Sebuah pesan pendek masuk di telepon gengam saya. Pengirimnya
adalah Bu Agus, tetangga saya, yang mengajak untuk berangkat arisan bersama. Segera
saya balas dan mengiyakan ajakannya itu. Kebetulan Sabtu, 9 April saya libur
kerja sehingga bisa mengikuti arisan RT di wilayah saya. Kegiatan ini merupakan agenda bulanan di
wilayah tempat tinggal saya. Sayangnya saya tak
bisa selalu hadir karena terkadang terbentur waktu kerja. Tetapi sudah menjadi
komitmen saya, selagi libur saya selalu menyempatkan hadir. Bagi saya, arisan
menjadi salah satu sarana menjalin tali silaturahmi. Terkadang, di arisan
selalu saja ada informasi atau mengundang pembicara atau sekedar jualan produk.
Setengah jam kemudian kami pun tiba di balai warga,
tempat arisan dilaksanakan. Belum banyak peserta arisan hadir. Hujan yang
mengguyur sejak pagi nampaknya masih menjadi salah satu penghalang hadir di
arisan. Saat hujan reda, secara perlahan, para peserta arisan pun hadir
sehingga memenuhi balai warga. Saat hadir, kami langsung membayar arisan dan
sekaligus uang kebersihan dan uang keamanan. Untuk arisan, membayar Rp 50 ribu sedangkan uang kebersihan dan keamanan sebesar Rp 65 ribu.
Sambil menunggu arisan di mulai, saya dan para
tetangga pun asyik ngobrol ngalur-ngidul.
Pertama tentang beraneka kue enak yang disajikan hingga diet mayo yang masih
saja tetap ngehits. Saya sendiri
sejak lama ingin mencoba diet mayo tapi hingga kini belum tersampaikan. Sepertinya
saya tak sanggup jika harus mengikuti diet mayo.
Saat asyik ngobrol datang salah satu tetangga saya
yang sudah lama tak muncul.
“Bu, kemana aja kok lama nggak muncul,” kata saya.
“Iya nih, bu. Maklum lagi isi (hamil). Mabok banget,” katanya. Tetangga saya
ini menikah setahun lalu dan sedang hamil dua bulan. Kepada kami, ia bercerita
hampir tak bisa mengkonsumsi makanan sama sekali. Setiap kali lihat makanan di
rumah, perutnya mual. Tapi uniknya, setiap kali melihat orang makan, ia selalu
ingin mencicipi. Itu ya uniknya ibu hamil ...
Saya sendiri beruntung tak pernah merasakan mual-mual
seperti yang dialami tetangga saya. Saya hanya mual saat mencium bau plastik
kresek warna hitam dan bau mie instan. Tapi tetangga saya ini sempat bed rest karena mual yang dirasa cukup
menganggu. Walaupun mual yang ia rasakan tak membuat ia tak bahagia atas
kehamilan yang sangat ia dan suami harapkan. Sejak diketahui hamil, bersama
suami, ia selalu mengikuti perkembangan janin penuh suka cita. “Saat tahu saya hamil, semua buku tentang
kehamilan saya baca,” katanya dengan mata berbinar. Saya menangkap aura
kebahagiaan yang memancar.
Obrolan kemudian membahas tentang pengalaman hamil tetangga saya yang lainnya. Bu
Arif menceritakan tentang dua kehamilannya yang membuatnya berulangkali pingsan
karena mual yang amat sangat menganggu. Sedangkan saya, ya sama seperti yang saya ceritakan sebelumnya, tak pernah
mengalami mual parah. Bu Agus menceritakan kebahagiaannya saat memiliki sepasang anak
perempuan dan laki. Bu Arief beda lagi. “Dulu saya berdoa ingin punya anak kembar,” kata bu Arif.
Kini, Bu Arief memiliki dua remaja pria, walau tak kembar, telah menjadi sumber
kebahagiaan bagi ia dan suami. Bagi kami, perkembangan demi perkembangan calon buah hati selalu diikuti dengan teliti. Hingga kini foto USG kehamilan saya masih tersimpan rapi.
Obrolan kami terhenti saat pengurus RT mengumumkan
arisan akan dimulai. “Ibu-ibu … siapa yang dapat arisan ya?,” kata bu Bambang.
Dengan seksama, kami mendengar satu per satu nama yang ‘menang’ arisan. Saya memang
tak beruntung ‘menang’ arisan. Tapi bersyukur mendapat cerita kebahagiaan salah
seorang tetangga. Arisan menjadi pererat kami, para warga untuk lebih mengenal
tetangga sekitar.
Arisan emang salah satu ajang pengikat silahturahmi ya, kalau aku pengen ikut arisan ceritanya udah nikah ni jadi udaah masuk golongan calon emak"hihihi, jadi nunggu kloter arisan terbaru aja biar makin akrab saama tetangga :D
Reply Deletewww.leeviahan.com
Seru mba kalau ikut arisan. Ada aja yang di obrolin. Sampe lupa waktu. heheheh
Reply DeleteBawaan hormon emang bikin perilaku ibu hamil unik ya mba.
Reply DeleteIyaa mba. Walau unik tapi bahagia bangeet, mba Ety :)
Reply DeleteAku paling sebel kalau ada presentasi orang jualan, macem yg pernah datang, ada jualan karpet, blender, panci dll.
Reply DeleteKalau aku malah suka, mba Lusi. Lumayan liat orang masak. Apalagi nyoba gratis :))
Reply Deletearisan bisa buat hiburan ya mbak,
Reply Deleteketemu teman...bisa jualan... bisa ngutang hihihihi
Mba Avy, kalau bisa ngutang itu yang belum tentu mbaaa ... Biasanya kredit. Eh sama ya :))
Reply DeleteArisan bisa jadi ajang menimba ilmu dari pengalaman peserta arisan lain
Reply Deletesalam sehat dan semangat amin
Nah, bener ini mas :)
Reply Deletearisan juga bisa membantu kita dalam menemukan teman-teman baru. jadi bisa kumpul-kumpul ngobrol-ngobrol serta untuk menjalin silatuhrami. itu yang terpenting
Reply Deletebener banget. Apalgi obrolan yang produktif ya :)
Reply Deletebingung nech mau komentar arisannya apa kehamilannya hehehe..kaya ibuku ikut arisan yang usianya udah hampir dua belas tahun..jadi anggotanya ibu-ibu yang anaknya TK nya bareng..kalau bicara nilai sech dikit banget, tapi kalau kata ibu yang penting silaturahminya.Ngobrol tentang anak, resep masakan, dll. pernah ikut beberapa kali8 nganterin ibu dan memang bener-bener pelepas stres ibu rumah tangga hehehe
Reply DeleteHahhaaa.. bisa komen keduanya, mbaa. Aku juga merasa terhibur untuk ngobrol bareng mba kalau di arisan :)
Reply DeleteGampang2 susah yaa kalo hamil
Reply DeleteLiat makanan mual tapi kalo liat orang makan pengen hahaha
Nah, itulah mas :p
Reply DeleteAku seneng banget kalo ketemu orang yang lagi hamil dan dgr ceritanya. Soalnyaaaaa aku keingat pas hamil dulu, hahaha. Rasa bahagia, deg degan dan sebagainya. Ckckck
Reply DeleteHaha ide, mbaaa. Aku jugaak, walau nggak akan hmail lagi mungkin :)
Reply Delete