Jam
di dinding menunjukkan pukul 05.00 WIB di hari Jumat, 18 Desember 2015.
Terburu-buru, saya memesan gojek melalui aplikasi. Tujuannya untuk di kantor kawasan
Palmerah, Jakarta Selatan. Ini pertama kali saya memesan aplikasi gojek untuk
ke Palmerah, dua kali sebelumnya saya menggunakan gojek untuk wilayah Duren
Tiga, Jakarta Selatan. Hanya dalam waktu kurang dari lima menit, gojek tiba di dekat
rumah saya. “Apa nggak naik kereta saja? Agak gerimis,” kata suami. Saya
katakan ingin naik gojek ke kantor agar lebih cepat. Walaupun agak macet,
sekitar 30 menit perjalanan, saya pun tiba di tempat tujuan.
Tiba
di kantor, saya membaca berita ada pelarangan gojek, gobike, dan sejenisnya
oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Transportasi seperti gojek dianggap
ilegal karena tidak sesuai dengan Undang-Undang 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan serta regulasi turunannya. Pelarangan ini memunculkan pro kontra
dari berbagai pihak. Rilis yang saya terima dari Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI) mengatakan larangan ini sudah sangat terlambat. Menurut Tulus
Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI, tumbuh suburnya sepeda motor dan gojek karena
kegagalan pemerintah dalam menyediakan angkutan umum yang layak dan terjangkau.
Tulisan
ini tak khusus membahas tentang pelarangan gojek dan sejenisnya, namun terkait
angkutan umum yang layak dan terjangkau. Ada berbagai angkutan umum yang ada di
Jakarta. Mulai dari bus, transjakarta, commuterline, metromini hingga kopaja.
Saya telah menggunakan hampir semua transportasi umum yang tersedia. Saat masih
liputan dulu, saya kerap menggunakan ojek yang manggal di depan kantor.
Alasannya? Lebih cepat tiba di lokasi. Namun saya sering ngeri saat naik ojek
dan banyak mobil-mobil yang berseliweran di jalan. Menggunakan metromini dan kopaja
juga pernah saya lakukan. Namun dua transportasi ini kerapkali ngebut dan
saling berkejar-kejaran dengan transportasi sejenis. Duuh ….
Kini
saya lebih banyak menggunakan commuterline untuk pulang pergi dari kantor ke rumah.
Comuterline menjadi pilihan selain harganya yang murah, hanya Rp 3000, dan juga
cepat. Namun menggunakan comuuterline kerap kali tidak nyaman saat commuterlie
terlambat tiba. Penumpang menumpuk dan ditambah pendingin ruangan tidak
berfungsi membuat commuterline tidak nyaman. Bagi ibu hamil, membawa balita
hingga orang lanjut usia menggunakan commuterline disaat penumpukan penumpang
tentu sangat menyiksa. Di musim hujan seperti ini, terkadang ketar-ketir kuatir commuterline mengalami gangguan sinyal sehingga terlambat tiba.
Saya,
sebagai pengguna transportasi umum tentu menginginkan transportasi yang layak,
aman dan nyaman. Saya membayangkan jika transportasi umum yang ideal disediakan
pemerintah, maka akan menggurangi pengunaan mobil pribadi. Saya membayangkan
bisa berjalan aman dan nyaman tanpa menghirup asap polusi. Saya percaya, pemerintah bisa menyediakan transportasi yang layak, aman
dan nyaman.
udah diizinin lagi ama jokowi mbak.
Reply Deletesemacam 'pengalihan isu' mungkin? hahahaha
Haloo mba Nurul. Pengalihan yang bikin heboh ya. Hehehe Berarti masih saja menunggu transportasi umum yang aman dan nyaman. Biar asyik beraktifitas. Hehehe. Tq sudah berkunjung, mba :)
Reply DeleteSusah amat ya hidup di Jakarta itu :-)
Reply DeleteHihiii... Di buat enak aja, mas. Mungkin ini yang dinamakan tantangan hidup di Jakarta. Hehehe. MAkasih sudah berkunjung, mas :)
Reply DeleteHihiii... Di buat enak aja, mas. Mungkin ini yang dinamakan tantangan hidup di Jakarta. Hehehe. MAkasih sudah berkunjung, mas :)
Reply DeleteNaik kereta dan Transjakarta udah enak, asal ga pas penuh hehe..
Reply DeleteMba Leyla, iya aku lebih milih kereta mba. Akses ke rumah dan kan tor lebih cepat. MOtor taruh di penitipan motor di stasiun. Kalau Transjakarta kelamaan. Beberapa kali pengalamnku demikian
Reply DeleteSaya dulu sering banget naik transjakarta, nyaman jika saat tidak ada gangguan dan telat. Namun saat gangguan dan telat dan penuh memang sangat tidak nyaman apalagi untuk anak balita dan ibu hamil. Semoga ada perubahan dan perbaikan ya mbak ke depannya
Reply DeleteMba Yasinta, iya bener. Kasian itu kalau lihat ibu hamil dan bawa anak balita :(. Amin. Makasih mba
Reply DeleteWaktu aku masih di kalibata kantor suami di sudirman. Klo naik bis pulang ke rmh ga tentu tp pasti di atas jam 8. Kalo naik komuter jam 6.30 sdh bs sampe apartemen. Paling mentok kalo ketiggalan komuter nunggu yg berikutnya cm ngaret setengah jam. Meski perjuangan berat tp memang prefer komuter deh
Reply DeleteMba Ruli, iya bener mba. Aku ngerasain mulai naik dari masih jamannya kereta ekonomi yang hanya Rp 2000 tapi banyak pedagang asongan yang jual berbagai barang menarik. Duitnya malah kepake buat beli dari penjual di kereta ekonomi. Hhehee. Makasih mba :)
Reply DeleteBeru instal Gojek kemarin.. dan kerasa bgt memang manfaatnya
Reply DeleteBeru instal Gojek kemarin.. dan kerasa bgt memang manfaatnya
Reply DeleteHallo mba. Iya menurutku kebantu pas ada promo ya. Kalau nggak promo, nggak tahu lagi ya harganya. Aksesnya pun mudah :).
Reply Deleteuntuk apk gojek, saya malah belum pernah coba mbak soalnya tempat kerja sama kost bisa dilaju dengan jalan kaki :)
Reply Delete