Sebagai jurnalis,
informasi datang dari banyak pihak dari berbagai kalangan. Termasuk informasi terkait
kejahatan. Pemberitaan semakin ramai saat pemberitaan kasus kejahatan seksual
di JIS. Wawancara berbagai pihak pun dilakukan. Tak berhenti disitu, entah
kenapa kejahatan pun mengular. Tak lama kemudian, informasi datang soal
kejahatans eksual yang dilakukan seorang pria bernama Emon di Sukabumi.
Jumlahnya nggak tanggung-tanggung yakni mencapai 100 anak! Mengerikan. Saya
merinding membaca kiriman berita dari kawan-kawan kontributor. Di sekolah, di
rumah, tak ada lagi tempat yang aman bagi anak. Lalu kemana lagi anak harus
bermain jika di tempat yang seharusnya aman malah membuat dia tidak nyaman?
Informasi yang
datang itu membuat saya pun menjadi semakin berhati-hati. Berulangkali saya
sampaikan ke anak agar menjaga diri dari orang yang tidak dikenal. Jangan
pernah ada yang mau di pegang-gelang! Teriak!
Saya juga menyampaikan
itu hingga ke sekolah Ayyas. Bunda di sekolah Ayyas mengatakan kalau sekolahnya
sudah menyampaikan hal yang sama kepada murid-muridnya. Tapi tentu, kita harus
selalu menjaga anak dengan sebaik-baiknya. Berdoa kepada Tuhan dan selalu
terbuka dan komunikasikan kepada anak atas apapun.
Tanyakan, “sudah
makan apa?’, “main apa tadi di sekolah”, “main sama siapa saja”. Intinya,
komunikasi dengan anak. Kerjasama dengan pasangan, asisten rumah tangga, hingga
Bunda di sekolah harus berjalan dengan baik. Tuhan, lindungilah anak-anak kami ….
கருத்துரையிடுக