Sebuah kisah dalam
kehidupan tak selamanya manis. Terkadang pahit, namun mau tak mau harus
dialami. Takkala kisah tak manis itu hadir dalam kehidupan, sebuah pencarian pun
dilakukan. Pencarian tentang kebahagiaan. Dan, ada berbagai cara melakukan
pencarian kebahagiaan. Salah satunya melalui perjalanan. Melalui buku berjudul “Passport
to Happiness. 11 Kota 11 Cerita Mencari Cinta” karya Ollie, ia membagi
perjalanannya mencari kebahagiaan.
Kesebelas kota yang ia
datangi adalah Ubud, Dublin, Moskow, London, Seoul, Paris, Marrakech, Istanbul,
Almaty, Alezandria dan New York City. Di Ubud, buku berjudul Eat, Pray, Love membawanya ke Ubud untuk
menemui Ketut Liyer, tokoh Medicine Man
dalam buku itu. Pertemuan Ollie dengan
Ketut Liyer membuatnya memikirkan sebuah kalimat yang diucapkan Ketut Liyer.
“Jika kamu ingin tinggal,
bisa …., jika kamu ingin pergi, juga bisa … “lanjut Ketut Liyer. Kalimat yang bermakna
bahwa, tak ada yang bisa diprediksi karena masa depan ditentukan oleh diri
sendiri.
Perjalanannya ke Seoul
membuat Ollie mengetahui kebahagiaan yang dicari di Seoul lebih banyak dilihat
dari penampilan. Bukalah halaman 68 dalam bab yang berjudul ‘How to Love Your
Self in Seoul’. Dalam bab ini terungkap bahwa di Seoul, penampilan memiliki
peran penting untuk mendapat pengakuan lebih secara sosial dan juga untuk mendapakan
pekerjaan. Perempuan atau laki-laki yang lebih cantik atau lebih tampan akan
mendapatkan peluang lebih besar dalam mendapatakan pekerjaan yang bergengsi di
sebuah perusahaan. Di berbagai sudut kota, terdapat poster-poster iklan yang
bergambar ‘before and after’ orang-orang
yang menjalani operasi plastik. Bahkan, ada promo diskon buy 1 get 1 di periode tertentu. Prosedur yang bisa dilakukan
antara lain pembentukan kelopak mata, operasi perbaikan hidung, bibir, hingga
rekonstruksi wajah. Operasi plastik ibarat ke salon untuk potong rambut bagi
orang Indonesia. Sampai kapan kebahagiaan seperti ini yang dicari? Entahlah.
Memiliki teman baru dalam
melakukan perjalanan, dilakukan Ollie di Marrakech. Kisah ini ia tuangkah dalam
bab berjudul ‘From Moscow with Love’. Di Marrakech, ia bertemu Soufiane,
seseorang yang pernah ia temui di Universitas Cadi Ayyad. Kala itu, Soufiane
menjadi salah satu volunteer acara. Bersama Soufiane, ia menjelajah hingga ke Ben
Youssef Medrasa, sekolah asrama untuk belajar Al Quran sejak tahun 1500-an. Traveling is about the art of making new
friend.
Takkala kebahagiaan telah
dicapai, bagaimana cara membagi kebahagiaan penuh cinta?. Dalam “Share the Love
in Almaty”, Ollie menceritakan kisahnya saat memberikan kuliah social media for social good di kelas
yang berisi 20 orang di kota Almaty, sebuah kota di Kazakhstan. Para pesertanya
adalah pria-pria Afganistan yang tertantang untuk menulis kebahagiaan keluarga
di media sosial. Sesuatu yang jarang terdengar dari Afganistan. Afganistan yang
selama ini lebih banyak terdengar tentang bom, peperangan dan penembakan. Melalui
media sosial pula, kebahagiaan itu pun menular.
Dalam buku setebal 168
halaman ini, Ollie seolah membagikan alternatif lain mencari kebahagiaan. Buku
ini ditulis dengan bahasa tutur sehingga mudah dicerna. Pembaca tak hanya
diajak membaca kisah Ollie, namun diajak mengetahui berbagai keindahan serta
tempat yang menjadi tujuan Ollie. Ollie mencoba menghadirkan unsur sosial dan
budaya di tempat yang ia tuju. Buku ini menjadi semakin lengkap jika foto-foto
tidak disertakan di bagian akhir buku melainkan dilampirkan di setiap tulisan
sehingga memperkaya buku. Jadi, apakah anda masih mencari kebahagiaan? Buku ini
bisa menjadi salah satu pilihan membaca di waktu luang.
