Berkunjung
ke berbagai tempat di Indonesia tak lengkap rasanya jika tak membeli oleh-oleh
khas daerah yang dikunjungi. Termasuk saya yang hampir selalu berburu oleh-oleh
khas dimanapun saya berkunjung. Oleh-oleh tak hanya untuk saya konsumsi bersama
keluarga. Tetapi juga untuk tetangga dan teman kantor.
Sebelum
membeli oleh-oleh, ada beberapa tips yang seringkali saya lakukan yakni :
Jika
tak ada perencanaan membeli oleh-oleh, biasanya akan semakin binggung mau
membeli apa. Soalnya di tempat oleh-oleh punya banyak pilihan yang membuat kita
susah memilih. Alhasilnya biasanya saya malah kalap membeli barang yang
sebetulnya tak perlu dibeli. Sebaiknya
sejak dari tempat asal sudah merencanakan akan membeli apa sehingga tak
menyulitkan. Selain itu, tentukan juga membeli oleh-oleh untuk siapa. Saya kalau
membeli oleh-oleh kepada teman sekantor biasanya saya membeli yang dikemas agak
banyak. Misalnya keripik pisang sebanyak satu kiloan daripada membeli satuan
seberat 240 gram. Jadi biar makannya barengan ama teman sekantor. Tapi jika
membeli untuk tetangga pasti berbeda ukurannya. Oh ya, perencanaan ini penting
agar tak merepotkan juga saat proses packing dan tak harus kelebihan bagasi.
Perencanaan ini juga meliputi mau membeli dimana sehingga tak seperti saya yang
mengalami kesulitan saat membeli oleh-oleh.
Rencanakan Budget Membeli Oleh-oleh
Sebaiknya
budget membeli oleh-oleh juga tak terlalu besar. Usahakan hanya sekitar 5-10
persen dari total anggaran liburan yang dikeluarkan. Jangan sampai kapok
membeli oleh-oleh karena terlalu banyak dana yang dikeluarkan untuk membeli
oleh-oleh daripada berkunjung ke tempat wisata.
Perhatikan Masa
Kadarluarsa Makanan
Bagi
yang membeli oleh-oleh dalam bentuk makanan, perhatikan masa kadarluarsanya.
Misalnya makanan yang masa kadarluarsa 3 hari tentu harus dikonsumsi lebih
cepat daripada yang memiliki masa kadarluas lebih dari seminggu. Untuk saudara
yang rumahnya agak jauh, biasanya saya membeli oleh-oleh yang masa
kadarluarsanya lebih lama. Misalnya ikan asap dari Ambon yang bisa bertahan
lebih dari satu minggu jika disimpan dalam kulkas. Tapi untuk teman kantor saya
membeli yang masa kadarluarsa di bawah tiga hari. Soalnya dalam hitungan jam
biasanya oleh-oleh sudah habis. Hahhahaa ...
Tiga
hal itu sebetulnya hal yang paling mendasar saat membeli oleh-oleh. Terlihat
sepele namun membuat mood liburan tak
berantakan hanya gara-gara membeli oleh-oleh yang tak sesuai pilihan. Saya
biasanya membeli oleh-oleh khas yang telah berjualan lama sehingga rasa dan
kualitasnya telah terjaga dengan baik. Selain itu juga saya utamakan oleh-oleh
yang dibeli adalah memang benar-benar khas daerah itu. Ada beberapa oleh-oleh kuliner yang menurut
saya mengugah selera. Bahkan kala datang ke daerah itu lagi, saya selalu
membeli oleh-oleh yang sama.
Manisan Pala dari
Ambon
Bagi
sebagian orang, manisan pala ini akan membuat rasa yang aneh. Ada rasa manis,
kecut dan pahit yang berpadu menjadi satu. Nah, manisan pala ada yang manisan
pala basah dan ada yang manisan pala kering. Biasanya di kemas di plastik
kecil. Harganya hanya berkisar Rp 500-Rp 10 ribu per bungkus. Kalau ditanya
enak yang mana, menurut saya keduanya enak. Tapi saya paling suka yang manisan
pala basah soalnya kuahnya pedas. Hhehe.
Saya pernah membawa manisan pala ini
ke kantor, reaksi teman kanto ‘rasanya aneh’. Hahhaa. Buah pala menjadi salah satu
komoditas unggulan di Ambon yang di olah menjadi berbagai produk makanan.
