Jika
sebelumnya saya menulis ucapan terima kasih kepada guru saya. Kali ini saya
ingin mengucapan terima kami kepada bunda-bunda saat Ayyas masih duduk di Taman
Kanak-Kanak (TK) Al Biruni. Kepada guru di TK, saya memanggilnya Bunda, Ayyas
belajar banyak hal. Bunda di TK Ayyas sangat memperhatikan Ayyas. Kasih sayang
yang diberikan kepada Ayyas begitu tulus. Bunda pun sangat responsif untuk
melaporkan perkembangan Ayyas di sekolah. Pernah suatu hari, Ayyas mimisan di
sekolah. Guru dengan sigap langsung menyampaikan ke saya saat saya menjemput
Ayyas. Walaupun Ayyas belum bisa membaca saat TK, tidak ada paksaan yang Ayyas
terima. Ini sesuai dengan yang saya dan suami inginkan. TK adalah sarana untuk bermain
dan bergembira.
Bunda
di TK lebih mengutamakan mengajarkan budi pekerti, sopan santun hingga tata
tertib. Hafalan ayat-ayat Al Quran dan hadist diajarkan Bunda, hingga kini
masih diingat oleh Ayyas. Jika saya ingin marah, Ayyas segera mengucapkan
hadist dilarang marah disertai terjemahannya. Saat saya naik tangga sekolahnya,
Ayyas berkata, ”Ummi itu untuk jalur turun. Kalau mau naik harus lewat sini,”
katanya.
Di
TK, terdapat buku penghubung yang wajib di isi orangtua dan bunda di sekolah. Dari buku penghubung itulah kami mengetahui
apa saja materi yang diajarkan di sekolah. Terkadang, kami heran ketika Ayyas mampu melakukan sesuatu. Saat
saya bertanya, Ayyas menjawab singkat. “Di ajarin di sekolah,” katanya.
Oh
ya, TK Ayyas pernah melaksanakan kemah. Kemah ini pertama kali Ayyas tidak
tidur bersama orangtua. Saya kuatir namun juga tenang dan yakin Ayyas dijaga
dengan baik oleh bunda-bunda di sekolah. Saat acara perpisahan sekolah, saya
menangis dan terenyuh saat Ayyas dan rekan-rekannya menyanyikan lagu terima
kasih kepada bunda-bunda di sekolah. Tak terasa dua tahun Ayyas di didik di TK.
Saat memilih SD, saya juga berkonsultasi dengan Bunda. Dari diskusi dengan
Bunda Dede, guru wali kelas, saya kemudian bersyukur mendapat SD yang tepat
untuk Ayyas. Terima kasih Bunda-bunda dan Pak Rio (guru Ayyas di TK A) TK Al
Biruni.
Kini,
Ayyas duduk di bangku kelas 1 SD. Kini, saya melihat perkembangan kemandirian Ayyas
berkembang menjadi semakin baik. Walau terlihat sederhana, namun bagi saya
berarti. Misalnya makan sendiri di sekolah, menyiapkan buku-buku pelajaran. Di
sekolah, ketika ada mata pelajaran renang, Ayyas sudah mandiri untuk mandi
walau masih ditemani oleh bu guru. Berkat ajaran dari guru, apabila hendak
makan dan minum, selalu Ayyas lakukan dalam kondisi duduk. Ia tidak pernah mau
makan dan minum dalam keadaan berdiri.
Sama
seperti di TK, di SD juga terdapat buku penghubung. Dari buku penghubung saya
tahu bahwa Ayyas tertib di sekolah atau terkadang melamun saat pelajaran
berlangsung. Setiap akhir pekan, kami emndapat agenda pelajaran selama
seminggu. Lengkap dengan materi apa yang akan dibahas di sekolah. Dengan adanya
informasi ini, saya menjadi terbantu belajar dengan Ayyas di rumah.
Ketika
Ayyas tidak nyaman dengan mobil jemputan, saya menyampaikannya kepada guru dan akhirnya
menemukan solusi yang terbaik. Ayyas pun senang, pulang pun tak pernah mengeluh
lagi. Terkait kemampuan membaca, juga tak ada paksaan. Awalnya Ayyas belum bisa
lancar membaca dan membuat saya sempat kuatir bagaimana nanti ia di kelas.
Namun guru berhasil meyakinkan bahwa jika ada ujian, maka soal akan dibacakan
oleh guru. Dengan ketelatenan yang diberikan oleh guru, Ayyas mengalami
kemajuan. Ayyas sudah mandiri membaca perlahan-lahan. Keinginan Ayyas untuk
belajar tanpa paksaan dan diajarkan secara menyenangkan membuat Ayyas semakin
giat belajar. Di hari ini, sekali saya saya ingin mengucupkan terima kasih
seluas-luasnya kepada para guru yang berjasa dalam perkembangan Ayyas. Segala
kemajuan dalam diri Ayyas terbantu berkat bimbingan dan bantuan para guru. Terima
kasih
አስተያየት ይለጥፉ