Mau tampil mentereng, tentenglah tas merek beken. Tak
perlu beli jika kantong cekak. Dengan sistem sewa, duit hemat, gengsi pun
dapat.
Dior. Toscano. Versace.
Prada. Merek-merek beken itu tak asing lagi di mata wanita kalangan atas. Ke
mana pun kaki melangkah, rasanya tak afdol bila tidak menenteng tas karya
perancang top dunia itu. Meski harus dibeli dengan harga selangit, tak masalah
demi gengsi.
Tetapi, jika gonta-ganti tas
merek beken, kantong pun bisa jebol. Apalagi, biasanya tas hanya dipakai
sekali. Setelah itu jadi pajangan. Bagaimana menyiasati agar bisa menyandang
tas bergengsi tanpa menguras kocek? Dewi Hendrawan punya cara jitu.
Wanita 30 tahun itu tak
perlu repot-repot membeli tas berbagai merek. Jika perlu, ia cukup datang ke
persewaan tas Smart Diva. Satu merek bisa sekali pakai, berikutnya ganti merek
lain. Siapa yang tahu bahwa tasnya barang sewaan.
Sejak mengetahui ada tempat
persewaan, ia memilih menyewa ketimbang membeli setiap kali butuh tas. Manajer
artis itu kali pertama menyewa tas merek Dior Rp 500.000 sehari. “Saya butuh
untuk menghadiri ulang tahun teman. Semua tamunya orang terkenal,” ujar Dewi.
Di pesta bertabur selebriti
itu, ia harus tampil berkelas. Toh, tidak ada satu pun pengunjung pesta
mengetahui bahwa ia menenteng tas sewaan. “Saya nggak bilang siapa-siapa,” ucap Dewi setengah
berbisik. Lagi pula, tas mahal yang ditenteng Dewi tidak distempel “sewa”.
Kini perempuan kelahiran
Jakarta, 1 Agustus 1976, itu mengaku sering gonta-ganti tas merek terkenal.
Untuk itu, ia harus bolak-balik ke Smart Diva. “Lebih baik sewa tapi asli
daripada beli tapi palsu,” ungkap Dewi.
Sebelumnya, Dewi pernah
memiliki tas Toscano seharga Rp 2 juta. Tetapi ia tidak sempat merawatnya.
Akibatnya, tas itu tak dapat dipakai lagi. “Susah banget menjaga kualitas tas,”
Dewi mengeluh. Tak mengherankan, ia sekarang lebih suka menyewa ketimbang
membeli dan merawat tas berkualitas tinggi.
Pemilik Smart Diva, Amanda
Sari, menyatakan bahwa sewa-menyewa tas merek terkenal sudah jamak bagi
sejumlah wanita kelas menengah atas Jakarta. Budaya ”irit” itulah yang
menginspirasi Amanda untuk membuka gerai persewaan tas. Untuk menjalankan
bisnisnya, ia merangkul Jessica Schwarze, sahabatnya.
Amanda dan Jessica merintis
bisnis persewaan tas beken, pertengahan tahun ini. Mereka hanya menyediakan
merek dunia yang sudah ngetop
di kalangan jetset, macam Versace, Prada, Chole, LV, Tod’s, YSL, Balenciaga,
dan Fendi.
Awalnya Amanda dan Jessica
adalah penggemar tas. Lantaran tas berharga jutaan rupiah itu hanya sekali dua
kali dipakai, puluhan koleksi tasnya hanya menjadi pajangan. Setelah berburu
informasi di internet, terbersitlah ide untuk membuat gerai persewaan tas.
Situs-situs luar negeri seperti Bag Borrow or Steal dan From Bag To dijadikan
rujukan.
Semula, banyak yang mencibir
usaha yang dirintis dua wanita itu. “Gila aja,
tas kok disewakan,” ucap Jessica, menirukan komentar beberapa orang. Tetapi
niat mereka sudah mantap. Tak peduli anjing menggonggong, kafilah tetap
berlalu. “Ini yang pertama kali di Indonesia,” ujar Jessica mantap.
