Perempuan itu
berdiri sambil menggengam buku. Matanya seringkali menatap arah kedatangan
commuter line dari arah Stasiun Duri. Sesekali ia memandang jam tangan yang
melingkar di pergelangan tangannya. Saya berdiri tak jauh dari perempuan itu.
Menggunakan gamis berwarna bunga-bunga dipadu jilbab berwarna pink, penampilan
perempuan itu menarik perhatian saya.
“Naik commuter
line turun di mana, mba,” kata saya membuka percakapan. Bosan juga menunggu
hampir setengah jam, commuter line tujuan Depok belum juga muncul di stasiun
Tanah Abang. Dia menoleh dan tersenyum. “Turun di stasiun Pondok Cina, mba,”
katanya. Kemudian obrolan pun berlanjut. Perempuan itu bernama Rani, pekerja
swasta yang bekerja di kawasan Senayan. Setiap kali ia mengaku menggunakan
commuter line untuk transportasi sehari-hari. Mmmh ... saya seperti saya yang
memiliki commuter line juga. Obrolan kemudian berhenti saat commuter line tiba,
dan kami pun berpisah mencari celah agar bisa masuk ke commuter line.
Tinggi perempuan itu seperti saya. Tapi gamis yang dikenakan perempuan itu terlihat serasi untuk dikenakan. Selama ini, saya selalu merasa kesulitan untuk mencari gamis sesuai ukuran tubuh saya. Tinggi saya tak semampai seperti model yang seringkali saya lihat di online shop. Saya memang belum menggunakan gamis untuk keperluan sehari-hari. Gamis seringkali saya gunakan apabila ada pengajian atau arisan di perumahan tempat saya tinggal. Tapi jika ada acara pernikahan, saya terkadang memilih menggunakan gamis. Saya belum bisa membayangkan lari mengejar commuter line saat mengenakan gamis. Kelihatannya ribet, dalam pandangan saya. Tapi itu mungkin hanya pemikiran saya. Padahal, banyak juga perempuan yang memilih menggunakan gamis untuk keperluan sehari-hari. Saya tak melihat mereka kerepotan atau kepanasan menggunakan gamis.
Jika saya
memilih gamis, seringkali saya harus memotong bagian bawah gamis karena terlalu
panjang. Begitupula di bagian tangan yang kerap kali kepanjangan. Alhasil, saya
memilih gamis yang tidak terlalu banyak hiasan. Kalau menemukan gamis seukuran
tubuh saya, saya tentu tak perlu repot-repot memotongnya. Dengan kondisi
seperti ini, saya memilih beberapa tips memilih gamis bagi perempuan bertubuh
mungil seperti saya.
Perhatikan Ukuran Gamis
Seperti yang
tadi saya ungkap, seringkali gamis yang di jual berukuran besar. Alhasil, saya
pun terpaksa memotong agar tak kepanjangan. Nah, apabila memutuskan untuk
memotong, usahakan tidak terlalu banyak yang harus di potong. Kuatirnya, akan
mempengaruhi penampilan gamis.
Desain Sederhana
Gamis
rata-rata yang di jual adalah gamis yang berpotongan sederhana. Tapi seringkali
ada juga gamis yang memiliki hiasan. Salah satunya hiasan di bagian bawah. Jika
ini dipilih, maka kita akan terlihat semakin mungil karena bagian bawah
terlihat lebih ‘berat’. Gamis yang terlalu banyak payet dan hiasan juga membuat
penampilan kita semakin mungil.
Pilih Motif Vertikal daripada Horizontal
Ini tidak
hanya berlaku pada pemilihan gamis. Baju apapun, bagi yang berpostur mini,
sebaiknya memilih motif vertikal. Motif ini akan membuat kesan tinggi dan lebih
ramping. Jika memilih gamis motif horisontal, tubuh akan terlihat semakin
mungil.
Warna Netral dan Motif Simpel
Jika menyukai gamis
bermotif bunga-bunga, pilihlah bunga-bunga yang ukurannya kecil. Jangan sampai
penampilan kita tertutup dengan bunga-bunga yang berukuran besar di gamis.
Untuk warna, saya lebih menyukai warna netral. Warna netral ini juga membuat
kita bisa dengan mudah memadu padankan jilbab sesuai pilihan.
Beli di Toko yang Terpercaya
Memilih baju
memang sebaiknya dilakukan langsung. Tapi jika harus membeli di toko online,
sebaiknya membeli di toko online terpercaya. Salah satunya membeli di MatahariMall.com. Di sana banyak
pilihan model baju gamis terbaru yang menjadi pilihan.
Dengan memilih
gamis sesuai ukuran tubuh, penampilan akan menjadi lebih baik. Saya
membayangkan suatu waktu akan menggunakan gamis untuk keperluan sehari-hari.
Saya juga membayangkan suatu saat akan ada toko yang menjual gamis untuk
perempuan bertubuh mungil seperti saya. Doa yang saya harapkan, dapat
dikabulkan.
Wah mba Alida mungil to? Sama dong..pas banget tipsnya buat saya.
Reply DeleteMungil, mba Ety. Mungil biar ngangenin. Hhaaa. Sama kita ya, mbaa :)
Reply DeleteMbak..postingannya bikin iri ih, utk ukuran big nggak ada ya mbak :D
Reply DeleteNtar aku jahitin buat mba Tuty ya. Yang mungil juga. HEhehe
Reply DeleteAku juga kecil mba badannya kalo beli gamis,harus dikecilin seringnya .. hhee
Reply DeleteHiihi idem. Kalo aku paling seringnya potong bagian bawah dan di bagian tangan. Hehehe
Reply DeleteAku juga kecil mba badannya kalo beli gamis,harus dikecilin seringnya .. hhee
Reply DeleteHiihi idem. Kalo aku paling seringnya potong bagian bawah dan di bagian tangan. Hehehe
Reply Deletebadan saya termasuk mini Mba, tapi saya suka banget pake baju yang bermotif bunga-bunga :)
Reply Deletesepertinya mulai sekarang harus pakai yang warna netral yah?
Ada juga tuh mba. Banju bunga-bunga tapi berwarna netral . Kalo bunga2 gede ntar kita nggak keliatan. Hihii
Reply Deleteada koleksi gamis beberapa di lemari tapi jarang dipakai utk aktivitas yang mobile...sy blom bisa bergerak bebas dg gamis...
Reply DeleteAku seringnya make pas acara pengajian atau acara tertentu aja, mba :)
Reply DeleteJangan lupa pakai heels hehhe. Pokoknya mah polos paling aman
Reply DeleteMbaa, aku nggak pede pakai heels. Hihiii. Tapi bolehlah sekali-skali. Hehhee
Reply DeleteNah iya.. nyari gamis yg pas itu tricky apalagi buat si mungil *ikut barisan mungil... salah pilih jadi gembrong...
Reply DeleteIdem kita ya, mbaaa Iraa.
Reply DeleteKalau salah pilih, kitanya nggak keliatan. Hihii
Salut sm yg bisa gamisan sehari2nya, aq pun jg belum bisa mak :")
Reply DeleteLatihan yuk make untuk kegiatan tertentu dulu. Hihii
Reply Deletesesekali bikin tulisan buat yg agak gendut ya Mba
Reply DeleteSiaap. Hihiii. Makasih ya mbaa
Reply Delete