Selama bulan Juli, salah satu berita luar negeri yang seringkali dibahas
adalah sengketa Laut China Selatan. Jujur, awalnya saya nggak begitu
ngeh dengan topik ini. Tapi karena topik beberapa kali terlihat di media sosial
akhirnya saya pun mencari banyak informasi tentang sengketa Laut China Selatan.
Jadi begini, China berdalih sebagai pemilik seluruh kawasan Laut China Selatan. Dalih
yang dikeluarkan oleh China ini berdasarkan buku kuno bertulisan tangan yang
dijuluki ‘holy grail’. Buku ini diklaim China sudah menjadi warisan turun
temurun nelayan China dan dianggap sebagai panduan navigasi tradisional yang dikenal dengan nama ‘genglubu’.
Sengketa Laut Selatan. Sumber foto : Sindonews |
Saat membaca media online saya mendapat banyak informasi tentang sengketa Laut China Selatan Sindonews. Gao Zhinguo, Direktur Institut China untuk Strategi
Pembangunan Kelautan menyebutkan buku kuno itu seperti ‘bukti besi berlapis’.
Nah teryata, klaim ini pula yang semakin memperkeruh permasalah. Amerika
Serikat bahkan memperingatkan China yang dianggap melakukan tindakan provokatif.
Pengadilan arbitrase di Den Haag yang mengeluarkan putusan pada 12 Juli
2016 lalu memenangkan semua gugatan Filipina terhadap China terkait sengketa
wilayah di kawasan Laut China Selatan.
Pengadilan Internasional itu memutuskan Cina tak lagi memiliki dasar
hukum untuk mengklaim hak bersejarah sumber daya di Laut China Selatan. Keputusan Pengadilan lainnya juga menyatakan
bahwa klaim China bertentangan dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
China juga dianggap melanggar hak-hak berdaulatdari Filiphina.
Filipina tentu menyambut baik keputusan ini. Berbeda dengan China yang
tidak menerima dan memilih mengabaikan putusan Pengadilan Arbitrase
Internasional. China bahkan memboikot sidang di Pengadilan Arbitrase
Internasional dan menyatakan lembaga itu tak memiliki yuridis atas sengketa. Kementerian
Pertahanan China bahkan mengeluarkan peryataan bahwa Angkatan Bersenjata China
akan tegas menjaga kedaulatan nasional, keamanan dan kepentingan dan haknya.
Nah, China bahkan telah mengirim kapal perusak 052D Yinchuan dari sebuah
pelabuhan Angkatan Laut di Sanya, Hainan. Kapal ini ini memiliki panjang 150
meter dan dilengkapi sistem senjata yang canggih dan dapat melakukan pertahanan
udara. Sengketa seperti ini hingga kini belum ada jalan keluarnya.
Semuanya masih proses pencarian jalan keluar. Entah kapan …
Saya terbantu dengan pemberitaan online yang memudahkan saya untuk mencari beraneka informasi. Apalagi kalau saat memasukkan keyword, beraneka berita terkait keyword pun muncul. Nah, dengan membaca online seperti ini, saya jadi banyak tahu tentang sengketa Laut Cina Selatan.
Referensi :
Sindonews.com
Referensi :
Sindonews.com
kayanya Indonesia sama negara tetangga juga pernah sengketa tentang wilaya seperti ini ya mba
Reply DeleteIya, mba.
Reply DeleteDan sudah terjadi sejak lama perebutan wilayahnya
Kurang mengerti juga sama pikiran China.. acuan dasar hukumnya tidak jelas, hanya berdasarkan klaim bahwa laut china selatan merupakan jalur tradisional yang digunakan oleh mereka sejak dulu. Mungkin karena merasa kuat, jadinya berbuat semena-mena??
Reply DeleteIya itulah. Salah satu yang mereka jadikan acuan, mas
Reply DeleteJaman skrng emang enak ya mbak, berita terkini gak perlu nunggu koran pagi. Tiap detik ada aja yg update berita di internet :D
Reply DeleteBtw, mungkin krn jaman dulu nenek moyang Bangsa Cina kemana2 kali ya, jdnya mereka berpatokan pd sejarah itu. Jd penasaran sama isi buku kunonya...