Selain manisan pala juga ada sirup pala. Rasanya? Enaakk ….
Saya dan keluarga di Pusat Oleh-oleh di Ambon |
Manisan pala kering yang rasanya enak |
Nopia dari Banyumas
Setiap
kali datang ke Purwokerto, saya selalu membeli Nopia. Kebetulan lokasinya pas
di depan rumah saudara saya yakni di Desa Pakunden, Kecamatan Banyumas, Jawa
Tengah. Nopia merupakan oleh-oleh khas Purworejo yang berukuran bulat berwarna putih
dan memiliki beberapa rasa seperti cokelat, bawang, durian dan gula merah.
Kalau beli langsung di tempat produksi, harganya lebih murah. Untuk ukuran
kecil hanya Rp 7000 untuk kemasan berukuran 250 gram. Sedangkan di toko
oleh-oleh harganya bisa dua kali lipat. Saat datang membeli oleh-oleh Nopia
ini, saya bisa langsung melihat proses pengolahan. Bahkan saya juga bisa
melihat proses memasak di sebuah tungku raksasa yang terbuat dari tanah liat.
Nopia ini di bagian luarnya agak keras tapi di bagian dalamnya lembut. Biasanya
Nopia ini saya beli untuk oleh-oleh teman kantor atau tetangga serta saudara.
Masa kadarluarsa Nopia bisa lebih dari satu minggu.
Bakpia dari Jogja
Siapa
sih yang tak datang ke Jogja dan tak membeli Bakpia? Saya sih yakin hampir semua
orang yang datang ke Jogja selalu menyempatkan membeli bakpia. Bahkan kalau tak
membeli bakpia rasanya kurang pas. Hheheh. Di Jogja, ada banyak toko bakpia
yang bisa dikunjungi. Saat April 2017 saya ke Jogja, saya ke Bakpia Patok 25.
Pas datang ke sana, pengunjung tak hanya berbelanja tapi juga bisa melihat
secara langsung proses pembuatan Bakpia. Bakpia ini merupakan oleh-oleh khas
Jogjakarta. Ada berbagai pilihan rasa bakpia yakni bakpia rasa coklat, keju,
nanas dan durian. Harganya bervariasi mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu.
Proses pembuatan Bakpia |
Bakpia siap dijual |
Bir Pletok dari
Jakarta
Banyak
yang mengaku kebingungan saat mencari oleh-oleh khas Jakarta. Ada yang bilang
“Jakarta tuh nggak punya oleh-oleh khas” atau ada juga yang bilang “Paling
hanya kerak telor”. Eits, salah. Jakarta punya oleh-oleh khas yang juga
menggugah selera. Saat saya berkunjung ke Setu Babakan yang terletak di kawasan
Jakarta Selatan, banyak yang menjual oleh-oleh khas Betawi. Nah dua diantaranya
adalah bir pletok dan kue kembang goyang. Walaupun namanya bir pletok, minuman
ini sama sekali tak memabukkan. Minuman ini merupakan perpaduan dari rasa jahe,
daun pandan dan aneka rempah-rempah. Diminum panas ataupun dingin sama-sama
nikmat. Harganya pun cukup terjangkau yakni Rp 10 ribu per botol.
Asinan Bogor dari
Bogor
Karena
jaraknya yang tak terlalu jauh dari Jakarta, saya seringkali ke Bogor. Walau
hanya sekedar mencari suasana berbeda atau untuk mencari kuliner khas Bogor.
Dua kuliner khas Bogor yang menjadi favorit saya adalah asinan Bogor. Kedua
makanan itu saya biasanya beli di kawasan Gedung Dalam Jalan Sukasari, Bogor.
Asinan Bogor ini sudah sangat terkenal loh dan terjual hingga ratusan bungkus
setiap hari. Ada asinan Bogor sayuran, ada yang asinan bogor buah dan ada juga
yang campur. Harganya Rp 20 ribu cukup untuk dikonsumsi dua orang. Saya suka
sekali asinan ini karena segar dan emang enak. Sambalnya juga tak terlalu
pedas, kuahnya bikin nambah. Saya biasanya beli buat diri sendiri dan tetangga
yang kebetulan juga doyan asinan Bogor. Menurut saya, paling enak tuh makan
asinan Bogor dalam keadaan dingin saat cuaca panas, duh segarnyaa ...
