Sudah dua kali saya makan di Saung Pengkolan. Pertama kali saya makan di Saung Pengkolan saat datang bersama rombongan sekolah anak saya saat ia masih TK. Kala itu, kami mengikuti jadwal kunjungan ke Bandung yang hanya diikuti ibu-ibu dan anak-anak. Jadwal makan siang di Saung Pengkolan. Tempat makan ini adalah rumah makan khas Sunda yang terletak di tikungan. Mungkin karena berada di tikungan, maka tempat ini dinamakan ‘pengkolan’.
Jadi pengen nyebur ... |
Saat tiba di saung, makanan sudah siap tersedia.
Untuk rombongan, disediakan Nasinya panas yang dipadu beraneka lauk pauk seperti ayam, tahu dan tempe, membuat
perut kami yang keroncongan ingin sekali menyantap makanan. Apalagi ditambah
adanya sayur asem membua nafsu makan meningkat. Hmm nikmatnyaaa …. Hanya saja,
saat makan pertama, sambalnya kurang pedas di lidah saya. Padahal sebagai
penyuka sambal, saya tentu lebih memilih sambal yang pedas. Saya masih ingat
suasana di dalamnya yang penuh sesak berbagai orang yang menikmati masakan di
Saung Pengkolan I. Di sana, ada kolam ikan yang kerap menjadi tontonan
anak-anak kecil.
Akhir Januari 2016, saya berkesempatan makan di Saung
Pengkolan. Sepertinya terasa pas jika datang di wilayah Jawa Barat dan
mengkonsumsi makanan khas Sunda. Nah saat mampir itu, saya baru tahu bahwa
teryata Saung Pengkolan memiliki tiga cabang. Saat datang kedua kali, secara
tak sengaja saya datang di Saung Pengkolan II, sedangkan saat pertama kali
datang, saya datang ke ‘Saung Pengkolan I’. Wah, ini yang dinamakan kenyataan yang
tak disengaja.
Pengunjung Saung Pengkolan |
Unik ya hiasannya ... |
Suasana di Saung Pengkolan II lebih asri dibandingkan
Saung Pengkolan I. Di Saung Pengkolan II ditanami berbagai tanaman sehingga
menjadi lebih sejuk udara. Sirkulasi udara cukup baik walaupun sinar matahari cukup menyengat. Ketika kami sekeluarga tiba di
Saung Pengkolan II, tak banyak pengunjung yang ada. Mungkin masih pukul 11.00
WIB. Namun karena perut kami sudah keroncongan, kami pun tak sabar untuk makan.
Nunggu pesanan |
Untuk menu makanan, kami lebih memilih paket nasi
timbel. Ada nasi, ayam dilengkapi tahu, tempe hingga sayur asam dilengkapi
sambal. Hanya saja, sambal yang satu paket dengan nasi timbel tidak pedas alias
‘kurang nendang’. Makanya, kami kemudian memesan satu sambal yang pedass
sekali. Nah, setelah sambal ekstra pedas tiba, makin menjadi lebih nikmat. Apalagi pada saat lapar, bawannya pengen makan. Sayur asem yang disajikan di rumah makan ini segar sekali. Hanya saja, sayur asemnya kurang banyak, sehingga masih saja terasa kurang walaupun sudah habis makan tak tersisa. Ah, lain kali mampir lagi ah ...
wah tempat makan kayak gini memang enak ya suasananyaaa ^^
Reply DeleteSejuk udaranya, jadi nggak bosa juga menunggu makananan, mba
Reply DeleteRate harga tiap menunya berapa mbak?
Reply DeleteWah lupa ini masukkan di bahan blog, mba. Makasih sudah mengingatkan, mba Leyla :). Seingatku di atas Rp 25 ribu. Tapi yang mahal itu es teh. Segelas Rp 8000 euy
Reply DeleteKayaknya adem ya mba makan disana
Reply DeleteAdem dan enak juga ;)
Reply DeleteWah... kalau suka yg pedas, paket nasi biasa ya kurang nendang pedasnya, ya. Harus pesan yg extrapedas. TFS ya
Reply DeleteIyaa bener. Kalau nggak pedes ya kurang :)
Reply DeleteMelihat interiornya.... pelanggan pasti betah ya mbak. Soal harga... mungkin tidak sama pendapatnya. Yang penting kenyamanan... harga menyusul
Reply DeleteMemang dekorasinya bikin asyik, mbaa. Suasanya tuh menenangkaaan gitu .... Makasih sudah mampir, mbaa
Reply DeleteWah, penasaran dengan nasi timbelnya. :D Sepertinya enak
Reply DeleteEnak, mba. Panas-panas pulak :)
Reply DeleteSuasana memang lebih enak di SPII, tapi kalo kata saya sih makanannya lebih enak di SPI. Sayangnya, SPI baru kebakaran hari ii... sampe sekarang juga belum padam
Reply DeleteOh ya? Iya tergantung selera ya, mba. Iya tuh tadi lihat kalau ada kebakaran di SP1. Smoga segera padam. Amin
Reply Deletewah suasanya cozy banget ya kak. kalo main ke bandung kapan2 mampir lah
Reply DeleteIya bener. Nyaman deh :). Smoga ada waktu bisa main ke Bandung dan mampir :)
Reply Deletetempatnya asyik bgd ya mbak, kece bwt foto2, *tiada tempat tanpa narsis, hehe
Reply DeleteIya asyik bagi penggemar poto-poto. Wabil khusus penggemar selfie :). Hiihii
Reply DeletePertama-tama salam kenal balik dari bunda, ya. Trus itu asyik sekali makan di Saung Pengkolan liat singkong yang menggelantung, guede-guede banget. Kapan-kapan mudah-mudahan anak-anak bunda ngajak bunda pelesir ke wilayah ini dan makannya di Warung Pegkolan.
Reply DeleteTerima kasih, Bundaaa :)
Reply DeleteIya ya, bun. Jadi pengen makan singkong. Eh, salah fokus :)
Suasananya mirip sm restoran sunda cianjuran di area puncak yaa.
Reply DeleteBerasa di lembur hehe
Mungkin rata-rata restoran sunda seperti itu ya, mba. Makasih sudah berkunjung, mba :)
Reply DeleteHarganya masih lumayan bersahabat dan suasananya asri dan nyaman banget :)
Reply Deleteuenak ini ya mba, warung sunda biasanya ada sambel, pete, jengkol, bikin napsu makan :D
Reply Deletebakalan minta nambah ya mba :)
Reply Delete