Saputra. Stahun pernikahannya,
ia hamil. Namun di usia kandungannya 24 minggu, tepatnya 8 November 2014, bayinya
harus ‘berpulang’.
Perkenalkan : Dewi Ratnasari |
Sepeninggal sang buah hati, suaminya membuatkannya blog untuk meluapkan emosi
pasca kehilangan anak. “Blog ini menyelamatkan kejiwaan saya,” katanya. Ia
pernah berada di titik terendah dalam dirinya saat kehilangan sesuatu yangs
angat berharga dalam dirinya. Postingan-postingan
awal blognya, (saat itu masih di Tumblr, ia
migrasi ke Wordpress Oktober 2015) isinya semuanya soal curhat dan kenangan di
detik-detik terakhir saat hamil Azka Adhyastha
Alana. Satu bulan sejak Azka
meninggalkannya, ia menuliskan surat untuk buah hatinya. Tulisan yang berasal
dari dalam hati dan membuat aku ikut merasakan kerinduan seorang ibu kepada
anaknya.
Hingga
kini, Mba Dewi banyak menulis tentang
curahan hatinya atas pengalaman hidup yang ia alami. Dalam postingannya
berjudul ‘Stop Tanya Kapan’, ia mengatakan, pertanyaan “Kapan punya anak?” merupakan
momok dalam hidupnya. Baginya, menghadapi kenyataan harus kehilangan anak saja
tak mudah. Dan kemudian harus bergelut dengan rasa sakit pasca keguguran serta
harus menata hati dan berdamai harus kehilangan anak yang dikandungnya.
Hidup
yang dijalaninnya bukan berarti penuh dengan kesuraman dan tak bahagia. Ia,
dengan apa yang ia miliki, tetap merasa bahagia walaupun belum punya anak.
Baginya, ada banyak hal yang bisa dilakukan setelah menikah walaupun belum
punya anak. Saya kutip dua tips yang ia bagikan di tulisan di blognya.
Lakukan Perjalanan Berdua
Berjalan
berdua dengan pasangan tentu lebih romantis. Bisa dengan mudahnya berkemah di
sejuknya udara Dieng atau Bromo atau menikmati perjalanan di Raja Ampat.
Menekuni Hobi
Jika
memiliki hobi menulis, hobi ini bisa dilakukan tanpa ada beban sama sekali.
Tanpa perlu terganggu dengan sesuatu yang bisa memalingkan pikiran dari
konsentrasi menulis. Biasanya kalau menulis tanpa gangguan, menulis pun jadi
lebih mudah
Blognya,
merupakan kumpulan memori dan sarana terapi. Blog merupakan pembuktian agar ia
dapat mengelola kesedihan menjadi karya. Blog merupakan salah satu caranya untuk menata hati. Dan kini, ia telah membuktikannya.
Ingin kenal lebih banyak tentangnya?
Twitter
dan Instagram : @ratnadewime
Email
: mail@ratnadewi.com
Sempat juga ya jurnalis ngeblog ... eh Mbak Lida juga sempat ya. :)
Reply DeleteMoga Mbak Dewi ini selalu bahagia dan cepat endapatkan momongan lagi. Eh satu lagii dan selalu bisa ngeblog.
Hiiii mba Niar :)
Reply DeleteDisempet sempetin mba :)
Aamin doanya mbaa. Makasih mbaa
Makasih reviewnya Mbak Alida. Memang buat saya blog itu menolong banget dan sekarang benefitnya lebih dari sekadar penolong tapi juga pembuka pintu rezeki dan silaturahmi. Oh ya, buat alamat email bisa diperbaiki di alamat email saya: mail@ratnadewi.me
Reply DeleteSama-sama mba Dewi ;)
Reply DeleteSiaap diralat :)
wow ternyata blog/wordpress bisa membuat seseorang lupa akan emosinya, karena semuanya sudah tertulis disana :)
Reply DeleteIyaap. Bener bangeet :)
Reply DeleteDewi itu humble banget :)
Reply DeleteIyaa mba Innayah :)
Reply DeleteSemoga lekas dimudahkan untuk mendapatkan momongan, mba Dewi ^_^
Reply DeleteAamin doanya mba :)
Reply DeleteBarusan aja mampir ke blognya mb Dewi sebelum mampir ke sini :D
Reply DeleteSenyumnya cerah banget ya.
