Makan Lontong Balap Pak Gendut di Surabaya

Makanan ini, pernah membuat saya ngidam saat hamil Ayyas dulu. Pas hamil, saya pengen banget makan lontong balap. Iya, lontong balap. Mungkin karena pernah tinggak di Sidoarjo, Jawa Timur, jadi suka sekali makanan khas dari Jawa Timur. Tapi darimana membeli lontong balap di Jakarta? Setelah Nanya kiri nanya kanan, akhirnya dapat referensi makan lontong balap di Mall Pondok Indah. Harganya, berkali-kali lipat daripada harga yang biasanya saya beli. Tapi ya mau gimana lagi, sekali doang sih. Padahal tak lama kemudian saya pulang ke Sidoarjo dan tentu menikmati lontong balap. Hihii. Kabarnya, nama lontong balap ini berawal karena para pedagang lontong berjualan di satu tempat dengan bergantian memakai perlatan dan selalu ingin cepat selesai. Istilahnya, saling balapan (cepat-cepetan).

Saat pulang ke Sidoarjo, 16 September lalu saya menyempatkan mampir dan makan di lontong balap Pak Gendut. “Ir, tolong antar Chi kesana,” kata saya kepada adik saya. Sore harinya, saya bersama keluarga kemudian meluncur ke lontong balap Pak Gendut yang terletak di kawasan Praban, Surabaya, Jawa Timur. Tempat makanan ini jadi tempat tujuan saya sekeluarga sejak dulu.

Tempat jualan lontong balap Pak Gendut 

Dulu, saat datang ke sini banyak sekali pilihan lontong balap yang terletak di kiri dan kanan Saya nggak tahu siapa yag pertama kali memperkenalkan saya makan lontong balap Pak Gendut. Jadi ya sejak pertama tahu hingga kini, saya masih  makan disini.

Mas penjualnya, duh saya lupa namanya, adalah generasi ketiga dari warung lontong balap Pak Gendut. Warung ini memiliki dua cabang lainnya. Warung yang di Pramban ini sederhana sekali. Hanya ada tempat seperti bakulan yang membawa dua gentong besar di kiri dan kanan. Dua gentong besar ini terbuat dari tanah liat dan berisi kuah dan kecambah. Kecambah yang digunakan adalah kecambah Jepang yang lebih besar dan bersih. Kecambahnya masih segar saat dikonsumsi. Kuahnya memiliki perpaduan rasa yang pas.

 

Penjual lontong balap Pak Gendut Generasi ke 3

Makanan lontong balap berisi kuah serta kecambah kemudian ada tahu serta beberapa potongan lontong. Juga ada lentho lezat yang terbuat dari kacang tolo dan beraneka bumbu. Saya suka lentho karena maish garing alias kriuk kriuk saat disantap walaupun telah disiram kuah. Sayangnya, kuahnya kurang panas kalau versi saya. Padahal memang penyajiannya tidak dalam bentuk kuah panas. Beda dengan soto. Oh ya, makanan ini menjadi semakin enak karena ada petis dan sambal yang khas. Menurut mas penjualnya, ciri khas dari lontong balap Pak Gendut adalah racikan petis dan sambal yang dijadikan satu. Satu porsi lontong balap harganya Rp 11 ribu. Supaya semakin lezat, saya memilih makan lontong balap dengan sate kerang. Sate kerangnya satu porsi isi 10 harganya Rp 11 ribu. Sate kerang ini makan dengan kuah kecap dan sambal. Untuk minumnya, saya pilih es kelapa muda untuk menetralisir kerang. 

Lontong balap Pak Gendut ini mulai berjualan pada tahun 1956 di jalan Wonokromo. Lalu pada tahun 1976 pindah dan menetap dan berjualan di depan Bioskop Garuda, hingga kini. Sayangnya, Lontong Balap Pak Gendut tak ada di Jakarta. Kalau ada, saya bakalan sering mampir dan makan lontong balap. Enak sih ...