Dua malam menginap di RS Asri
Duren Tiga, Jakarta Selatan karena vertigo adalah pengalaman pertama saya.
Vertigo bukan penyakit baru bagi saya. Sudah sejak 2009 saya menderita vertigo.
Saya pernah mewawancarai dokter Muhammad
Kurniawan, ahli syaraf di Rumah Sakit Asri Duren Tiga pada Maret 2010. Vertigo
menurutnya merupakan suatu sensasi berputar terhadap diri sendiri atau
lingkungan akibat gangguan di pusat keseimbangan.
Penderita akan merasa dirinya
berputar atau lingkungannya yang berputar. Vertigo terbagi atas dua yakni
vertigo vestibular dan vertigo non vestibular . Vertigo vestibular gejalanya,
kepala akan pusing tujuh keliling. Sedangkan gejala vertigo non vestibular
adalah penderita akan merasa bergoyang. Nah vertigo vestibular terbagi atas dua
yakni di pusat dan di tepi. Kalau di pusat, berarti ada gangguan keseimbangan
di daerah otak kecil atau di batang otak.
Jumat, 11 Desember hingga
Minggu 13 Desember 2015, saya terpaksa harus di rawat. Semua bermula saat Rabu,
9 Desember 2015 saya mendadak terjatuh ke depan saat duduk di kursi. Saat
itulah saya merasa serangan vertigo itu tiba. Keesokan harinya, usai pulang
kerja saya janjian dengan kawan untuk akupuntur agar nyeri vertigo menghilang.
Namun vertigo tak kunjung hilang. Pagi harinya, serangen vertigo itu muncul.
Saya yang lagi duduk di kasur mendadak terjatuh ke belakang. Siangnya, saya
mengajak Ayyas ke RS Asri Duren Tiga untuk memeriksa diri di klinik vertigo
dokter Entjep Hadjar, ahli THT. Ini kali kedua saya memeriksakan diri di dokter
Entjep. Pertama kali usai diperiksa dan diterapi vertigo hilang tanpa
mengkonsumsi obat.
Pada pemeriksaan Jumat siang,
dokter Entjep memeriksa telinga, mulut dan hidung saya. Dokter kemudian meminta
saya memejamkan mata dan melihat arah pupil mata saya saat terkena cahaya.
Setelah itu, dokter memberikan saya terapi CRT (Canalith Repositioning
Theraphy). Dokter Entjep meminta saya berbaring sambil menghadap kiri. Waduh,
saya seperti terjatuh. Sakitnyaa.... Kemudian dokter meminta saya berbalik
kanan. Ada alat yang kemudian diletakkan di kepala saya secara perlahan dan
kepala seperti dipijat. Pelan sekali.
Namun mendadak kepala saya sakitnya
semakin bertambah. Saya merasa seperti di ayun-ayun, dibanting kiri dan kanan.
Semuanya gelap. Kedua tangan saya memegang tangan dokter Entjep. “Ampuun,
dokter sakit sekali,” saya berkata sambil menangis. Kemudian dokter meminta
saya tengkurap, rasa nyeri berkurang. Usai di terapi, dokter Entjep mengangkat
satu jari dan meminta saya melihat arah jari saya.
Usai pemeriksaan saya hendak
duduk di kursi sebelah kiri. Tapi badan saya malah bergerak ke kanan mendekati
kursi dokter. Untung di pegang suster dan membantu saya duduk. Setelah merasa
keseimbangan semakin baik, saya pun keluar klinik dan membayar tagihan di
kasir. Saat menunggu, keseimbangan saya semakin terganggu. Perut pun mual. Saya
mengeluarkan tas kresek kuatir akan muntah. “Biasanya tak seperti ini,” kata
saya dalam hati.
Usai membayar, saya memesan
taksi di petugas. Tapi rasa nyeri semakin terasa. Sekeliling saya semakin
berputar. Saya menelpon suami.
“Bapak. Ummi masih di rumah
sakit .... ,” kata saya menangis
“Ummi gimana masih pusing?,”
kata suami
“Ummi sakit”. Kemudian saya
pun menangis.
“Mana perawat? Biar aku bicara
ke perawat. Di rawat saja kalau sakit begitu,” kata suami.
Petugas rumah sakit lewat.