Asinan Bogor |
Datang
ke Kudus tapi nggak beli jenang?
Kayaknnya nggak mungkin deh. Berulangkali saya datang ke Kudus dan membuat saya
selalu membeli jenang dan keciput. Jenang yang saya beli adalah jenang Mubarok
yang merupakan toko jenang terbesar di Kudus. Ada berbagai pilihan jenang yang
bisa dipilih dan tentunya dengan berbagai rasa. Jenang ini sekilas mirip dodol
tapi lebih kenyal dan lebih berminyak dibandingkan dodol.
Jenang ada yang dikemas dalam ukuran
lebih kecil dan bulat memanjang. Tapi ada juga yang ukuran lebih besar dan
dijual satuan. Saya sih biasanya membeli jenang yang ukurannya kecil dalam
jumlah banyak biar dapat dibagi-bagi kepada banyak orang.
Jenang Kudus. Sumber foto : Travel |
Dua
kali ke Makassar, saya selalu menyempatkan membeli otak-otak ikan tenggiri.
Semua berawal saat mengunjungi Makassar tahun 2006. Saat pulang, teman mengajak
saya ke Jalan Sumba Opo, pusat oleh-oleh khas di Makassar. Salah satu yang
ditawari adalah otak-otak. Awalnya saya mengira otak-otak ikan di Makassar sama
aja seperti yang di Jakarta, teryata beda. Kandungan ikan tenggiri pada otak-otak
ikan tenggiri di Makassar lebih banyak. Ukurannya lebih besar dan rasanya lebih
enak. Saking sukanya, bahkan saat dari Jayapura menuju Jakarta dan transit di
Makassar, saya menyempatkan diri membeli otak-otak ikan tenggiri yang dijual di
bandara. Agak mahal sih, tapi kan pengen. Namun sejak tante kesayangan pindah
ke Makassar, ia selalu menyempatkan membawa otak-otak setiap kali berkunjung ke
Jakarta. Harga satu kardus isi 20 adalah Rp 90 ribu. Saya lebih senang membakar
otak-otak ikan tenggiri sebelum di konsumsi. Soal harga jangan ditanya karena
memang enak.
Selain
6 oleh-oleh khas daerah itu, sebetulnya saya ingin juga mencicipi aneka
oleh-oleh khas Lombok. Hanya saja saya belum pernah ke Lombok. Sebetulnya kalau
mau nitip beliin teman sih bisa aja tapi terkadang saya sungkan. Untunglah ada Omiyago yang menjual aneka Oleh-oleh Indonesia termasuk oleh-oleh
khas Lombok.
Kuliner Indonesia di Omiyago.com |
Cara pesan Omiyago |
Kemasan di dalam kemasan esklusif |
-
Ayam Taliwang 200gr
-
Bebek Taliwang 200gr
-
Sambal Terasi Taliwang 150gr
-
Kopi Etnic 2 pack @100gr
-
Dendeng Ayam 250gr
Selain
itu, ada kartu ucapan yang menjelaskan secara rinci tentang kuliner khas
lengkap dengan cara penyajiannya. Keren banget kan? Misalnya di kartu ucapan
ditulis tentang sejarah kuliner Bebek Taliwang yang merupakan salah satu unsur
warisan budaya kuliner yang menjadi ikon makanan khas Suku Sasak di Lombok,
Nusa Tenggara Barat. Bebek Taliwang merupakan olahan bebek yang diramu dengan
bumbu-bumbu khas yang kemudian dibakar
sehingga memberikan cita rasa yang kuat. Soal rasa, oleh-oleh Omiyago enak dan pas dengan selera saya sekeluarga. Misalnya Bebek Taliwang yang bumbunya meresap hingga ke dalam daging bebek. Siapa yang tak tergiur?
Membeli
oleh-oleh di Omiyago membuat saya tak sekedar membeli dan mencicipi oleh-oleh
saja. Tetap semakin paham sejarah kuliner kuliner khas daerah dengan adanya
kartu ucapan itu. Omiyago merupakan pilihan terbaik untuk memberikan oleh-oleh
kuliner khas Indonesia tak hanya untuk diri sendiri melainkan juga untuk orang
lain. Jika suatu saat diberikan kesempatan untuk menjelajah kuliner khas Lombok
dengan mengunjungi Lombok, saya berharap bisa bersama Ladita Tour.