Judul Buku : Passoprt to
Happines. 11 Kota 11 cerita Mencari Cinta
Penulis : Ollie
Penerbit : Gagas Media
Cetakan pertama : 2015
Tulisan di bukunya ini ada hubungannya nggak ya dengan keputusan ollie mengubah penampilan? Hehe, barangkali dibahas dalam bukunya.
Reply DeleteHallo, mba Anne Adzkia. Sepengetahuan aku nggak ada. Jadi lebih kisah dia di 11 kota dalam masa 'pencarian; itu. Hehhee. Makasih udah mampir :)
Reply DeleteWah menarik pgn baca bukunya mbak Ollie, khususnya yg ttg Korea yg lagi hits di anak muda
Reply DeleteIyaa, di buku ini menyinggung sedikit tentang fenomena di KOrea ini. Menurutku bisa dimaksimalkan lagi tulisan tentang Korea ini :). Makasih ya
Reply Deletemenarik jadi pensaran pingin baca bukunya mba ollie. 11 kota mantap aah.
Reply Deleteooh iya salam kenal ya mba.
Hai mas Laksono Ahmad, iya seru juga tuh jalan2 ke 11 kota tapi berbeda negara. Hehhehe. Salam kenal kembali, mas :)
Reply Deletemencari kebahagiaan rasanya akan terus dilakukan. Walaupun dalam setiap pencarian saya selalu berusaha bersyukur. Karena sebetulnya sudah merasakan bahagia juga :)
Reply DeleteIya mbaa Keke Naima, bersyukur itu harus :). Makasih mba :)
Reply Deleteollie memang punya perjalanan yang luar biasa, termasuk pilihannya saat ini... saya respek apapun itu
Reply DeleteBTW bukunya oke banget buat ngabisin liburan ini
Setiap orang memiliki perjalana hidup masing-masing ya, Kang Arul. Makasih sudah mampir :)
Reply DeleteHehehe aku termasuk dah terhubung scr maya sejak zaman multiply ... Jd yah lumayan liat lika liku khdpnnya, walau ga pernah gamblang ceritainnya
Reply DeleteAku malah dulu pas pake multiply belum terhubung, mba. Sayang ya mutiply musnah dan aku ya nggak sempat angkut angkut tulisan Makasih udah mampir, mba :)
Reply DeleteSaya beneran pgn baca buku ini, dan penasaran dgn berbagai pilihan hidup Ollie ;-)
Reply DeleteYuuk, silakan mba. Silakan :). Makasih, mba :)
Reply DeleteSaya ktinggalan ni kyaknya...
Reply DeleteJd pngen baca jg...
Hmm biar nggak ketinggalan, mari berburu :). Makasih mas
Reply DeleteKisah di Afghanistan itu unik ya, Mbak. Ternyata lelaki Afghanistan ada juga yang pengen nulis seperti itu
Reply DeleteIyaa, mba. Mungkin nggak semuanya memilih berjuang di jalur perang. Hanya saja mereka belum begitu paham menyampaikan tentang kehidupan mereka kepada warga dunia lainnya :). Makasih mba Niar
Reply Deletejadi penasaran pengin membaca bukunya nih mbak Alida, gegara review mbak sekilas yang sukses bikin saya kepo. Peace all ^_^ Slam hangat dari Kudus ya :)
Reply DeleteMba Chris dari Kudus ya? Wah kampung halaman kedua bagi saya :). Salam dari Jakarta, mba. Saya setahun sekali minimal selalu ke Kudus. Hhehehe.
Reply DeleteSaya jadi pensaran ingin baca bukunya mbak ollie. .... Tambah lagi review mbak Alida yang bikin makin penasaran .... Eh, salam kenal ya mbak Alida :)
Reply DeleteMakasih banyaakk, mas Yono Karyono. Salam kenal kembaalii ....:)
Reply Deletebahagia itu sederhana ... :)
Reply DeleteAlhamdulillah, mba. Menurutku bahagia itu kita sendiri yang menciptakan. Makasih, mba :)
Reply DeleteMba kasih rating berapa buat buku ini? :D
Reply DeleteSeharusnya buku ini jika ditulis lebih detail dan explore banyaak, bisa dapat 8 menurutku. Tapi mungkin ama mba Ollie hanya fokus ke beberapa point saja. Makasih, mba Hana:)
Reply DeleteBuku ini udah aku beli sejak awal Januari lalu tapi beluuum sempat dibaca... hiks. Menurutku memang kebahagiaan itu ada di diri sendiri dan bukan pemberian ya mba :).
Reply DeleteWah ya harus baca, mba :)
Reply DeleteAku setuju, mba. Kebahagiaan dari diri sendiri
kayaknya aku harus baca ni bukunya ... keliatannya menarik untuk dibaca
Reply Delete