“Mba, suami saya mau bicara,”
kata saya sambil menghapus air mata. Percakapan pun terjadi antara suami dan
petugas rumah sakit. Dan saya pun semakin lemas. Usai telepon di matikan,
semuanya berjalan cepat. Kursi roda datang, dan saya langsung masuk UGD. Infus
pun di pasang, dokter jaga datang dan kemudian dokter Enjtep kembali datang.
“Ibu terkena vertigo debris
tapi di dua sisi. Biasanya usai di terapi satu sisi ibu sudah baikan. Tapi ini
belum. Ibu di rawat saja,” kata dokter Entjep. Suami saya yang saat itu masih
di Sukabumi, Jawa Barat. Saya berdua di UGD hanya dengan Ayyas berusia enam
tahun. Saya menghubungi adik saya di Surabaya, Jawa Timur melalui blackberry
messenger agar dibelikan pulsa.
“Ir, pulsa habis tolong beliin
ya,” kata saya.
“Emang chi dimana,” kata Ir.
Saat saya bilang di UGD, Ir panik. Kemudian pulsa masuk sehingga saya bisa
menghubungi suami.
Kemudian telepon berdering.
Bokap, nama yang tertera di panggilan telepon.
“Chi pikiran apa? Kenapa bisa
vertigo sakit lagi? Sudah, jang pikiran terlalu banyak,” kata Papa tanpa jeda.
Saya menjawab bahwa saya mulai baikan dan sudah menjalani perawatan di UGD.
“Papa sudah hubungi mas, mas nanti segera pulang,” kata papa. Percakapan
selesai. Papa panik karena papa di Ambon dan suami saya di Sukabumi. Tak ada
yang bisa menemani sesegera mungkin. Saya menelpon mba Farah di rumah untuk
mengabarkan kondisi saya dan memintanya membawakan baju.
Pukul 18.00 WIB saya mendapat
kamar di lantai tiga, sekamar berdua. Di sebelah, seorang ibu dari Ternate,
Maluku sudah 10 hari dirawat. Dia ditemani kedua anaknya (satu perempuan, satu
laki-laki) yang datang jauh dari Masohi, Maluku, untuk menemaninya.
Dua jam
kemudian, suami datang. Kepadanya saya katakan tak perlu menemani saya di rumah
sakit. Saya kuatir tak bisa istirahat tapi malah keasyikan ngobrol. Padahal,
karena pengaruh obat saya selalu merasa mengantuk.
Keesokan harinya, saya sudah
merasa semakin baik. Pukul 09.00 WIB, dokter Entjep datang dan memberikan
terapi CRT lagi. Alhamdulillaah, kali ini saya sama sekali tidak merasa
kesakitan. Semuanya baik-baik saja saat saya diminta menghadap kiri dan kanan.
Minggu siang, 13 Desember saya sudah diijinkan kembali ke rumah. Rabu, 16
Desember saya kembali kontrol ke dokter dan bersyukur hasilnya membaik.
Jangan kembali lagi ya,
vertigo ....
Semoga tidak kembali lagi vertigonya, kak. Tadinya saya kira vertigo itu penyakit yang tidak separah itu. And by the way, saya menunggu cerita-cerita selanjutnya ya, kak. Sudah lama saya tidak membaca blog yang isinya tentang kehidupan pribadi seperti ini. Saya tunggu lanjutan ceritanya!
Reply DeleteHallo mas Firman. Iya awalnya aku juga menduga demikian. Apalagi kan ada permainan namanya vertigo, jadi sempat mikir seru. eh teryata sakit. Makasih komentarnyaa. Iya, smoga smakin rajin menulis :)
Reply Deletesaya pernah, sekali. tiba2 tengah malam saya terbangun dan pusing sekali. mata kaya muter. dunia ini muter. semakin saya terpejam, semakin pusing. kaya gak ada solusi. ada bberapa menit begitu, terus selesai. belum pernah kambuh lagi sampai sekarang. Saya baca2 itu vertigo. Tapi rupanya saya belum sampai yg begini sih... makasih sharingnya ya.. saya jad tahu lebih banyak tentang vertigo.
Reply Deletepusingnya itu benarw menyiksa mata.
Mba Vindy, iyaa saya kalau vertigo tapi nutup mata aja bisa sampai teriak-teriak. Padahal sudah pegangan kuat. Kalau masih ringan bisa minum mertigo. Tapi kata dokter, latihan aja gerakkin badan ke kiri dan kanan, mba saat sakit. Moga nggak kumat lagi vertigonya, mba :). Makasih sebelumnya
Reply DeleteSaya juga verigo mba. Pengalaman pertama vertigo lgs masuk rumah sakit dan opname. Kalo miring kekiri dan kekanan sakitnya minta ampun. Serasa gempa bumi.