Aku suka nopia mb, di tempatku disebutnya ndog bledeg alias telur naga
Reply DeleteWuh namanya lucuuu
Reply DeleteAlhamdulillah yg belum pernah cuma yg dari Makassar. Tapi kalau lainnya dikasih lagi mau banget. :))
Reply DeleteHahhaa Asiiik yaa
Reply DeleteSaya baru tau Mba, ada sirup dari buah pala dan bakpia dari nopia. Enaknya pakai omiyago ini memang lebih praktis, dan lagi menghindari over bagasi ya.
Reply DeleteNah bener mba. Praktis banget ya mba Nita :)
Reply Deletewaa praktis banget ada tokonya,,,
Reply DeletePraktis banget mba. Sangat membantu :)
Reply Deletebaru kemarin aku search lagi pgn makan oleh2 surabaya sambel bu rudi eh di omiyago ada juga kalau ke surabaya selalu aja tutup tokonya krn klo kesana abis hubar kantor 😁
Reply Deletesemua oleh2nya unik y mb aku ngiler sama otak2 tenggiri 👌
Di rumahku lagi ada sambal bu Rudi, mba. Eunaak dan pedas. Aku punya loh mba poto ama BU Rudi pas jalan-jalan ke tokonya. Hahhaa
Reply DeleteSini bumil aku suapin yaa :)
Dari semua oleh-oleh di atas, yang sudah saya coba baru bakpia Jogja dan Otak-Otak :D
Reply DeleteSemoga besok-besok bisa coba yang lainnya.
Aamin, mba Andy :)
Reply Deleteaku suka tuh pala manis, mba. Tapi lebih suka yg berupa asinan gitu. Yg tanpa gula. Aduh langsung ngeces ngebayangin asinan pala nih 😜
Reply DeleteSsst aku juga suka yang pedas mbaa. Manisan yang manis euy :)
Reply DeleteWaah kangen Asinan Bogor nya. Suka banget sama itu. Tapi yang buahnya. Klo sayur gak doyan
Reply DeleteHahha sama. Aku ya senang yang buah, mbaa :)
Reply DeleteHahahahaa...aku emak yg jarang beli oleh2, ga mau ribet dan rempong bawanga mak.
Reply DeleteTerkecuali bakpia ato pie bali pasti beli coz oleh2 fav anakku.
Aih kalau aku masuk emak yang suka beli oleh oleh mbaa. Hehhe
Reply DeleteTerakhir makan manisan pala adalah zaman masih kuliah. Itupun dikasih teman yang entah dapat dari mana. Huh, lamanya...
Reply DeleteIih hayuk dicoba lagi mbaa :)
Reply DeleteOmiyago nyediain semua oleh2 khas daerah ya mba? aku lagi penasaran sama lapis legit harum dari Bali, pengen beli tapi mikir ongkirnya bakalan lebih mahal ngga yaa... #galau
Reply DeleteIyaa ada semuanya di Omiyago, mba :)
Reply Deleteenak banget ya mba jaman sekarang udah canggih. mau nyicipin kuliner khas di kota orang lain tinggal klik-klik sampe :D *eh jangan lupa trf juga sih hehe*
Reply DeleteHahha iyaa jangan lupa transfer yaa
Reply DeleteOmiyago kereeen, saya juga pernah dapat paketnya. Enak2 semuanya.
Reply DeleteTerus desainnya itu lho. Kece abis. Kotak ijonya sampai sekarang masih saya simpan.
Keliatan mewah banget ya mba Lidhaaa
Reply Deletesukaaaa bgt sama asinan bogor! tapi kenapa ya kurang suka dengan bakpia, padahal terkenal ya
Reply DeleteTErgantung selera ya mbaa Kania :)
Reply DeleteAku juga merasa kalau manisan pala itu rasanya agak aneh dilidah hihi. Waaw, omiyago keren ih, memudahkan buat icip oleh-oleh dari berbagai daerah. Jadi kepikiran, kalau nanti liburan nggak mesti ribet nyari sendiri *eh muehehe.
Reply DeleteHahha ada juga yang ngerasa begitu kok mbaa
Reply DeleteIni otak-otaknya menggugah selera. Ah jadi pengen deh >___<
Reply Delete