Ya, gudeg yang merupakan makanan khas Jogjakarta.
Beberapa hari lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memilih gudeg menjadi
salah satu yang termasuk dalam Warisan Budaya Nasional. Rencananya penyerahan
sertifikat Warisan Budaya Nasional akan diberikan pada 20 Oktober mendatang.
Cita rasa dari makanan yang berbahan dasar nangka muda ini memang unik. Bagi
sebagian orang yang tak menyukai rasa manis, gudeg terkadang tak menjadi
pilihan. Namun rasa manis gudeg itulah yang membuat lidah selalu ingin
menyantap gudeg.
Mengenal gudeg, teryata ada beberapa varian gudeg
antara lain:
a.
Gudeg kering yakni gudeg yang disajikan dengan areh kental. Lebih kental
daripada santan pada masakan padang
b.
Gudeg basah yakni gudeg yang disajikan dengan areh encer
c.
Gudeg solo yakni gudeg yang arehnya berwarna putih
Bagaimana sejarah gudeg? Tak ada yang mengetahui
secara pasti. Mengutip dari website gudegkaleng.to2k.com ada peryataan dari Prof
Murdijanto Gardjito, ahli gizi dari Pusat Kajian Makanan Tradisional
Universitas Gajah Mada. Disebutkan bahwa gudeg sejak ada sejak tahun 1819-1820.
Dalam serat Chentini menyebutkan gudeg muncul tanpa sengaja. Pada saat
penjajahan, beberapa komoditas pertanian menjadi andalan pemasukan keuangan
pemerintah. Jati adalah komoditas utama yang menjadi andalan. Ini berbeda
dengan nangka yang dianggap tidak memiliki nilai jual ekonomis. Padahal, hampir
semua rakyat memiliki tanaman nangka. Alhasil masyarakat pada masa itu
diberikan keleluasan untuk memanfaatkannya. Nah, dari situlah warga kemudian
mengolah nangka muda menjadi makanan bernama gudeg.
Namun ada juga kisah awal mula nama gudeg. Alkisah,
ada pria Inggris yang menikah dengan orang Jawa. Kepada sang istri, pria itu
memanggil ‘dek’. Usia pulang kerja, sang istri binggung memasak apa. Kemudian
terlintas di pikirannya memasak menggunakan resep turun temurun keluarga yang
menggunakan bahan dari nangka muda. Saat makan, pria Inggris pun memakan dengan
lahap kemudian berkata “good dek’, “It’s good dek”. Sang istri itu menceritakan
makanan berbahan bahan nangka kepada orang lain. Makanan itu yang kemudian
diberi nama gudeg.
Gudeg berbahan utama nangka. Nangka masuk dalam suku
Moraceae dan memiliki nama latin artocarpus
heterophyllus. Ada yang mengaitkan antara gudeg sebagai makanan dari
Keraton Yogyakarta. Namun, ada lagi yang mengatakan jika gudeg telah lama ada
sejak penyerbuan pertama ke Batavia pada 1726-1728 oleh Sultan Agung. Tinggi
pohon nangka 10-15 cm dengan ukuran batang tegak dan berwarna hijau. Nangka
muda mengandung albuminoid dan karbohidrat (ccrc.farmasi.ugm.ac.id). Tak hanya
itu saja, nangka mengandung kadar lemak yang rendah sehingga baik dikonsumsi
oleh orang-orang yang memiliki masalah berat badan. Siapa duga nangka terbukti merupakan
sumber vitamin C yang memiliki antioksidan yang tinggi. Di tambah lagi, nangka
mengandung phytonutrient yang dapat mencegah kanker dan tekanan darah tinggi.
Membuat gudeg, bukan perkara mudah. Memasak gudeg
membutuhkan ketelitian, waktu yang tak sedikit dan kesabaran. Bahan utama gudeg
adalah nangka muda. Selain nangka, dibutuhkan air, daun jati muda, gula merah,
lengkuas, daun salam dan santan. Saya lampirkan bahan-bahan serta cara
pembuatan gudeg. Resep ini saya peroleh dari Sajian Sedap.com.
Bahan-bahan :
800 gram nangka muda, dipotong-potong 2 cm
5 lembar daun jati
2 cm lengkuas yang dimemarkan
2 lembar daun santan
1000 ml santan dari 1 ½ butir krlapa
1000 ml air kelapa muda
½ ekor ayam dipotong 4 bagian
Bumbu halus :
15 butir bawang merah
6 siuang bawang putih
8 butir kemiri
2 ½ sendok makan ketumbar
135 gram gula merah
½ sendok garam
Cara membuat :
1.
Masukkan semua bahan ke dalam panci kecuali ayam. Aduk rata
2.
Masak sambil diaduk sesekali hingga cairan sisa setengah bagian.
Masukkan ayam. Aduk rata
3.
Tutup panci. Biarkan di atas api kecil hingga kuah mengering dan bumbu
meresap
4.
Siap dinikmati bersama keluarga J
Lalu bagaimana jika ingin membawa gudeg hingga ke luar
kota bahkan hingga ke luar negeri? Kini, gudeg telah dikemas di kaleng sehingga
awet dikonsumsi hingga ke luar negeri. Mulai dari Singapura, hingga Inggris
telah menerima gudeg yang dikemas di dalam kaleng. Jadi, walaupun berada di
negeri orang, tetap bisa menikmati gudeg.
Posting Komentar