Sudah lama ingin kembali berkunjung ke Puncak, Jawa Barat. Tapi dengan segala kemacetan dan bla bla bla, akhirnya keinginan itu pun tertunda. Nah, tanggal 24 Oktober, kantor suami menyelenggarakan family gathering PT Yakult di Taman Matahari di Puncak, Jawa Barat. Perjalanan yang dari kantor PT Yakult ke Taman Matahari sekitar hampir empat jam. Kemacetan yang terjadi, merupakan penyebab utama lamanya perjalanan ke lokasi. Taman Matahari berlokasi di Jalan Raya Puncak KM 77-78 Cilember, Jogjogan, Cisarua.
Harga tiket masuk cukup terjangkau yakni Rp 25 ribu.
Itu pun sudah dapat berbagai permainan gratis yakni sepeda wisata, perahu
karet, waterboom, dan paddle boot. Tiba di lokasi, setelah pengarahan dari
pihak panitia dan permainan awal, kami sekeluarga akhirnya mengunjui berbagai
permainan dan fasilitas yang ditawarkan. Permainan pertama yang kami coba
adalah perahu karet. Lokasinya tidak jauh dari Rumah Manado, tempat kumpul
family gathering. Walaupun berada di Puncak, kawasan ini menurut saya masih
terasa panas. Apalagi saat memilih permainan di luar ruangan, panasnya sangat
terasa. Saat mencoba perahu karet, pengunjung harus antri karena banyaknya
pengunjung yang mencoba permainan secara gratis ini. Waktu yang diberikan untuk
permainan ini sekitar 5-10 menit saja.
Usai mencoba perahu karet, kami penasaran dengan
fasilitas arung jeram yang ditawarkan. Biayanya memang lebih mahal dari harga
yang ditawarkan dari permainan lain di Taman WIsata Matahari yakni Rp 25 ribu per orang. Dikarenakan musim
kemarau, arus air pun tidak deras. Arung jeram hari itu teryata kurang digemari.
‘Setelah water park gratis, hampir 70 persen lebih milih kesana,” kata Indra
pendamping arung jeram kami. Akhirnya saya, Farah dan Ayyas memilih mencoba
arung jeram. Batu-batu besar sempat membuat Ayyas kuatir. Tapi kemudian dia
menikmati permainan ini. Arung jeram ini dapat ditempuh sepanjang 600 meter. Oh
ya, jangan kuatir baju basah karena arus yang tak deras ini. Namun sepatu harus
dicopot jika tak mau basah. Saran saya sebaiknya jika memilih menggunakan arung
jeram menggunakan sandal gunung. Setelah menempuh perjalanan 600 meter di
sungai, kami pun harus menempuh perjalanan 600 meter dengan berjalan kaki ke
lokasi awal. Agak menyesal tidak membawa
sandal karena jalanan panas karena sengatan matahari. “Lebih berkeringat jalan
daripada di arung jeram, “ kata Farah. Hmm, ada benarnya juga.
Penasaran dengan fasilitas di Taman Matahari, suami mengusulkan
menaiki mobil wisata. Sudah bisa ditebak, saya, Ayyas, Farah dan Papa tentu
saja setuju. Untuk menikmati mobil wisata, pengunjung harus membayar Rp 10 ribu
per orang selama 10 -15 menit. Tak perlu antri karena banyak sekali mobil
wisata yang kosong dan siap dipilih . Sepanjang perjalanan, kami akhirnya makin
tahu fasilitas apa saja yang ditawarkan di tempat wisata seluas hampir 30
hektar ini.
Capek berkeliling, kami mencoba permainan lain. Hmm…
apalagi yaaa. Saya tertarik mencoba belajar tarian chacha gratis. Saat membaca
kata gratis, wah saya langsung bersemangat. Tapi ya, hanya saya saja yang
semangat menari. Selebihnya, hanya menonton saya menari. Pengajarnya bernama Pak
Deni yang sudah tiga bulan mengajarkan tarian chacha secara gratis. “Siapa yang
mau menari bisa ke sini pada Sabtu hingga minggu,” kata Pak Deni. Belajar
gratis dimulai pukul 11.00 hingga pukul 16.00 WIB. Oh ya, gerakannya gemulai
banget. Badannya sepertinya lentur tak ada kaku sama sekali. Beda dengan saya
yang sudah lama tak menari. Hihiiihii ….. Saya ingin mencoba bioskop 4D. Namun
batal ketika lihat tempatnya seperti tidak terawat. Kursinya biasa saja dan
harus bayar Rp 15 ribu.
Mencoba panjat dinding? Hmm sepertinya menarik. Akhirnya,
Farah dan suami pun mencoba panjat dinding dengan membayar Rp 10 ribu per orang.
“Pas ada tanjakan yang paling atas butuh tenaga lebih besar,” kata suami. Oh
ya, saya baru ngeh kalau ada berbagai tawaran panjat dinding dan jaraknya pun
saling berdekatan. Teryata diselenggarakan oleh perusahaan yang berbeda.Terakhir, kami mencoba perahu karet secara gratis. Duuh,
capeknya keliling …. Baju renang yang di bawa dari rumah teryata hanya
mengendap di tas ransel yang kami bawa.
Bagi saya, tempat wisata ini menarik dicoba. Kalau mau
rekreasi hemat, bayar Rp 25 ribu kemudian mencoba permainan gratis yang
ditawarkan disana. Makanan silakan bawa dari rumah. Sepertinya berenang di
waterpark bisa menjadi pilihan utama. Bawa makanan dan tikar juga untuk
menghemat pengeluaran.
Namun jika ingin menikmati berbagai permainan,
siap-siap menghabiskan anggaran bisa sampai Rp 100 ribu per orang. Harga yang
ditawarkan di setiap permainan mulai Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu. Makanan yang
ditawarkan beragam. Mulai makanan sunda, padang, dan berbagai makanan siap
tersedia dengan harga terjangkau. Untuk oleh-oleh, di sana tersedia beraneka
makanan ringan seperti keripik, kue dan souvenir. Ada juga bunga yang
ditawarkan mulai harga Rp 20 ribu Rp 12 ribu. Pulangnya, kami semua tertidur di
dalam bis. Alhamdulillah, berkesempatan jalan-jalan bersama keluarga
роХро░ுрод்родுро░ைропிроЯுроХ