Sekarang akses internet bisa diperoleh dimana saja, mba April :).
Reply DeleteNah aku awalnya ya penasaran jadi gugling2 mba. Makasih sudah mampir :)
nyimak :)
Reply DeleteAssik :)
Reply DeleteTak paham cara pikir beberapa negara yang ngotot bertindak nakal terhadap tetangganya. Jadi terpikir pentingnya pelajaran budi pekerti. Kalau generasi muda di seluruh dunia cukup dibekali ttg budi pekerti, diharapkan saat mrk jadi orang2 penting tak ada manuver2 provokatif semacam itu.
Reply DeleteBisa juga ya, mba. Budi pekerti memang sebaiknya dikenalkan sejak dini kepada anak-anak. Tapi urusan perang terkadang susah dipahami mba :(
Reply DeletePerebutan area wilayah sering sekali menjadi problematika area perbatasan tak terkecuali negeri kita sering sekali menghadapinya
Reply DeleteSengketa wilayah kerap terjadi dmana-mana ya mba Siethi :(
Reply DeleteLah Natuna dan Anambas di wilayah perairan Kepri di sini berlautkan sama dengan Cina yakni Laut Cina Selatan. Lalu mentang-mentang namanya Laut Cina Selatan bukan berarti punya Cina semuanya dong. Bukankah kita mengenal Zona Ekonomi Eksklusif dimana sekian mil jaraknya dari garis pantai masih merupakan wilayah negara kita.
Reply DeleteOh iya bener mba Lina. Ini yang hingga kini masih menjadi perebutan wilayah dan belum diputuskan ya mba. Itulah karena klaim China jadi nama yang dberikan ya serba China
Reply DeleteLah Natuna dan Anambas di wilayah perairan Kepri di sini berlautkan sama dengan Cina yakni Laut Cina Selatan. Lalu mentang-mentang namanya Laut Cina Selatan bukan berarti punya Cina semuanya dong. Bukankah kita mengenal Zona Ekonomi Eksklusif dimana sekian mil jaraknya dari garis pantai masih merupakan wilayah negara kita.
Reply DeleteOh iya mba Lina. Ini yang hingga kini masih menjadi perebutan wilayah dan belum diputuskan ya mba. Itulah karena klaim China jadi nama yang dberikan ya serba China
Reply Deletekekuasaan memang sering diperebutkan.
Reply DeletePerlu ketegasan dari pemerintah INDONESIA
Ketegasan pula dari negara lainnya dan patuh atas putusan yang telah ditetapkan bersama ya
Reply DeleteSampai segitunya China. Gagal paham sama pemikiran negara2 yang memperebutkan wilayah. Smg berakhir damai.
Reply DeleteAmin, mba :)
Reply Deletewilayah dan perairan kita juga sering diklaim oleh negara lain sebagai kepunyaan mereka :(
Reply DeleteDan hingga kini masih terjadi ya mba :(
Reply DeleteBerat pembahasan nya hahaha
Reply DeleteKakak jalan-jalan terus siiihh :P
Reply DeleteAih, yang dijadiin dasar klaim masa lalu ya ternyata. Sama seperti Israel mencaplok Palestina juga kalau begitu. Dan bikin ingatan melayang ke serangan sejumlah pasukan Kesultanan Sulu ke Malaysia beberapa waktu lalu.
Reply DeleteJadi bayangin, kalau Indonesia mencaplok Malaysia, Singapura dan sebagian Filipina-Thailand dengan dasar pernah jadi bagian dari Majapahit gimana ceritanya ya? Hehehe...
Sejarah yang panjang ya, mas :)
Reply DeletePas sebelum baca artikel mba Rach ini, ada berita di tv lokal bandung pemberitaan soal laut cina selatan ini, masih nyimak nih...
Reply DeleteSiaapp :)
Reply DeleteMakasih mba
abis baca ini, yg ada aku lg buka peta, pengen tau laut china selatan itu yg sebelah mana :D.. maklumlah mbak, nth kenapa kalo soal geografis dan arah2, aku lgs blank gitu -__-. pdhl suka traveling..
Reply DeleteAsyikk, jadinya tau dungs skarang mba :)
Reply Delete