Naik
kereta api bandara? Hmm … saya belum pernah. Sepengetahuan saya, nantinya pada
tahun 2017 akan dibangun kereta api bandara di Bandara Soekarno Hatta. Kini, satu-satunya
kereta api bandara adalah kereta api Bandara
Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Kereta api bandara ini telah tersedia
sejak tanggal 25 Juli 2013. Beruntung,
pada tanggal 27 dan 28 Oktober 2015, saya berkesempatan menggunakan kereta api
bandara Internasional Kuala Namu. Kesempatan itu saya peroleh saat mendapat undangan
Komnas Perempuan “Konferensi Nasional Pemulihan Pengembangan Konsep dan Prinsip
Pemulihan dengan Pendekatan Due Diligence” yang diselenggarakan di Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Dari
Jakarta, saya menggunakan pesawat Batik Air pukul 09.30 WIB menuju Bandara
Kualanamu. Perjalanan menggunakan pesawat terbang saya tempuh selama dua jam. Tiba
di Bandara Kualanamu, saya mengikuti rute petunjuk arah ke stasiun bandara.
Banyak sekali petunjuk yang memudahkan saya ke stasiun bandara. Pembelian tiket
kereta api bandara dapat dilakukan di conter yang tersedia di bandara. Harga
tiket bandara adalah Rp 100 ribu untuk perjalanan selama 40 menit. Agak mahal
menurut saya. Tapi, ya untuk pengalaman pertama, setidaknya tak masalah. Saat
membeli tiket mendapat kartu masuk dan kertas bukti pembayaran.
Suasana
di dalam stasiun kereta api berlantai dua ini luas dan rapi. Saat masuk ke
dalam stasiun kereta yang telah menjelma namanya menjadi Airport Railway
Station (ARS), kesan modern pun terlihat. Meja informasi dan pembelian tiket
digabung menjadi satu di sebuah meja berbentuk oval memanjang. Atap stasiun
tinggi sehingga terlihat semakin luas. Terdapat dua eskalator yang terada di
ruangan utama itu. Ruang tunggu berada di belakang ruangan utama. Saya sempat kuatir tak ada colokan listrik,
namun kekuatiran saya tak terbukti. Di beberapa tempat terdapat colokan listrik
bagi para penumpang. Kereta api bandara kualanamu tersedia sejak pukul 4 pagi
di stasiun Medan dan terakhir pukul 21.30 dari Stasiun Kuala Namu. Saran saya sebaiknya
memeriksa jadwal keberangkatan kereta bandara agar tak terlambat.
Kereta
api bandara kualanamu ini klaim selalu datang tepat waktu. Terbukti, kereta api
datang tepat waktu sesuai jadwal yang tertera di tiket. Pukul 12.10, kereta api
menuju stasiun Medan tiba. Tak ada saling berebutan untuk memasuki kereta api.
Semuanya antri dengan rapi. Ah, andaikan naik commuterline selalu tertib
seperti ini, tentu menyenangkan. Penumpang teryata tak banyak yang memilih
kereta api bandara. Masih banyak kursi kosong yang tersedia. Oh ya, di tiket
pun tersedia nomor tempat duduk. Tapi tampaknya, sama seperti saya, para
penumpang duduk tak sesuai nomor kursi.
Selama
perjalanan, mata dimanja dengan suasana pemandangan sawah. Juga tampak
rumah-rumah disepanjang rel kereta api. Saat berada di persimpangan, kereta
sempat berhenti untuk menunggu kereta lain lewat. Hmm, menyenangkan perjalanan
saya kali ini. Tiba di Stasiun Medan, suasananya tidak semewah stasiun bandara
kereta api Kualanamu. Stasiun Medan ini merupakan cagar budaya yang telah
berdiri selama 135 tahun. Tepat, 40 menit kemudian, kereta saya tiba di stasiun
yang berdiri di atas area seluas 70.004 m2. Dari stasiun Medan, saya dijemput
kawan-kawan saya dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan. Keesokan
harinya, saat kembali ke Jakarta, saya pun memilih mengunakan kereta api
bandara untuk tiba di Bandara Kualanamu. Tak sabar rasanya menantikan kereta
api bandara Soekarno Hatta tiba. Namun harapan saya, harga tiketnya lebih murah
dibandingkan kereta api bandara Kualanamu.
wah ... mbak alida jlan jlan ke Medan ya ... tempat tinggal saya saya tu .. :)
Reply Delete