Reply DeleteTerus muntah dan mual juga. Alhamdulillah semakin membaik.
Membaca tulisan mba ini, saya lgs inget pengalaman saya sendiri.
Mudah mudahan vertigo kita ngga kambuh kambuh lagi ya mba. Amin
Mba Yuni, pas pertama kena vertigo Maret 2010 saya sempat diminta di rawat. Tapi keingat si kecil dan masih bisa sembuh dengan minum obat. Iya mual-mual dan pusing bikin ampun-ampun. Aamin atas doanya. Makasih, mba :)
Reply DeleteSepupu saya ya vertigo padahal masih SMA.sebelumnya asma sih tp dinyatakan sdh membaik setelah terapi ke dokter disertai renang juga hampir tiap minggu. Sampai tante saya pasrah anaknya sekali kena penyakit yg berat2. Kalau dilihat sehari2 ya sepupuku ini biasa aja malah sekarang jd lebih banyak aktivitas ekskul di sekolahnya
Reply DeleteVertigo itu bahaya kalau pas kita lagi nyetir. Aku berharap tidak terjadi sih, mba. Moga sepupunya mba ga kambuh lagi vertigonya. Makasih sudah berkunjung, mba :)
Reply DeleteSemoga nggak kambuh lagi Mba. Kebayang sakit dan repotnya sakit jauh dari suami.
Reply DeleteAku berharap demikian juga, mba. Suami kebetulan saat itu lagi di luar kota. Selama ini selalu nempel ama suami :). Makasih ya mba : )
Reply DeleteAlhamdulillah sudah baikan ya Mbak. Vertigo itu kambuh karena apa, ya, Mbak? Kecapean, atau bagaimana?
Reply DeleteDuh, mudah2an kondisi fit terus setelah ini yaaa
Mba Mugniar, aku pernah nanya ke dokter apa penyebab untuk aku. Tapi dokter juga ngak tahu. Kecapean hanya faktor kesekian saja. Makasiih.
Reply Deletewah vertigo? semoga selalu sehat ya mbak...
Reply DeleteAamiin. Makasih doanya, mba :)
Reply DeleteSaya taunya vertigo yang sakit kepala terus muntah gitu mbak *lek saya mengalaminya*
Reply Deleteternyata pusing dan merasakan badan begoyang masuk vertigo yaa, saya kadang mengalami kayak gitu *tak kirang sakit kepala biasa*
semoga selalu sehat yaa mbak :)
Iyaa. Badannya sih tidak bergoyang, tapi yang telihat dan dirasakan adalah semua serba bergoyang. Itu mungkin ya beda ama sakit kepala. Amiin. Sehat juga untuk, mba dan keluarga. Amin
Reply DeleteCepet sembuh ya Mbak. Tetep semangat dan jaga kesehatan biar vertigo gak balik-balik lagi.
Reply DeleteMakasih mba Anisa. Amin doanya. Sehat juga untuk, mba :)
Reply Deletesekarang keadaannya gimana mbak? suami saya jg punya vertigo, kadang kambuh.
Reply Deletesaya tidak menyangka kalau ternyata cukup serius ya...saya pikir kayak pusing saja...
semoga cepat pulih dan tidak kambuh lagi ya mbak....
Mba Avy, alhamdulillah udah pulih. Wah kasiahn ya kalau kambuh pasti sakit sekali. Saya sudah ikut pemeriksaan lengkap di klinik vertigo, mba. Mulai dari foto punggung, tes pendengaran dan penglihatan juga. Smoga suami mba nggak kambuh lagi ya vertigonya. Amin
Reply DeleteSaya pernah vertigo, rasanya gak enak sama sekali. Tapi gak sampai di rawat, sih. Iya, semoga jangan sampai datang lagi, ya. Sehat-sehat selalu
Reply DeleteUntungnya nggak sering kambuh ya, mba. Iya ini pertama kai aku sampe dirawat. Sehat2 selalu untuk, mba :)
Reply DeleteSaya juga beberapa waktu lalu kena serangan vertigo, tepatnya setelah kegiatan simulasi akreditasi di kantor. Langsung jatuh dibawa ke IGD.