Dengan modal Rp 100 juta,
mereka mulai berburu tas-tas merek ternama. Tak perlu ke luar negeri, cukup
mendatangi Plaza Indonesia dan Plaza Senayan. Setelah terkumpul 20 jenis tas,
layanan persewaan tas pun dipublikasikan. Para calon pemesan bisa mengakses
situs http://www.smart-diva.com.
Setelah menemukan tas yang
diinginkan, cukup dengan menelepon, lalu pesanan segera diantar. Basecamp tempat persewaan adalah
di rumah Amanda di Perumahan Pondok Indah, Jakarta. Kala itu, setiap akhir
pekan, lima hingga 10 orang memesan tas.
Lantaran pelanggan makin
berjibun, sejak 18 September lalu, Smart Diva membuka gerai di Jalan Bangka
Raya, Jakarta Selatan. “Supaya lebih bergengsi,” ucap Jessica. Di gerai itu
tersedia sekitar 50 item
tas yang bisa disewa. Harga sewanya bervariasi, tergantung klasifikasi yang
diberikan.
“Kami membaginya menjadi
tiga tingkatan,” kata Jessica. Tingkat pertama adalah couture, yakni tas-tas yang
harganya di atas Rp 10 juta. Selanjutnya kelas diva, dengan harga Rp 5 juta hingga Rp 10 juta.
Terakhir kelas princess, yang
ditujukan bagi tas seharga Rp 5 jutaan.
Jenis tas couture nilai sewanya sekitar Rp
1,8 juta per bulan. Diva
dibanderol sekitar Rp 900.000 per bulan, sedangkan princess memiliki tarif sekitar Rp 550.000 per bulan.
Ada keistimewaan lain apabila menyewa tas selama sebulan. “Bisa ditukar dengan
jenis lain selama tiga kali dalam sebulan,” ungkap Jessica.
Selain itu, harga sewa juga
tergantung mereknya. Misalnya merek Versace Metallic, yang harganya Rp 20 juta,
dapat disewa dengan harga sekitar Rp 1,750 juta per dua minggu. Maklum, tas merek
itu pernah digunakan Madonna. Ada juga merek Fendi Lace Embroidery Bag seharga
Rp 30 juta, kesayangan artis Jessica Simpson, yang bisa disewa seharga Rp
2.500.000 per dua minggu.
Paling eksklusif, tas merek
Hermess, yang harga jualnya Rp 120 juta, dapat disewa dengan harga Rp 6 juta
per bulan. Jessica pernah menyewakan tas merek Lois Vuitton Bucket Bag, yang
harganya Rp 30 juta, Rp 3 juta per dua hari. “Setelah itu, tas tersebut kami
jual seharga Rp 28 juta,” tutur wanita cantik kelahiran Jakarta, 13 April 1973,
itu.
Mereka yang tak sempat
mendatangi gerai bisa mengunjungi gerai maya di situs Smart Diva. Di situs ini
terdapat formulir khusus untuk penyewaan tas. “Bisa juga formulir itu difaks,”
kata Jessica. Persyaratan untuk menyewa tas ini tergolong mudah. Cukup mengisi
formulir pendaftaran serta menyertakan fotokopi KTP/paspor dan berdomisili di
Jakarta.
Kini Smart Diva telah
memiliki 120 pelanggan, dengan jumlah item
tas sebanyak 27 buah. Setiap bulan dilakukan pembaruan jenis tas. Mayoritas
penyewa berasal dari golongan menengah ke atas. Mulai mahasiswa, eksekutif
muda, hingga ibu-ibu rumah tangga. “Pokoknya, segala lapisan masyarakat,” ujar
Jessica.
Rach Alida Bahaweres
একটি মন্তব্য পোস্ট করুন