Alhamdulillah yaa. Cerah karna bahagia mba :)
Reply Deletewah aku baru tau kalo mbak ratna jurnalis, pengalaman seru yaa :)
Reply DeleteIyaa. mantan jurnalis, mba Tuty :)
Reply DeleteMenulis mmg bisa jadi sebagai katarsis ya ketika kita stres terhadap sesuatu
Reply DeleteBener banget mba Ria :)
Reply DeleteAaah kalo ini tahu saya. Pernah satu event nginep bareng. Cakep orangnya. Dan saya ikutan sedih saat ada acara curhat bareng depan api unggun, denger ceritanya. Salut deh sama pasangan suami istri ini...keren banget saling menguatkannya.
Reply DeleteKalau pasangan, saling mendukung itu bagus banget mba :)
Reply DeleteJadi ingin berbagi tentang pengalaman menanti buah hati yang hampir 8 tahun. Dan keguguran sebanyak 2 kali.
Reply DeleteAku percaya semua pasti ada hikmahnya karena Allah Yang Maha Mengetahui apa-apa yang Terbaik buat kita.
Iyaa mba Rosanna. Smoga semakin dikuatkan dan mendapat sesuai keinginan ya mba. Aamin
Reply DeleteWah sungguh menginspirasi sekali.... saya pengen juga sih jadi jurnalis tapi masih cetek ilmunya...
Reply DeleteHayuuk, belajar sama-sama mas :)
Reply DeleteSuaminya pengertian banget ya. Mba Dewi ini rajin update blog lho.
Reply DeleteIya mba Helena :)
Reply DeleteBaru tahu kalau Mbak Ratna itu mantan jurnalis, padahal aku sering mampir juga ke blognya
Reply DeleteSkarang jadi tahu kan ya mba :)
Reply Deletesama2 jurnalis dengan mbak Alida ya
Reply Deletesama2 keren tulisannya
Aaih, makasih mba Monda :)
Reply Deleteoooh dewi jurnalis tooh, beberapa kali ketemu di event blogger sm mahmud ini
Reply DeleteBener banget mba Ophi ;)
Reply Deletembak Dewi, kamu kok kece banget sih fotonya...
Reply Delete.
.
Ya juga ingat mbak Dewi ini pas baca postingan 'kapan punya anak' dan 'stop tanya kapan' kayaknya terkenalnya disitu ya
Iya mba LIdha. Curahan hatinya mbaa
Reply Deleteawal2 baca aku agak siwer, udh mulai ngantuk...kebacanya desi ratnasari :D..
Reply Delete2 poin yg dia tulis itu setuju banget.. itu memang obat paling ampuh utk ngilangin stress ato kesedihan berat kayak yg dia alami.. dgn traveling berdua ama suami, moga2 bisa saling mendukung, saling menguatkan jd kesdihan yg dirasa juga pelan2 memudar :)
Jalan-jalan emang bikin stres menghilang mba :))
Reply Deletesetuju banget,., perlu liburan berdua sama suami, ahhh kapan ya bisa liburan berdua. eh libur bareng anak2 juga enak kok.. suer.. :-) Mba Dewi yang semangat ya. Insyaalah ada rezekinya,.
Reply DeleteAamiin doanyaaa :)
Reply Deletehuaa, slip mba, kukira desi ratnasari
Reply DeleteNo comment, mba. EH. Hihhi
Reply Deletewaw, pengen jg kenalan. dulu saya ngeblog awalnya jg terapi karena bosen di rumah, sebelumnya kan kerja. sekarang ko ya banyak cari duit ya hehe alhamdulillah :)
Reply DeleteRejeki tambahan mba Kania :)
Reply Deletesalam singgah dari seberang.. 😅
Reply Delete