Reply Delete-Adi Pradana-
Wah mas Adi kejadiannya hampir sama kayak saya. Saya setelah di infus sudah agak enakan. Tapi infusnya bikin ngantuk. Moga nggak kambuh lagi, mas :). amin
Reply DeleteIbu saya juga prnah vertigo dua kali. saat vertigo menyerang hrus rawat d rs jg, tp gak perlh diterapi. Beliau merasa seperti berputar2. alhamdulillah skrg gk prnh kmbuh lg, semoga saja gk dtg lg. Aamiin
Reply DeleteAamin mbaa :)
Reply Deletehai mba, mau tanya awal diterapi dan sembuh tanpa obat dengan dokter entjep tahun berapa?
Reply Deletesekarang harganya sekali terapi berapa ya mba?
makasi ya infonya
Aku lupa pastinya ya. Kisaran tahun 2013, mba. Harganya kalau nggak salah Rp 500 ribu an, mba. Smoga sehat selalu ya
Reply DeleteSaya awal vertigo tahun 2008 itu rasanya parah sekali karna smpai jatuh dan muntah-muntah sampai opname,bahkan jalan saja tidak bisa krna semua terasa berputar.sampai merangkak merangkak pegangan.
Reply DeleteSekarang kambuh kembali,bangun tidur penglihatan sudah gelap dan berputar,.ini sekarang tidak bisa bangun karna dibuat berdiri langsung jatuh..
Ass.. Mba terapi CRT itu pakek alat atau bagaimana? Mohon infonya..
Reply DeleteWaalaikun salam Wr Wb.
Reply DeleteIya ada alatnya sederhana, mas. Alat itu kayak pijat liatrik gitu. Sambil dpakaikan alat, kepala digerakkan oleh dokter secara perlahan, mas.
Mbak, di rs asri itu masih ada klinik vertigonya gak? Saya sejak kena serangan vertigo tahun lalu (berkali2 kena serangan tiba2) sampai skrg setiap hari badan masih keliyengan. Saya berobat ke rs tht yg di menteng.Diajarkan vestibular rehabilitation theraphy tapi udah setahun saya kerjakan, belum ada kemajuan 😐
Reply DeleteSejak terakhir drawat karena vertigo, saya sudah nggak di RS Asri lagi karena alhamdulillah nggak ada serangan lagi. Coba aja, mas. Atau tanyakan dokternya sekarang praktek ke mana. InsyaAllah moga lekas sembuh ya. Itu pengalaman saya tahun 2015 dan sampai skarang ngggak kambuh lagi
Reply Deleteassalamualaikum mba kalau boleh tanya... mohon infonya .... biaya terapi vertigo di rs asri kmrn mba sekitaran brp yaaa. terimakasiih
Reply DeleteWaalaikum salam. Saya agak agak lupa. Seingat saya sekitar Rp 500 ribuan sekali terapi. Smoga info ini membantu y
Reply DeleteDari hani. Assalamualaikum.. Mba mahal gak biaya nya CRT. Saya vertigo dah bettahun tahun nih ga ilang. Betapa kira kira biaya nya mba?
Reply DeleteHalo mba Hani Smoga vertigonya lekas sembuh ya mba. Aku total skali datang skitar 500 ribuan mba. Tapi jangan lupa akupuntur ya dan bekam juga untuk pencegahan
Reply DeleteUsia saya 16 tahun sejak usia 4 tahun saya terkena vertigo, pokoknya kalo vertigo kambuh gak kenal tempat bahkan pas tidur juga sering kambuh dulu pernah dibawa kermh sakit Semarang pas dironsen gak ada apa-apa, tpi kok kambuh terus ya? Sampai sekarang gak hilang vertigonya, pas kambuh bisa sampai 2/3 harian
Reply DeleteCoba terapi seperti yang aku bilang. Atau akupuntur. Yang pasti kalau vertigo harus tidur dulu dan bener-bener bed rest. Lekas sembuh ya dek
Reply DeleteBos ku pernah kena vertigo sampai pingsan di jalan. Ngeri juga liatnya, harus buru2 konsul dokter deh kalau udh ada keluhan.
Reply DeleteKalo rs asri di jalan apa? Dan dr entcep hadjar masih praktek disana?
Reply DeleteDokter ENtjep kayaknya udah pensiun kak. KUrang paham juga :(
Reply Delete