Sabtu 28 Februari, saya dan suami bergegas menjemput Ayyas di sekolah.
Saat itu, waktu masih menunjukkan pukul 09.00 WIB. JIka membaca jadwal, Ayyas
harusnya djemput pukul 09.30 WIB karena pukul 09.00 WIB, agendanya jalan-jalan
di sekitar sekolahan. Tiba di sekolahan, saya melihat Ayyas duduk berpangku
tangan, sambil tersenyum tipis. Saya memeluknya erat. Oh, rasanya kangen
sekali. Memeluk dan menciumnya seolah melepas rasa kangen yang selama kemarin
terpendam. Agak berlebihan memang, mengingat saya pernah meninggalkannya karena
urusan kerja selama empat hari. Namun, membayangkan dia tidur tanpa ditemani
keluarga membuat saya sempat kuatir. Apalagi saya tak sempat datang langsung,
melainkan hanya melalui telepon. Syukurlah semua baik-baik saja.
Ayyas cerita, makan malamnya hanya nasi dan sop yang dibawa dari rumah. “Malas
makan ayam goreng, ummi,” katanya. Jadinya, ayam masih utuh hingga di rumah.
Kegiatan yang Ayyas sukai adalah mencari harta karun. Pencarian harta karun itu
berakhir saat mendapat gantungan lampu berbentuk boneka. Jika ditekan tombolnya,
akan mengeluarkan cahaya beraneka warna. Menyenangkan tentu saja. Ayyas cerita dia
tak bisa tidur. Katanya,” Aku nggak bisa tidur karena kepikiran Ummi,”. Saya
memeluknya karena tersentuh tapi juga tersenyum lucu karena tak mungkin dia tak
tidur semalaman. Bunda Dede mengirimkan foto Ayyas tertidur. “Ini yang
dinamakan tidur-tidur cantik”. Hahhaaa …
コメントを投稿