Sebulan lalu, saya masuk ke salah satu
sekolah di kawasan Jakarta. Kebetulan ada janjian dengan teman yang sedang menjemput anaknya. Jadi rencananya, usai jemput anak teman, kami
langsung melucur ke kafe untuk bisa ngobrol. Nah, pas anak-anak pulang sekolah,
saya lihat banyak sekali anak-anak yang membawa tas yang besar-besar. Tas-tas
itu ada yang coba dipaksa diseret karena terlalu berat.
Bahkan ukuran tasnya seringkali lebih besar
dari badan si anak itu. Duh, saya lihat kok
ya kasihan. Bahkan, ketika naik mobil, tasnya pun dibawa oleh
pendampingnya. Saya awalnya hanya bisa bertanya-tanya dalam hati. Dalam
perjalanan di mobil, kami pun ngobrol
tentang banyak hal. Nah, salah satu yang akhirnya kami bahas adalah ukuran tas
anak.
“Mau gimana lagi? Buku yang harus
dibawa kan banyak,” kata kenalan saya
“Udah pernah ngobrol ama gurunya tentang
tas yang berat gitu?,” kata saya
“Sudah sih. Kami orangtua juga menanyakan
itu kepada guru, tapi sampai skarang anak-anak nggak ngeluh juga,” katanya.
Teman saya itu bilang, di sekolah anaknya
sempat ada ide untuk menitipkan buku-buku paket itu di sekolah. Tapi ada
sebagian orangtua yang tak setuju. Alasannya, tak ada waktu buat belajar di
rumah jika tak ada buku paket. Maklum, buku paket ukurannya lebih besar dan
lebih berat dibandingkan buku tulis biasa. Ah, dilema juga ya …
Kalau ada pelajaran renang, beban tas yang
dibawa pun bertambah. Biasanya, setiap renang dua minggu sekali, ada satu tas
yang dibawa terpisah dari tas sekolah. Ini belum termasuk tas untuk membawa
makanan. Jadi, ada siswa yang membawa tiga tas. Tapi, walau masih dibantu oleh pendamping,
tentu orangtua juga ikut kepikiran jika anak membawa tas seperti itu. Ribet sih
ya tapi mau bagaimana lagi. Memilih tas untuk anak bukan sesuatu yang mudah.
Tapi, sebagai orangtua, kita tentu harus mengutamakan kepentingan anak.
1. Pilih tas ransel
Menurut saya, tas ransel tentunya lebih baik
untuk anak daripada harus memilih tas selempang. Mengapa? Jadi begini. Kalau
tas ransel, beban bertumpuh pada dua bagian. Ini berbeda dengan tas selempang
yang. Tas selempang bebannya bertumpu pada salah satu sisi saja. Misalnya hanya
pada kiri atau kanan saja. Jangan lupa memilih tas yang memiliki bantal
punggung yang empuk. Tas yang berbahan parasut cukup tebal dan kuat
2. Tidak terlalu banyak ornamen
Namanya anak, terkadang lebih mikir
hiasan-hiasan di tas. Misalnya di bagian depan ada yang berbahan lebih besar
dan keras. Nah ini teryata menambah beban berat. Saya sih sudah mengajarkan
memilih tas kepada anak yang simpel
saja. Terlalu banyak ornamen di tas yang malah buat fungsi tas menjadi hilang
3. Pilih warna yang
ceria
Tas yang berwarna ceria seperti merah,
hijau, kuning katanya buat pemiliknya jadi semangat. Anak-anak juga bisa jadi
lebih semangat untuk kembali bersekolah
4. Tas beroda bisa
jadi pilihan
Selain tas ransel, bisa juga memilih tas
beroda. Namun harus dipastikan ukuran roda juga tidak terlalu besar dan
beratnya pun tak melebih batas maksimal saat anak membawa tas berisi
buku-buku. Oh ya, tapi sebelumnya juga harus cek apakah anak harus menaiki
tangga atau tidak. Karena mau tak mau anak harus mengangkat tas dan juga ini
menambah resiko nyeri di punggung.
5. Pilih tas sesuai
usia
Tas yang untuk TK tentu berbeda dengan
anak SD. Begitupula untuk anak SMA. Saat TK, tentu ukuran tas lebih kecil
karena tas bagi anak TK rata-rata hanya berisi makanan dan minuman saja.
Kalaupun ada buku, mungkin hanya satu biji. Beda dengan anak SD yang mulai
mengisi tasnya dengan buku paket hingga makanan. Sedangkan kalau SMA,
seringkali juga mengisi laptop di tasnya.
Nah, itu sih beberapa tips yang minimal
saya perhatikan kalau memilih tas untuk anak. Oh ya penting juga ya untuk
kerjasama antara orangtua dan anak terlebih dahulu sebelum membeli tas. Jika
salah memilih tas, dikuatirkan akan ada cedera saat anak tidak
menggunakan tas dengan benar. Yuk, memilih tas yang terbaik
untuk anak ...
Warna tas yg ceria emang bikin mood jd baik ya mb buat anak2
Reply DeleteIyaa, mba. Bawaanya gembira terus. Jadi kan semangat anak-anak belajarnya. Hiiihi
Reply Deletetas terlalu berat emang bikin bahaya terutama untuk pertumbuhan anak... bisa memberi kesan bungkuk... gitu..
Reply DeleteIYa mba. Tanpa kita sadari itu yang terjadi. Makanya mencegah lebih baik kan :)
Reply DeleteDulu jaman masih ngajar di TK, anak-anak pun sudah pakai tas beroda. Mereka sudah seperti traveler kecil. Sungguh harus ekstra untuk komunikasi dengan orangtua agar membawakan tas yang pas buat si buah hati.
Reply DeleteIya ada juga anak TK yang bawa tas beroda. Aku pernah liat. Tapi mungkin bukan karena beban beratnya ya
Reply DeleteTas beroda itu penyelamat banget. Nggak tau juga ya kenapa kok anak2 SD sekarang bawa tasnya berat-berat. Takutnya cedera bahu gitu :(
Reply DeleteIya ya. Dulu kayaknya ga seberat gitu deh, mba. Moga aja ga sampe cidera bahu ya
Reply DeleteSampai saat ini selalu suka tas ransel hihi.. Apalagi kalau pergi jauh atau lama, lebih nyaman aja mbak bagi saya. Makasih banyak ya infonya
Reply Deleteiya mba Yasinta. Tas ransel emang pas juga buat yang bepergian jauh. Makasih udah mampir, mba :)
Reply DeleteSaya dan anak penggemar Ransel, karena ada dipunggung bawanya ga ribet dan enteng (meski isinya banyak)
Reply DeleteTerimakasih sudah berbagai Mbak
salam sehat dan sukses amin
Iyap bener banget, mas. Pilih tas yang tepat untuk kesehatan :)
Reply DeleteAku korban tas berat nih..jadi pertumbuhan terganggu hahah
Reply DeleteHihiii. Sepertinya aku juga. Makanya semampai. Alias semeter tak sampai. Hhehhee
Reply DeleteIya, emang sering jadi kasihan liat anak2 bawa tas berat. Tiap hari cek2, dan tanya anaknya. Ada nggak yg mungkin bisa ditinggal aja?
Reply DeleteNah kuatirnya kalau ditinggal aja, di rmah binggung mau belajar apa :(
Reply Delete